DAJJAL MUNCUL DARI INDIA


Salah satu tanda akhir zaman yang akhir-akhir ini cukup menyedot perhatian adalah kehadiran seorang bernama Sai Baba, dia lahir dan tinggal di Desa Nilayam Puthaparti, wilayah timur Khurasan, tepatnya India Selatan. Benarkah dia Dajjal sebagaimana yang disebutkan oleh Rasulullah saw dalam haditsnya? Ada dua hadits yang menyebutkan hal ini; pertama, hadits yang diriwayatkan dari Abu Bakar as-Shiddiq, ia berkata: Rasulullah saw bersabda kepada kami, Dajjal akan keluar dari bumi ini dibagian timur bernama Khurasan (Jamiu at Tirmidzi). Kedua, sabda Rasulullah saw, Ketahuilah, bahwa dia berada di laut Syam atau laut Yaman. Oh tidak, bahkan ia akan datang dari arah timur. Apa itu dari arah timur… dan Beliau berisyarat dengan tangannya menunjuk ke arah timur (Shahih Muslim).

Hal yang cukup mengejutkan, sudah ribuan muslimin yang terjebak pada fitnah lelaki yang tertuduh sebagai Dajjal ini. Dan sudah lebih dari puluhan juta manusia dari berbagai suku bangsa dan agama yang masuk dalam tipu dayanya. Laki-laki ini bagai medan magnet raksasa yang mampu menyedot perhatian seluruh manusia dari berbagai negara. Mereka datang untuk memohon berkah dan karamah darinya. Dan lebih parah lagi, mereka yang datang menemuinya semakin yakin bahwa tokoh tersebut adalah Tuhan yang dijanjikan muncul di akhir zaman. Dialah Begawan Shri Satya Sai Baba Sang Avatar, seorang lelaki kribo yang tinggal di wilayah timur Khurasan, tepatnya India Selatan. Desa Nilayam Putthaparti. Laki-laki itu memiliki kemampuan menghidupkan orang mati, menyembuhkan orang lumpuh dan buta, bahkan mampu menurunkan hujan dan mengeluarkan tepung dari tangannya. Ia juga mampu berjalan melintasi belahan bumi dalam sekejap, menciptakan patung emas, merubah besi menjadi emas, dan banyak lagi berbagai fitnah yang ditunjukkan oleh Sai Baba kepada ribuan orang – bahkan – jutaan yang datang dari berbagai suku bangsa dan agama. Maka sudah saatnya bagi setiap muslim untuk mengetahui masalah ini, agar dirinya tidak menjadi korban berikutnya dari fitnah Sai Baba ini.

Beberapa korelasi dan keserupaan antara Sai Baba sang Avatar dan sifat-sifat Dajjal yang disebutkan oleh Rasulullah saw; Dajjal memiliki kemampuan berpindah dari satu tempat ke tempat lain dengan cepat, dan kecepatannya seperti badai atau secepat awan yang ditiup angin kencang, Sai Baba memiliki kemampuan berjalan menjelajahi bumi dalam perhitungan kejapan mata. Dajjal memiliki banyak pengikut bahkan di akhir zaman nanti banyak manusia yang berangan-angan untuk berjumpa dengan Dajjal, Sai Baba memiliki pengikut yang jumlahnya puluhan juta manusia. Dajjal mampu menghidupkan orang mati dan menyembuhkan orang sakit, Sai Baba memiliki kemampuan menghidupkan orang mati dan menyembuhkan para penderita kanker. Dajjal bisa menurunkan hujan, Sai Baba juga mampu menurunkan hujan dan mendatangkan air untuk penduduk Prasanti Nilayam. Dajjal bisa berpindah raga dan tempat, dari satu bentuk ke bentuk lainnya, Sai Baba bisa berpindah dari satu jasad ke jasad yang lain yang merupakan bentuk reinkarnasi dirinya. Dajjal akan mengaku sebagai Tuhan, Sai Baba mengklaim bahwa dirinya adalah Tuhan penguasa alam semesta. Dajjal datang dan bersama ada gunung roti dan sungai air, Sai Baba memiliki kemampuan mengeluarkan vibhuti (tepung suci) di udara dari tangannya. Dajjal akan muncul dan mengaku sebagai Nabi, Sai Baba mengaku akan menjelma sebagai al-Masih Isa setelah tahun 2020. Dajjal akan muncul lalu mengaku sebagai orang bijak, sehingga banyak sekali orang yang tertarik untuk mengikutinya, Sai Baba mengaku sebagai orang bijak yang membawa misi kebajikan untuk jagat raya. Dajjal pimpinan orang Yahudi, Sai Baba memiliki misi menyebarkan teologi zionis.

Pada akhirnya, kita telah mengetahui betapa besarnya fitnah dan subhat yang ditimbulkan oleh Sai Baba ini. Lalu apa yang harus kita lakukan dalam menghadapi fitnahnya? Bagaimana jika tuduhan bahwa Sai Baba ini kelak terbukti sebagai Dajjal yang dijanjikan, dan bagaimana jika ia hanya salah satu dari 30 Dajjal pendusta penebar subhat?

Jika benar bahwa Begawan Sai Baba adalah Dajjal yang dimaksud, maka antisipasi yang paling dini adalah hendaknya setiap muslim tidak pernah melupakan doa perlindungan dari fitnah Dajjal, juga membaca sepuluh awal dan sepuluh akhir surat al Kahfi, setidaknya pada setiap malam Jum’at. Selebihnya, jangan sekali-kali berfikir untuk mendatanginya, meski sebatas penasaran dan sekedar ingin tahu, apalagi untuk mencari solusi darinya, na’udzubillah. Sudah banyak kyai dan ulama India yang melakukan hal itu. Mereka datang untuk sekedar ingin tahu atau klarifikasi atas semua isu tersebut. Akan tetapi yang terjadi justru sebaliknya, tiba-tiba saja mereka takluk dan mengakui kebenaran ajaran yang dibawa oleh Sai Baba. Umat Islam di Nilayam Putthaparti yang dibangunkan masjid oleh Sai Baba-pun tak kuasa untuk tidak mengakui kebenaran dan kebesarannya, bahkan mereka berani memberikan pujian bahwa Sai Baba lah yang membuat keimanan mereka bertambah dan pengetahuan mereka tentang Islam dan Alquran menjadi lebih baik.

Diambil dari forum http://www.indomp3z.org

Update dari beberapa blog :

“Dajjal adalah seorang laki-laki yang gemuk, berkulit merah dan berambut keriting…” (HR.Bukhari dan Muslim)

“Diawal kemunculannya, Dajjal berkata, Aku adalah nabi, padahal tidak ada nabi setelahku. Kemudian ia memuji dirinya sambil berkata, Aku adalah Rabb kalian, padahal kalian tidak dapat melihat Rabb kalian sehingga kalian mati (HR.Ibnu Majah)

Antara DAJJAL dan SAI BABA

1) Dajjal seorang laki yang berpostur pendek, gempal, berambut kribo, berkaki bengkok (agak pengkor). Sai Baba seorang yang berpostur pendek dan berambut kribo.

2) Dajjal memiliki mata yang buta. Sai Baba pernah mengalami kebutaan di waktu muda kemudian sembuh kembali.

3) Dajjal datang dan bersama ada gunung roti dan sungai air. Sai Baba memiliki kemampuan mengeluarkan vibhuti (tepung suci) dari udara melalui tangannya.

4) Dajjal memiliki kemampuan berpindah dari satu tempat ke tempat lain dengan depat dan kecepatannya seperti hujan badai atau secepat awan yang ditiup angin kencang. Sai Baba memiliki kemampuan berjalan menjelajahi bumi dalam hitungan kejapan mata.

5) Dajjal mengikuti pengikut yang sangat banyak, bahkan di akhir zaman nanti banyak manusia yang berangan-angan untuk berjumpa dengan Dajjal. Sai Baba memiliki pengikut yang jumlahnya puluhan juta manusia dari berbagai macam suku, bangsa, negara dan agama.

6) Dajjal akan muncul dengan mengaku sebagai orang bijak/ baik, sehingga banyak sekali orang yang tertarik untuk mengikutinya. Sai Baba mengaku seabgai orang yang bijak yang membawa misi perdamaian, cinta kasih menghapuskan segala persengketaan dengan bijaksana.

7) Dajjal akan muncul dan sebagai nabi. Sai Baba memposisikan dirinya sebagai nabi kepada pengikut2nya.

8) Dajjal akang menggunakan nama Al-Masih. Sai Baba mengaku akan menjelma sebagai Isa Al-Masih setelah tahun 2020.

9) Dajjal akan mengaku sebagai Tuhan. Sai Baba mengklaim bahwa dirinya adalah Tuhan penguasa alam semesta.

10) Dajjal akan mendakwahkan agama Allah. Dalam banyak majelis darshanya Sai Baba banyak berbicara tentang Islam, Al-Qur’an dan keharusan untuk memahaminya.

11) Dajjal mampu menghidupkan orang mati dan menyembuhkan orang sakit. Sai Baba memiliki kemampuan menghidupkan orang mati juga menyembuhkan penyakit kanker.

12) Dajjal dapat menurunkan hujan. Sai Baba memiliki kemampuan menurunkan hujan dan mendatangkan air untuk irigasi (di NTT sedang di bangun proyek Sai Baba untuk pengairan di daerah yang kering).

13) Dajjal bisa mengeluarkan perbendaharaan (perhiasan dan harta) dari bangunan yang roboh, lalu perbendaharaan itu akan mengikuti ratunya. Sai Baba mampu menciptakan patung emas, kalung emas, injil mini dan berbagai bentuk medalai berlafadz ALLAH dalam sekejap.

14) Dajjal akan membunuh seseorang dan menghidupkannya kembali. Sai Baba bisa menghidupkan orang yang sudah meninggal dunia.

15) Dajjal bisa berpindah raga dan tempat dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Sai Baba bisa berpindah dari satu jasad ke jasad lainnya yang merupakan benruk reinkarnasi dirinya.

16) Dajjal bisa membesarkan tubuhnya. Sai Baba memliki kemampuan berjalan di udara dan membuat kemukjizatan pada sebuh pesawat terbang.

17) Dajjal biasa keluar masuk pasar dan makanan. Sai Baba juga manusia biasa yang makan dan minum sebagaimana manusia lainnya, ia juga bisa berjalan ke pasar, rumah sakit, proyek irigasi dan tempat lain yang biasa dikunjungi manusia.

18) Dajjal bisa memerintahkan bumi untuk mengeluarkan tumbuh2an dan air. Sai baba bisa mengeluarkan air dengan hentakan kakinya.

19) Dajjal tidak memliki anak. Sai Baba mandul, ia tidak beranak dan tidak berkeluarga (tidak menikah).

20) Dajjal memimpin orang yahudi. Sai Baba memiliki misi menyebarkan teologi zionis.

21) Dajjal muncul di zaman pertikaian. Sai Baba mengklaim bahwa ia datang dari masa banyak pertikaian dan persengketaan, dan kedatangannya untuk menegakkan kebenaran dan membinasakan kejahatan

Wahai kaum muslimin, apa lagi yang kita tunggu, marilah segera kita kembali kepada Allah dan rasulnya.

“Jika salah seorang diantara kalian telah menyelesaikan bacaan tasyahhud akhirnya, hendaklah ia meminta perlindungan kepada Allah dari empat hal.”

Hendaknya ia berkata :

‘Ya Allah, aku memohon perlindungan pada Mu dari siksa Neraka Jahannam, adzab kubur, fitnah (cobaan) hidup dan mati serta dari keburukan fitnah Dajjal.”

semakin aneh saja, bagaimana menurut teman2, antara percaya dan tidak percaya…

172 thoughts on “DAJJAL MUNCUL DARI INDIA

  1. andric

    kl gw mah kagak percaya tuh ama ceritanya, soalnya keliatan seperti dibuat2 gitu deh…. yang pasti KI AMAT dah deket…cepet tobat dehhhh xixixixixi…salam peace

    Reply
  2. al kibrit

    nungguin dajjal , seingat saya ga ada perintah dari siapapun untuk nungguin atau mengantisipasinya. Sepertinya buang-buang energi saja.

    Reply
  3. ricisan

    hhmmm…memang seh kalo menunggu dajjal memang ga pernah ada hasilnya, yang terpenting gimana kita bisa selalu berbuat yang terbaik selagi hidup ya khan..jangan kayak dajjal…!!!

    thanks.. all

    Reply
  4. amrosi

    semua yg tercipta di dunia adalah kehendak allah, apaun kehendaknya ,, ngga ada bakalan yg bisa antipasi, apa seh artinya manusia, di banding kehendakNya,
    cuma orang yang buta aja sibuk ngurususin dajjal, nabi, or mahaAvatar, he he he he he he makanya cepet sadar, dan bangun dari mimpi!!!!!1 baru deh kenal ama avatar atau nabi,,,,

    Reply
  5. angga

    aku sudah sering baca masalah dajjal..termasuk sai baba yg banyak jadi obrolan kaum muslim..ada ga sih isa jelasin mulai kapan pertama sai baba memulai aksinya di india dan sudah berapa lama hingga sekarang..?jelasin doonk..

    Reply
  6. verden

    itu semua adalah sebagian dari kebesaran Allah…
    yang penting kita taat dan beribadah kepada-Nya,
    insyaAllah kita akan selalu dalam ridho dan lindungan-Nya. Amin…
    apapun yang terjadi adalah kehendak-Nya.

    Reply
  7. ricisan

    semoga saja ALLAH SWT selalu memberikan kepada kita kemudahan dalam neghadapi semuanya…
    dan juga selalu melindungi kita dari Dajjal yang terkutuk…
    amin

    Reply
  8. RoOmDETwU

    KAyANYA MAng DAh TANDA”{2 AKhir dunia deh…
    bnyak orng gila yg ngaku”2 dirinya tuhan atau nabi…contohnya golongan al”qiyadah….”ya allah berikan siksaan yg berat bagi mereka yg mempersekutukan mu…”

    Reply
  9. ozzy ozbound

    yang jelas……!!!!!kiamat/hari akhir makin dekat,ndak mungkinkian menjauh!!,mau sai baba atau siapapun terserah,terserah pada dirikita sendiri yg memgatasi jalan hidup kita ini!!!

    mas baba boleh ndak maibn kerumah………!!!!

    Reply
  10. ally

    ALLY : ajarin gue sulapan duonk,sekalian main kerumah yaw!
    SAI BABA: yoi dab,kapan2 tak main kerumah ente!tenang aja ntar gue turunin deach semua ilmu gue ke loe……!yoi priend 4eper

    Reply
  11. roni

    Dzikir selalu agar kita dekat pada Allah SWT dan tidak terpengaruh pada Dajjal yang memang benar-benar musuh yang nyata. Dajjal pasti datang dan akan dimusnahkan oleh Imam Mahdi. Allah SWT Maha Tahu dari apa yang kita tahu dan Allah SWT Maha benar dan tidak akan pernah sedikitpun membuat kesalahan. Doa kan saya ya agar selalu mengingat Allah SWT, Mentaati segala aturannya dan dijahui dari segala larangannya

    Reply
  12. Nico Rahardian

    gw ga setuju, Sai Baba bukan seperti yang dimaksud. dia sendiri justru mengajarkan agama universal. dia reinkarnasi 2kali. dan tidak ada perbuatan dia yang dapat dicurigai

    Reply
  13. zie

    ati ati ya… banyak yang punya kepentingan untuk menyebar luaskan berita spt itu untuk maksud tertentu… soo guys ati² Ok

    Banyak orang² yang tidak ada tenang sebelum orang² itu masuk dalam perkumpulannya

    Thx

    Reply
  14. Cak Gusstom

    JANGAN MALU2IN ORANG ISLAM AAH…
    SAI BABA AJA DIBILANG DAJJAL, GWA 100% BISA NIRUAN SEMUA MUKJIZAT CIPTAANNYA…. ORANG2 ISLAM YANG BILANG GINI PADA SAKIT, DAN PIKIRANNYA KONSPIRATIF. MUHAMAD ISA DAWUD YANG BUKUNYA “DIALOG DENGAN JIN MUSLIM” LAKU KERAS ITU JUGA PEMBOHONG BESAR YANG MENYESATKAN UMMAT ISLAM DEMI KEUNTUNGAN PRIBADINYA…

    Reply
  15. tw

    infonya bagus…tapi yg ingin saya tanya,mengapa kita harus membaca al-kahfi hingga harus 10 awal ayat dan 10 akhir ayat?
    mengapa harus ada bilangan 10? dan mengapa harus al-kahfi?
    tolong diperjelas
    terimakasih
    tw

    Reply
  16. liffham

    Astagfirullah ,, Ya Allah Ampunillah dosa mereka yg telah ,, terjerumus dalam kemusyrikan ,,,, Nauzubillah minzalik ..
    Ya Allah jauhkan Hamba dari perbuatan syirik ..

    Reply
  17. ghopink

    boleh2… mang dari sononya india bikin heboh mulu!

    pilm india tuh, heboh goyangannya…
    hmmm.. msalah aliran sesat, wah heboh ahmadiyah kan?!
    belum puas juga… nih heboh dajjal!!!

    Reply
  18. nasir

    kalo mank to mua betol,kirimin aku bukti yang lain berserta photonya,,,
    menarik ne wat di perbincangkan…!

    Reply
  19. mahmudin

    Apa tuh SAI BABA???
    Demi Allah “DIA BUKAN DAJJAL”,
    Suruh Datang ke AKU, aku mau minta duit nihh.
    Lebih baik enjoy aja mikirin keperluan kita sehari-hari dan hidup jujur, orang gitu aja dipikirin.

    Reply
  20. Dika

    Bakar buku yang disebut “Al-Quran” itu. Isinya cuma kebohongan belaka.
    Lihat realita yang ada, apakah ajaran di dalamnya menunjukkan kebenaran???
    Berapa banyak lagi yang harus jadi korban karena seruan membunuh manusia lain???

    Satu pertanyaan untuk kalian, jika kalian merasa agama kalian paling benar mengapa Islam tidak berjaya??? Lihat negara yang mayoritas Islam, kalau tidak berperang dengan sesama warga, menganiaya orang lain yang bahkan seagamanya (TKI).
    Di Indonesia, dimana kekuatan kalian dengan agama lain imbang pasti bentrok(seperti Poso, Ambon)

    Kalian adalah umat arogan yang tidak punya toleransi dan BODOH karena begitu saja percaya apa yang tertulis di buku yang kalian sebut kitab dan percaya pada orang yang kalian muliakan yang kalian beri nama Alim Ulama(Alim yang kelakuannya tidak Alim)

    Reply
    1. coy's

      HAI BUNG DIKA BERTERIMAKASILAH PADA ISLAM SBG AGAMA MAYORITAS, MUNGKIN LO G DA PANCASILA AGAMAMU SDH DIMUSNAHKAN DAN KAMU BESERTA KELUARGAMU AKAN DIBANTAI, KRNA ISLAM AGAMA ROHMATALLILALAMIN MAKA HAL ITU G TERJADI. LO SEANDAINYA AKU BERTEMU KAMU AKU BERSUMPAH AKAN MEMBUNUH KAMU DAN ORANG” KAFIR SEPERTIMU KRNA TELAH MENGHINA AGAMAKU. DASAR ANJING………….KEPARAT

      Reply
    1. sata

      hallo bung andika… bertobatlah anda ke agama yg bener, silahkan cari tau isi INJIL Barnaban. Semoga kamu mendapat Hidayah dari Allah SWT. Amiin.

      Reply
  21. ricisan Post author

    bro….
    jangan menutup mata thdp apa yang dilakukan kafir atau israeli terhadap
    orang2 islam di palestine, atau dimanapun tempat di dunia ini termasuk di poso, bacalah awal konflik yang timbul di poso, pembantaian yang dilakukan oleh mereka sangat tidak masuk akal sebagai manusia yang punya perasaan, dan semua itu menyebabkan pembalasan, dan inilah wujud pembalasan itu, kamu juga harus sadar, dan jangan terlalu munafik dan kemudian menutup mata terhadap apa yang umat kalian lakukan, raksasa tidak akan marah jika semut tidak menggigit kakinya…

    dan kembali lagi pada kaedah yang sebenarnya, bahwa kamu dan aku
    mungkin memiliki agama yang berbeda, jangan jadikan agama yang berbeda diantara kita sebagai awal untuk memupuk permusuhan, mari temukan kesamaan dan kita pun menjadi generasi yang tidak saling membenci akibat perbedaan agama, namun itu terserah kepada kamu dan cara pandang yang kamu miliki…

    salam perdamaian.

    Reply
  22. SI Boyz

    Saya Rasa Dy Bukan Dajjal Yang Dimaksud
    kemampuannya udah sama
    tapi Ciri2nya Kan Bukan Seperti yang Di tulis Dalam Alquran dan Hadis Slama Ini
    tetapi tak ada salahnya jika kita Antisipasi
    sesungguhnya semua itu Wallahualam

    Reply
  23. raja setan

    haha..
    dasar kalian memang bodoh manusia !!
    sai baba itu anak buah saya, dia memuja saya.
    dajjal yang sebenarnya adalah teman saya yang bernama WILDAN.
    WHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA…………………….
    (raja setan dari neraka)

    Reply
  24. Fleksibel_only

    w g pcya, orng bs sprt itu, toh klo emnk saibaba bs jd “ultraman” knp g prnh dpublikasiin d tv2? w hanya liat d media sj th blm ckp bukti/fakta yang jelas.terkadang bwt w c penulis “melebih2kan”.Tuhan mncptakan manusia sbgai makhluk yg plng smpurna, cblah gunakan akal sehat n hati,persepsi org tuh selalu berbeda2 mnrt mreka, slma mereka tdk membunuh, memerkosa, dll. dan bs jd orng yang berarti dlm hdp org lain, aplg bs menjadikanya lbh baik.. w c asik2 aj, g perlu liat negri org, negri qt aj msh rusak,aplg bnyk alran sesatnya. so cermin dulu deh apkah QT sdh lbh baik….?????

    Reply
  25. john lennon

    aaah…ente tau darimana dajjal muncul di India 🙂
    kemaren si Dajjal gw ajak jalan-jalan..
    Dajjal yang mane nih??????????????????????

    Reply
  26. nHiEa

    wah,,Dajjal sudah datang..?????????
    yang bener nich….!!!!!!
    duch..jadi makin takut aja nich..berarti sai baba ini dajjal yang paling hebat ya..cuz dia bisa nembus penjara besi yang yang sangat tebel dari penjara yang ada di dunia..tapi dia koq ga takut sm adzan yah????
    cuz setau gue,,disaat ga ada adzan dajjal mulai mencoba menggerogoti penjara besi tersebut.tapi,setiap kali adzan berkumandang,penjara besi itu kembali seperti semula lagi…
    so,,tebakan gue bener kan kalo sai baba ini dajjal yang paling hebat cuz dia bisa lolos dari penjara itu…

    Reply
  27. gie

    yupz……………
    banyak2lah b’bwt kebaikan dan haruslah kuatkan tekad dan tujuan……………….setulus hati…………..

    Reply
  28. rafi

    woi..dika…!!!
    pastikan dulu agama lu benar ga? patung aja lu sembah…
    agama islam adalah agama yang pasti,agama yg sangat mulia,perseteruan sesama kami adalah ujian untuk kami,jd lu jgn sok tau mengklaim ajaran kami bodoh!
    sesungguhnya orang kafir cuma akan menjadi bahan bakar di kerak2 neraka!
    masalah dajjal,itu belum seberapa,ntar kalo dah keluar semua dajjal, baru semua pada kalang-kabut……

    Reply
  29. nurona

    dajjal akan keluar kalo orang2 tidak membicarakannya. mungkin ini cuma pencari sensasi aja tapi terpenting kiamat dah dekat. Ayo, nabung kebaikan kawan

    Reply
  30. rafi

    ada atau tidaknya dajjal tergantung diri kita masing2,kita juga ga bisa memastikan diri kita bisa selamat dari dajjal,kalau gw boleh memilih,lebih baik mati dulu dari pada ketemu dajjal,gw sendiri ga tau bisa selamat dari dajjal atau tidak,yg jelas bagi semua umat islam,pertebal lah iman,banyak2 zikir…
    buat say baba>>>> rambutnya di potong mohak aja tuh..!!!

    Reply
  31. Anwar Ashari

    Keberanian yang luar biasa bila seseorang berani mengaku dirinya sebagai Tuhan. Tapi saya tidak takut padanya sebab saya punya Tuhan. Sai Baba hanya sebagai manusia. Tapi Tuhan saya adalah TUHAN PENCIPTA ALAM DAN SELURUHNYA.

    Reply
  32. icky

    sbnr’y aku jg gk prcaya . tp yaa di prcyain aja dh .
    coz krag krag ni emng udh bnyk bgd tnda tnda dajjal mo kluar .
    tp yg pnting mah , qta ttep twkal aja .
    and gk mdah trpngaruh sm crita2 yg msh smpang siur ky gtu .

    Reply
  33. Diandra

    Sai Baba memang ada di India, dan di puja2 di sembah2 oleh orang2 Hindu sebagai Tuhan mereka. Kalau ada diantara anda yang tidak percaya Sai baba itu ada, datang lah ke India, anda akan lihat sendiri seberapa besar pengaruh dia dalam mebuat fitnah di muka bumi ini?….
    Selama saya di India dan sampai saat ini, saya banyak sekali menemukan orang2 India menyembah Sai baba, menempel foto2 sai baba di toko2 mereka, rumah dan kuil2 sai baba.

    Semoga kita termasuk dari hamba2 Allah yang dijagai, amiien

    Salam dari India

    Indonesian student
    Jamia Millia Islamia University

    New Delhi- India

    Reply
  34. islam

    woi kalo ngomong hati2 jgn jelek-jelekin islam…
    kalo mau jelek-jelekin isalm nsini ngomong depan gw jgn cuma disini beraninya…
    where are you DIKA

    Reply
  35. anid

    WEBSITE INI SUNGGUH OMONG KOSONG BELAKA..
    JANGAN BERANI BERAGUMEN JIKA ANDA TIDAK PUNYA BUKTI YANG KUAT…
    DARI CERITA ANDA SANGAT JELAS TERLIHAT BANYAK KEJANGGALAN YANG TERJADI…ADA BEBERAPA BAGIAN YANG TIDAK SESUAI DENGAN BUKTI DARI CIRI2 SEORANG DAJAL….INTINYA JANGAN SOK TAU…ANDA BISA MEMECAH BELAH AGAMA DENGAN ADANYA SITUS INI….JANGAN KARENA EGO SEMATA ANDA MEMBUAT ARGUMEN YANG HANYA MENURUT ANDA ITU BENAR….HANYA ORANG BODOH DAN MUDAH PERCAYA SERTA TIDAK KRITIS YANG MEMPERCAYAI TULISAN ANDA….MOHON MAAF JIKA ADA KATA YANG SALAH…..COBALAH INSTROPEKSI DIRI ANDA…

    Reply
  36. ricisan

    salam.
    kepada anid said….

    cerita tersebut saya ambil dari website “www.indomp3z.org”
    silahkan kritisi web tersebut, karena lengkapnya tentang berita itu ada diweb tersebut, saya hanya membantu untuk menyebarkan informasi dari web tersebut………

    salam hangat

    Reply
    1. yuyu

      kepada dika ni kterlaluan sekali,it sbuah penghinaan yang nyata bagi islam. dunia akhirat manusia macam itu tdk akn selamt.Allah akn melaknat orang2 sepertimu.

      Reply
  37. siabol

    kata guru ngaji aku …. terlepas emang benar ato tidak soal dajjal sudah datang …. selagi dia hadir di dekat kita, lebih baik kita gak perlu tau atau penasaran ingin melihat spt apa itu dajjal, lebih baik banyak istighfar aja dan banyak mengigat Allah SWT …. yang jelas dalam ajaran islam dajjal itu pasti datang diakhir jaman

    Reply
  38. siabol

    oh … ya, untuk teman-teman sesama muslim, emang itu kan yg diharapkan dari agama lain, takkan berhenti memusuhi kita sampai kita mengikuti agama mereka ….. benaarkan apa yang terkandung dalam Al Qur’an …, jadi jgn coba-coba melecehkan Al Qur’an kalau belum pernah membaca isinya secara benar ….. jadi Al Qur’an itu hanya untuk orang-orang yang berpikir, kalau untuk orang-orang yang asal ngomong aja jelas gak akan paham dengan isi Al Qur’an

    Reply
  39. Orang gila

    artikel yang bohong dan gak bermutu…klo emang bener ada…koko gak kluar di tv…gw gak pernah lihat tuh

    Reply
  40. rokep

    semua ga bener tuh,,,,kalo emang dia ngaku tuhan…kita NUKLIR aja tuh kota sialan.beres kan?????
    kota KAFIR!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

    Reply
  41. Muslimah

    belum tentu itu benar. Yah kita ambil saja hikmahnya… Itu bertanda kita harus taat beribadah. Shalatlah kamu sebelum dishalatkan. Sebelum kita membayar hutang, carilah bayaranya ,,, semoga Allah selalu melindungi kita semua…

    Reply
  42. Abdull Rahmann

    inti nya, setiap malam jum’at, di utama kan umat islam ber doa, agar pada hari jumat tidak terjadi hal” yg tidak di ingin kan,

    Kiamatt sudahh dekatt, segeraaa tobattt,

    >,<

    Regards, AbduL*,

    Reply
      1. ABYYY

        Maksud LOE????klo ga suka sama ISLAM ya udah ga usah ngehina kaya gituuu,,toh agama mu ya buat kamu dan agamaku ya buat aku,,,
        masa kamu mau mengikuty lia edan yang pernah menjadi NAPI????
        SADAR atwuhhhhhh……KIAMAT UDAH DEKET jangan nambah-nambah DOSA…TOBATLAHHHHHH………!!!!!!!!!!!!!!!!!!

  43. ricisan

    ocha.
    silahkan aja.

    @suhu.
    jangan mengajan seseorang dengan alasan paksaan atau pembenanran yang itu belum dapat dijelaskan…
    silahkan bertaubat bro….

    Reply
  44. shino

    @suhu:hahaha…kmu emang lucu berfikir seperti anak kecil yg lucu(polos)…

    Sahabat,
    ap comment mu itu mencerminkan agamamu?
    Apkh agamamu mengajarkan utk menjelek2n agama lain?

    Brrti agama mu itu agama yg lucu donk?
    Hhahaha.
    Sahabat fikirkan lgi agama yg kmu jelek2kan(tobat).jangan salahkan sya nanti d akhirat…pesan sya klo tidur berdoa dlu agar setan tidak masuk kedalam mimpi mu…

    Reply
  45. Ufiq al dajjal

    Aq adalah dajjal… Brani x kamu menjelek2an aq.. Brati d indonesia sdh trsbr…
    Hati2 akan ad gempa slanjut x…hahaha

    Reply
  46. PENDENGAR

    dajal = dada + bujal (udel) emang kita sering banget liat dajal dimana2, kaya lagu mbah surip” sidajal dimana-mana….

    Reply
  47. Rimung_Tapa

    Ribut apaan sich….masalah dajjal??
    gak usah jauh2,,,tu dah mampir di blog ini (DIka & Suhu)
    Ya khan???
    Nak mana mereka ya??
    Mampir dunk kmari,,,biar gw ajarin berakhlak yg bagus…
    Btw,,,kl sei baba bs idupkan org mati,,tlg idupin lg p’suharto,biar bisa di sidang…wakakakak

    Reply
  48. Ricky Ramirez

    Wah Gua jadi PENGEN tarung dengan tuh DAJJAL
    Bukannya sifat DAJJAL ada pada setiap hati orng yang kurang ber iman (suka berdusta)

    Reply
  49. uthi

    aakkkhhhh..
    q gg prcaya dehhh…
    gmna nnti z, klo q liat bner, bru prcaya…..
    akhhhh…… q makh brdoa z sing we gg ada

    Reply
  50. vernant

    Astaghfirullah..
    hai kawan…
    kiamat itu tidak ada yang tahu. Bahkan malaikatpun tidak tahu kapan kiamat yang terjadi. Hanya Allah yang tahu rahasia besar itu. Janganlah kalian mengandai-andai bahwa kiamat sudah dekat. Karena jika anda mengatakan seperti itu, maka anda telah mendekati syirik. Cukup kita bayangkan aja proses yang mendekati hari akhir untuk kita jadikan evaluasi agar iman kita kepada Allah bertambah…
    Terlepas Sai Baba itu dajjal atau bukan, kita sebagai umat muslim tidak usah terlalu menggebu-gebu membuat statement bahwa ia memang dajjal. Biarkan saja! Anggap saja itu saudara kita yang salah jalan.

    @rimung : janganlah mengeluarkan kata2 buruk yang dapat menyinggung perasaan sodara kita sekalipun dia telah berkata kotor dan buruk!! OK bro…

    @Suhu & Dika : Banyaklah istighfar jika anda Islam! Jika anda bukan Muslim, segeralah membaca 2 kalimat syahadat. Saya berani bersaksi bahwa Islam adalah agama yang paling benar.

    @seluruh umat muslim : Berbahagialah kita yang muslim karena seburuk-buruknya kita masih dapat masuk surga kecuali murtad dan syirik! Perbanyaklah amal sholeh dan ibadah! karena hanya itu yang akan kita bawa menuju akhirat nanti!!

    jazakumullah khoiron…

    Reply
  51. dellia

    kun fayakun…

    tanda2 kiamat mang munculnya dajjal tyap hari jumat..tapi dari crita x ne..kayaknya gx yakin gtu..Cz..gx sesuai yang ada di AlQur’an…
    low mang ada saat ne..mungkin hya orang kafir adja yang ingin menghancurkan islam…
    wazpada adja hati2 dg tipu daya setan…
    kuatkan saja iman Qita…

    Reply
  52. dellia

    kun fayakun…

    tanda2 kiamat mang munculnya dajjal tyap hari jumat..tapi dari crita x ne..kayaknya gx yakin gtu..Cz..gx sesuai yang ada di AlQur’an…
    low mang ada saat ne..mungkin hya orang kafir adja yang ingin menghancurkan islam…
    wazpada adja hati2 dg tipu daya setan…
    kuatkan saja iman Qita…

    jazakumuLLoh khairan Katsiro

    Reply
  53. Pingback: MUNCULNYA DAJAL DARI INDIA « Febriansyah99's Blog

  54. ariel

    yg penting kita tetap d jalan ALLAH.segala swsuatu dlm khidupan ini udah diatur oleh ALLAH sang pencipta dan Maha KUasa

    Reply
  55. ndoy5669

    dika yang malang, Km menyakiti sesuatu yang aku yakini kebenarannya, percayalah, alquran akan tetap terjaga kebenarannya sejak turun ke dunia hingga hari akhir, tidak seperti kitab agama lain yg diganti ganti arti dan kata2nya hanya untuk kepentingan sebagian golongan. Pernah ga dika yg malang mempelajari alquran? Jangan2 km ga pernah mempelajari agamamu sendiri.. Kasian km. aku kasih tau ya.. Orang2 yg penuh kebencian sprti km adalah orang yg tidak pernah tau rasa kasih sayang dan kesetiakawanan.. Silahkan hitung berapa teman yg akrab dgn km.. Ga akan sampe 15 orang.. Bahkan saudaramu sendiri jg km benci.. Akui saja dika yg malang.. Bahkan km pasti tidak pernah sejalan dgn orang tuamu sendiri.. Akui saja dengan hati yg jujur.Baca dengan cermat dika yg malang.. Setelah km hina alquran HIDUPMU AKAN DILIPUTI RASA CEMAS.. BEBAN DAN DERITA BATINMU MAKIN BERTAMBAH.. MULAI HARI INI SEBELUM TIDUR DIKA YANG MALANG AKAN MEMIKIRKAN KEBODOHAN YG TELAH KM LAKUKAN, PENUH KECEMASAN DAN KETAKUTAN.. Percayalah dika yang malang

    Reply
  56. dainetral
    Dajjal mungkin belum datang Saya pernah membaca suatu hadits yang intinya ” dajjal akan muncul ketika dajjal tak dibicarakan/tak diingat oleh seorang pun”.. sebentar saya kirimkan tulisan dibawah ini: keterangan: kata “saya” maksudnya adalah Syeikh nashiruddin al-albani (ahli hadits zaman kini/penulis buku). Buku: NABI ISA AS VS DAJJAL Penulis: Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-albani Pendahuluan Penulis Sebab ditulisnya Kitab Ini Segala puji bagi Allah tuhan semesta alam. Kepada-Nya kita memohon dan kepada-Nya jua kita meminta ampun. Kita memohon perlindungan kepada Allah dari kejahatan diri dan keburukan amal perbuatan. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka ia tidak akan mendapatkan kesesatan. Barangsiapa yang tersesat, maka tidak ada yang dapat memberikannya petunjuk kecuali hanya Dia semata. Saya bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah yang maha Esa. Saya bersaksi bahwasannya Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar –benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (QS. Aali `Imraan (3): 102). “Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (QS. An-Nisaa (4): 1) “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” (QS. Al Ahzaab (33) 70 dan 71) Selanjutnya, sesungguhnya perkataan yang paling benar adalah Kitabullah. Dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad SAW. Sedang seburuk-buruk sesuatu adalah mengada-ada, dan semua yang mengada-ada adalah bid’ah, dan semua yang bid’ah adalah sesat, dan semua yang sesat tempat kembalinya adalah neraka. Tidak pernah terlintas dalam benakku akan meluangkan waktu untuk menyusun sebuah risalah seperti ini sebelumnya. Akan tetapi, Allah SWT jika menghendaki sesuatu, maka pasti akan mewujudkannya. Tepatnya pada awal bulan Jumadil Ula tahun (1393 H) saya mendapatkan pentahqiqan (tahqiq) untuk kitab “Shahih Al Jami Ash-Shaghir” dan “Dha’if Al Jami’ Shagir” yang memuat hadits Abi Umamah Al Bahili radhiyallahu `anhu tentang peringatan nabi SAW kepada umatnya mengenai Dajjal, dan penggambaran yang diberikan oleh beliau yang belum pernah dilakukan oleh seorang nabi sebelumnya. Pembunuhan Isa `alaihissalam terhadap Dajjal di (Ludd) negeri Palestina, dan selainnya, merupakan kebenaran kebenaran yang berkenaan dengan Al Masih yang memberi petunjuk dan Dajjal yang menyesatkan. Dengan hasil tahqiq – yang telah aku lakukan pada kedua kitab tersebut- maka hal itu memicu saya untuk mempelajari sanad hadits yang menelitinya. Ada beberapa hadits yang lemah (dha’if) yang tidak mungkin dijadikan sandaran hukum. Terlebih lagi pada perihal akidah keyakinan seperti ini. Akan tetapi, saya mendapatkan kejelasan –di awal penelitian yang saya lakukan pada matan hadits tersebut –bahwa kebanyakan dari hadits itu shahih dan tertera dalam kitab “Shahihain” dan kitab-kitab Sunnah yang lain. Suatu hal yang rasional adalah bahwa tidak mungkin menetapkan ke-shahihan suatu hadits secara sempurna hanya dengan melakukan suatu penelitian yang tergesa-gesa. Akan tetapi, lebih dari itu, hal tersebut memerlukan ketekunan dalam penelitian pada setiap paragrafnya (baris), bahkan lafazh-lafazhnya. Dan mencari hadits-hadits yang senada dengannya pada kitab-kitab sunah, dan mencari perselisihan-perselisihan hadits yang terdapat di dalamnya. Baik yang punya kaitan dekat maupun jauh dengan Isa alaihissallam dan Dajjal yang telah dilaknat oleh Allah SWT dan yang berhubungan dengannya. Demikian pula mempelajari sanad-sanad dengan pentahqiqan yang teliti, sebagaimana yang telah kami lakukan dalam kitab kami “Silsilah Al Ahadits `alaihissalam Ash-Shahihah” dan “Silsilah Al Ahadits Adh-Dha’ifah” hingga kita bisa menetapkan secara tegas keshahihan dan keutamaan hadits tersebut pada akhirnya. Setelah itu mencantumkannya dalam kitab “Ash-Shahih” secara keseluruhan sebagai hasil dari proses pentahqiqan. Saya mengerahkan segenap tenaga untuk mempelajari hadits tersebut cara paragraph perparagraf, bahkan lafazh perlafazh. Menyebutkan hadits-hadits yang kuat di setiap paragrafnya yang telah saya teliti. Takhrijnya secara keseluruhan, beserta ungkapan tentang sanad-sanad dari segi keshahihan dan kedha’ifannya, yang berdasarkan kaidah ilmu hadits yang menetapkan tentang keshahihan, kehasanan, dan kedha’ifan hadits. Saya kemudian menemukan hadits-hadits yang mendukung atau yang senada dengannya (mutabi’ dan syahid) yang dapat membantu kami dalam membersihkan setiap paragrafnya dari terjadinya kedha’ifan yang melekat padanya dari sisi sanadnya. Dan hadits yang diriwayatkan oleh Abi Umamah radhiyallahu `anhu. Jelaslah bagi saya setelah mempelajari dengan cermat bahwa hadits tersebut dengan seluruh paragrafnya adalah shahih lighairihi, kecuali sebagian darinya. Bahkan kebanyakan darinya merupakan hadits yang matawatir yang qath’i, yang bersumber dari nabi SAW. Contohnya adalah yang berhubungan dengan kemunculan Dajjal yang bermata juling, turunnya Isa `alaihissalam dari langit, dan terbunuhnya Dajjal oleh Isa `alaihissalam. Saya juga telah menemukan banyak informasi dan pelajaran yang berharga pada hadits-hadits yang telah saya takhrij itu, terutama yang berkenaan dengan Isa `alaihissalam dan Dajjal yang juling, yang tidak terdapat pada hadits Abu Umamah. Terlebih lagi, jumlah hadits itu hampir mencapai tiga puluh buah, dan bersumber lebih dari dua puluh sahabat. Satu hadits dengan hadits lainnya terkadang memiliki lebih dari satu jalur sanad. Khususnya hadits Abu Hurairah, saya telah mentakhrij hadits itu sendiri sebanyak sepuluh jalur sanad. Di setiap jalur sanad kadang-kadang ada faidah dan tambahan yang tidak terdapat pada jalur sanad lainnya. Oleh karena itu, setelah saya selesai mempelajari hadits tersebut dengan setiap paragrafnya, dan mentakhrij hadits-hadits yang mendukungnya (syawahid), dan mencantumkannya dalam kitabku “Silsilah Al Hadits Ash-Shahihah” pada nomor (2457), munculah suatu pemikiran dari saya, bahwa hadits-hadits tersebut membantu mengetahui dan menunjukkan kepada permasalahan tersebut dengan benar. Aku terapkan pada kitabku (Hujjah An-Nabi SAW), sebagaimana yang telah diriwayatkan oleh Jabir radhiyallahu `anhu perbedaan yang jelas antara kedua hadits tersebut. Kitab tersebut khusus mengandung riwayat-riwayat hadits Jabir sendiri, bukan seluruh sahabat. Saya meletakkan semua tambahan yang shahih pada tempat yang cocok dengan bentuk rangkaian haditsnya dari riwayat Imam Muslim yang bersumber dari Abu Ja’far Al Baqir. Adapun hadits Abi Umamah radhiyallahu `anhu, saya berpegang kepada apa yang shahih, dan kepada apa yang bersumber dari kalangan sahabat radhiyallahu `anhu. Jumlahnya mencapai dua puluh sahabat, sebagaimana telah ditunjukkan sebelumnya. Pemikiran itu senantiasa memikat saya untuk terus menyelaminya dan mempertimbangkannya berkali-kali hingga saya mampu mengeluarkannya dalam wujud yang nyata. Hal itu dipicu oleh pentingnya persoalan ini untuk disebarkan kepada segenap orang dalam rangkaian kalimat yang indah dan mudah untuk didapatkan seluruhnya –berdasarkan keragaman budaya dan tingkatan martabat mereka-. Dan juga untuk menjelaskan kepada mereka seluruh hadits yang berbeda, yang tidak mungkin dilakukan oleh banyak kalangan terutama dalam mentakhrijnya. Yang memberanikan saya untuk menyusun kitab ini ada beberapa hal, yaitu: Pertama, keraguan banyak ilmuwan dan juga para da’I, -terlebih lagi orang lain yang tidak mempunyai akar budaya keislaman dari kalangan pemuda dan kalangan awam lainnya-tentang keyakinan akan turunnya Isa `alaihissalam dan terbunuhnya Dajjal oleh Isa AS di akhir zaman kelak, sudah sampai pada taraf yang memprihatinkan. Saya berkesimpulan bahwa sebagian ulama ada yang meragukan hal ini –meskipun mereka tidak mengingkarinya-. Hal itu saya peroleh dari hasil diskusi saya dengan mereka secara langsung dan setelah menelaah fatwa-fatwa mereka tentang hal ini dan juga komentar-komentar dari kalangan mereka yang termaktub dalam beberapa kitab. Yang paling masyhur di antara mereka adalah Syaikh Muhammad Abduh. Beliau berpendapat bahwa hadits tentang turunnya Isa `alaihissalam adalah hadits ahad. Ini tentunya dikarenakan keterbatasan beliau dalam mengkaji hadits-hadits. Beliau adalah salah seorang ulama modern yang saya kritik. Terkadang juga ia menakwilkan turunnya Isa `alaihissalam ke bumi sebagai kemenangan dunia ruh dengan dunia jasad, dan turunnya Isa bagi beliau juga merupakan rahasia risalah-Nya pada manusia. Yaitu ajaran yang di dalamnya terdapat ajaran kasih saying, cinta, dan kedamaian, sebagaimana diceritakan oleh Sayyid Rasyid Ridha dalam Tafsir-nya (3/317). Padahal sesungguhnya ia menolaknya dengan ungkapan, “Akan tetapi, bentuk zhahir hadits yang tercantum tentang hal itu tertolak.” Karena itu ia menolak pengecualian ini dengan ungkapan, “Para pendukung takwil ini berkata, `Sesungguhnya hadits-hadits ini telah dikutip secara maknawi, seperti kebanyakan hadits lain.” Dan sang penukil makna ini mengutip sebatas kadar pemahamannya.”Muhammad Abduh pernah ditanya tentang Dajjal dan terbunuhnya ia oleh Isa `alaihissalam. Beliau menjawab, “Sesungguhnya Dajjal merupakan symbol khurafat, penyimpangan, dan kejahatan yang merubah penetapan syariah dari bentuknya…” Sangat ironis bahwa penakwilan ini telah dilakukan terlebih dahulu oleh Mirza Ghulan Ahmad (seorang qadhi) di India yang mengaku sebagai nabi. Ia selalu mengulang-ulangnya dalam kitab dan risalah-risalahnya. Penakwilan ini sangatlah serupa dengan penakwilannya pada banyak ayat Al Qur’an yang ia ubah untuk menunjukkan kenabiannya. Seperti penakwilannya tentang firman Allah SWT tentang Isa `alaihissalam. (QS. Ash-Shaff (61): 6). Ia mengira bahwa yang dimaksud dengan kata (Ahmad) adalah dirinya. Ini adalah salah satu dari contoh penakwilan yang dilakukannya secara gegabah. Sebagaimana dikatakan oleh Sayyid Rasyid Ridha sendiri yang menolak pendapat ini pada bentuk lain dalam Tafsir-nya (6/58). Beliau berkata di dalamnya, “Kalangan Mahdawiyah dari kalangan Syiah Iran sama seperti golongan Al Bahaiyah dan Al Babiyah (dalam menyimpulkan dalil-dalil yang masih samar dalam Al Qur’an). Hingga ia mengtakhrijnya dari surat Al Fatihah. Dalam penafsirannya itu, ia (Mirza Ghulam Ahmad) mempunyai satu kitab dengan gaya ketololan yang menegaskan bahwa itu merupakan mukjizat baginya. Maka ia menjadikannya sebagai berita gembira dengan kemunculan dirinya (bahwa ia adalah Al Masih bagi umat ini.)” Sayyid Rasyid Ridha berkata, “Sesungguhnya ia (Mirza Ghulam Ahmad) membuka pintu untuk umat yang aneh dari pintu penakwilan Al Qur’an, dan merubah lafazh-lafazhnya dari makna-makna yang terdapat di dalamnya (menjadi makna-makna yang aneh, yang tidak sedikitpun menyerupainya dan cocok dengannya). Mereka adalah kalangan zindiq (kafir) dari golongan majusi, dan konco-konconya yang telah memalsukan ajaran agama dari kalangan Bathiniyah.” Lalu apa perbedaan antara penakwilan kalangan Bathiniyah terhadap Al Qur’an dengan penakwilan kalangan Qadyaniyah, dan Muhammad Abduh dan para pengikutnya pada hadits-hadits tentang turunnya Isa `alaihissalam dan Dajjal dengan penakwilan yang batil dan tanpa alasan itu? Bagaimana sikap Sayyid Rasyid Ridha rahimahullah yang juga menakwilkan dengan penakwilan baru, bahwa hadits-hadits itu dikutip secara makna? Apakah hal itu sudah pantas dijadikan alasan untuk menolak riwayat yang shahih dari sahabat, terlebih lagi riwayat mereka yang mutawatir? Banyak lagi contoh penakwilan lain yang disusutkan oleh penulis-penulis modern dari beberapa kalangan ulama. Syaikh Muhammad Fahim Abu Abiyah berkata pada komentarnya dalam kitab Nihayah Al Bidayah wa An-Nihayah (1/71), “Apakah Isa `alaihissalam masih tetap hidup hingga sekarang? Dan apabila akan turun ke bumi untuk memperbarui dakwah untuk menyeru manusia kepada agama Allah dengan sendirinya? Ataukah maksud dengan turunnya Isa `alaihissalam adalah kemenangan agama yang benar dan tersebarnya agama itu dalam bentuk yang baru, di bawah kekuasaan seseorang yang diutus untuk memurnikan masyarakat dari kejahatan dan berhala? Ada dua pendapat yang semuanya didukung oleh sekelompok ulama. Adapun tentang Dajjal, ada beberapa pertanyaan yang muncul, yaitu: apakah ia merupakan sosok yang terbentuk dari daging dan tulang, yang menebarkan kerusakan dan mengancam para ahli ibadah, dan mampu memberikan anjuran dan ancaman serta melakukan kerusakan hingga dihancurkan oleh Isa `alaihissalam? Ataukah ia hanya merupakan simbol tersebarnya kejahatan dan fitnah, dan lemahnya daya tarik kemuliaan yang kemudian dihancurkan oleh kebaikan yang disimbolkan dengan angin kebajikan yang dibawa oleh Isa `alaihissalam?, yang mengantar umat manusia kea rah tujuan yang baik dan lurus, serta berada dalam keadaan yang penuh keadilan dan hidup dalam nuansa keagamaan? Saya mengatakan bahwa ulama ini tidak hanya telah melakukan perusakan pada teks-teks sunah yang penakwilannya –dengan jalan simbolisasi yang merupakan madzhab Bathiniyah yang kafir, sebagaimana diceritakan sebelumnya oleh Sayyid Rasyid Ridha sendiri- bahkan ia telah membingungkan para pembaca dengan mengatakan bahwa perusakan ini merupakan pendapat sebagian ulama. Padahal sebenarnya tidak ada seorang ulama hadits pun yang mengatakan seperti itu. Akan tetapi, ungkapan itu bersumber dari kalangan khawarij dan mu’tazilah yang merupakan golongan sesat. Qadhi Iyadh berkata, “Dalam hadits-hadits tersebut terdapat hujjah bagi kalangan ahlu sunnah tentang keshahihan adanya Dajjal. Bahwa ia merupakan sosok tertentu yang dengannya Allah menguji para hambanya. Allah juga membekalinya dengan kemampuan untuk melakukan banyak hal, seperti menghidupkan mayat yang telah dibunuhnya. Ia seolah-olah dapat menciptakan segala kemewahan, sungai-sungai, surga dan neraka, tunduknya segala kekayaan bumi padanya, turunnya hujan setelah ia memerintahkan langit untuk menurunkannya, dan tumbuhnya tanaman setelah ia memerintahkan bumi untuk menumbuhkannya. Semua itu berdasarkan kehendak Allah. Kemudian ia dilemahkan, sehingga tidak mampu membunuh seorang pun dan yang lainnya dan membatalkan perintahnya dan akhirnya terbunuh di tangan Isa ibnu Maryam. Kalangan Khawarij dan Mu’tazilah dan Jahmiyah menentang pendapat ini. Mereka mengingkari keberadaannya dan menolak hadits-hadits shahih. Saya berpendapat bahwa ini adalah kelakuan sebagian ulama dan beberapa Syaikh –mengikuti pendahulunya dari kalangan Khawarij dan Mu’tazilah. Dan yang terakhir kalangan Qadyaniyah sebagaimana sebelumnya- terkadang dengan jalan menyisipkan keragu-raguan dan kebimbangan tentang keshahihan hadits-hadits dengan anggapan bahwa hadits-hadits yang bercerita tentang hal itu adalah merupakan hadits ahad – sebagaimana yang telah dilakukan oleh Syaikh Mahmud Syaltut dalam beberapa makalahnya mengikuti syaikh Muhammad Abduh sebagaimana sebelumnya- dan terkadang dengan cara penakwilan dan perusakan seperti yang dilakukan oleh ulama ini. Meskipun pendapatnya disebutkan sangat singkat tanpa menentukan sikapnya secara jelas tentang hal itu, namun ia lakukan hal itu sebagai bentuk penyimpangan dan pemalsuan kepada segenap pembaca dan sebagai jalan agar pendapat yang dikuatkan itu nantinya dapat diterima. Dengarkanlah kepadanya, ia berkata dalam komentarnya pada paragraf berikut (12 – Abu Umamah, 14): “Ulama berselisih paham tentang “menulis” (kitabah) di sini; Apakah ia merupakan hakikat, ataukah hanya sebagai kinayah (majaz)? Dan sesungguhnya bacaan (qira’ah) artinya adalah menjenguk jiwa kaum mukmin dengan menerima apa yang ditunjukkan oleh hakikat tanpa ada rasa keraguan. Semoga penakwilan ini lebih dekat kepada kebenaran dan lebih diterima.” Demikian pula ulama ini berpendapat secara sembarangan tentang teks Imam Nawawi dan selainnya yang menyalahi hasil tarjih. Imam Al Hafidz berkata dalam kitab Al Fath (13/85), “Imam Nawawi berkata, `Yang benar dan dijadikan sandaran oleh para muhaqqiq adalah bahwasannya kata “kitabah” maknanya adalah hakikat yang dijadikan oleh Allah SWT sebagai tanda yang jelas tentang kebohongan Dajjal. Kemudian menampakkannya kepada orang yang beriman kepadanya dan menyembunyikannya dari orang yang menghendaki kesengsaraan.\'” Al Hafidz berkata, “Imam Iyadh menceritakan dengan cerita yang berbeda. Beberapa ulama dari mereka berpendapat bahwa itu hanya merupakan majaz tentang tanda kejadiannya. Dan ini merupakan madzhab yang lemah.” Kemudian ulama tersebut menguatkan penakwilan yang bathil itu, dan mereka berkata; “Perselisihan seputar riwayat dari hadits-hadits tentang tempat munculnya Dajjal…..menunjukkan bahwa yang dimaksud dengan Dajjal adalah simbol kejahatan dan ketinggiannya….” Hal ini dikuatkan oleh perkataan mereka pada permulaan kitab itu. Mereka berkata, “Kemudian kami sejalan dengan yang berpendapat bahwa munculnya Imam Al Mahdi dan turunnya Isa `alaihissalam merupakan simbol menangnya kebajian dari kejahatan. Dan sesungguhnya Dajjal merupakan simbol tersebarnya fitnah dan merajalelanya kesesatan di suatu zaman kelak…..” Salah seorang ulama telah menjelek-jelekkan kitab tersebut dalam komentar-komentarnya yang ditujukan pada pengarang dan kitabnya di satu sisi, dan kepada hadits nabi di sisi lain. Hal itu dapat kita lihat ketika ia menetapkan lemahnya hadits-hadits, yang sebenarnya hadits itu adalah shahih. Belum ada seorang ulama pun yang pernah melakukan hal demikian. Ia mendha’ifkan hadits yang sebenarnya adalah hadits shahih, sekalipun hadits tersebut diriwayatkan oleh Imam Muslim. Adapun sikap-sikap yang menjelek-jelekkan yang ditujukan pada kitab dan pengarang kitab tersebut, terlihat ketika ia meletakkan dalam kitab itu beberapa topic yang bersumber dari dirinya sendiri tanpa memperhatikan hal yang sebenarnya. Dan sebagian dari mereka menyalahi metode pengarang karena mereka menganggap bahwa pengarang buku itu dianggap sebagai ulama hadits yang mempercayai teks-teks yang berhubungan dengan datangnya hari kiamat tanpa menakwilkannya terlebih dahulu. Hal itu tidaklah berbeda dengan apa yang dilakukan oleh ahli bid’ah dari kalangan Mu’tazilah dan selainnya. Ulama ini telah menjelaskannya dalam komentar-komentar yang menunjukkan hal itu. Di bawah ini saya cantumkan perkataannya yang merupakan contoh bahwa ia menulis beberapa topik yang berasal dari dirinya sendiri pada kitab itu, ia berkata, “Sebuah hadits wajib dialihkan dari makna zhahirnya kepada penakwilan.” Ia terapkan hadits itu pada hadits Muslim dalam pembahasan tentang pembunuhan seorang mukmin yang dilakukan oleh Dajjal, dan ia (Dajjal) menghidupkannya kembali. Dalam topik lainnya ia terapkan atas hadits-hadits yang terdapat pada Ibnu Shayyad, dan sebagian yang lainnya terdapat dalam Al Bukhari. Ia berkata, “Riwayat yang tertolak karena tidak masuk akal dan tidak logis bersumber dari Rasulullah SAW.” Seakan-akan Rasulullah SAW menurut ulama ini hendaknya tidak memperbincangkan masalah-masalah yang ghaib yang tidak ada peluang bagi akal untuk memikirkannya. Ia juga meletakkan beberapa topik tentang hadits yang menceritakan tentang disiksanya para pelukis (2/50), di antaranya adalah bab tentang “Siksaan para pelukis makhluk bernyawa pada hari kiamat.” Secara global, topik-topik yang ia letakkan dan yang bersumber dari dirinya sendiri pada kitab tersebut menunjukkan lemahnya ilmu ulama ini dan kerugian yang ditimpakan olehnya terhadap penerbit, baik secara materi maupun non-materi. Dimana komentar-komentarnya yang disebutkan telah merubah isi kitab tersebut. Komentar dan topik yang ditulisnya sendiri telah melahirkan suatu kitab lain yang bukan merupakan kitab Al Hafidz ibnu Katsir. Semoga ulama ini hanya berbuat sebatas ini saja. Akan tetapi, ia telah berlebihan ketika menjatuhkan kebanyakan teks-teks dan hadits-haditsnya yang tidak sesuai dengan pemahaman akal-logikanya. Hal itu telah dijelaskannya sendiri pada permulaan kitabnya. Ia berkata, “Kami terpaksa menjatuhkan sebagian riwayat yang dicantumkan oleh pengarang dalam kitabnya itu karena mengandung makna yang tidak sejalan dengan akal dan tidak konsisten dengan nilai-nilai agama.” Sesungguhnya pembaca akan mendapati komentar-komentarnya –di kebanyakan halaman isi kitabnya itu- bahwa ia telah mendhaifkan beberapa hadits sesuai dengan kehendaknya tanpa menyebutkan teks yang di dhaifkannya itu. Di antaranya adalah perkataannya, “Kami mendhaifkan potongan kalimat yang berbunyi `yastahyi minha al haya’….” Yang paling mengherankan dari yang saya telah dapati adalah bahwa ia menjatuhkan empat halaman secara total yagn dibiarkannya putih kosong pada jilid kedua, yaitu halaman (98, 99, 101, dan 102). Demi Allah, sesungguhnya saya telah mendapatkan corak yang beragam dari para ilmuwan dewasa ini. Akan tetapi, saya belum pernah menemukan ulama seperti ini dari segi kelancangan, kebodohan dan penipuannya. Bagaimana ia berani melakukan perbuatan memalukan ini, yang sama sekali tidak mempercayai karya ilmiah (dalam kitab Al Hafidz ibnu Katsir), menyalahkan beberapa isi halamannya, melemahkan hadits-hadits yang shahih, dan membatalkan makna-maknanya dengan dalih penakwilan dan kelogisan akal? Demi Allah, saya tidak tahu bagaimana penerbit bisa tertipu oleh penulis ini, Lalu ia berkata pada mukaddimahnya, “Adapun pentahqiqan itu telah kami sepakati hingga Fadhilah Syaikh Muhammad Fahim Abu Abiyah salah seorang dosen pada salah satu universitas melakukannya. Ia telah mengerahkan segenap kemampuannya untuk membersihkan kitab tersebut dari kesalahan bahasa, penyimpagan pada nama-nama yang terdapat di dalamnya, dan men-tashih beberapa teks yang dikandungnya.” Sangat mengherankan jika penerbit menyifati ulama ini dengan pujian. Di dalam kitab tersebut terdapat ratusan syawahid (bukti-bukti) yang menunjukkan bahwa ia sangat tidak cocok untuk disifati dengan sifat seperti itu. Karena ia telah melakukan perusakan pada beberapa teks dan menganggap salah sesuatu yang sebenarnya bukan tergolong kesalahan bahasa. Ia pun telah banyak melakukan penyimpangan pada halaman pertama. Ini merupakan hal yang menunjukkan bahwa negeri-negeri Saudi sangat berbaik sangka pada kebanyakan ulama-ulama yang seperti ini. Hal ini mengingatkan saya pada sebuah perumpamaan bahwa kejahatan di negeri kami akan terkoyak. Dan masih banyak lagi ungkapan lain yang ditorehkannya dalam jilid pertama kitab itu. Halaman (114): mencabut rambut di ubun-ubun (jummah) setiap yang mempunyai rambut pada ubun-ubun. Yang benar: himmah –dengan ha dan mim tanpa tasydid- yagn artinya racun. Kesalahan ini selalu terulang pada halaman (169) dan hal ini memberikan keyakinan bahwa hal itu merupakan kesalahan ilmiah. Ia berkata, “Al Jummah: rambut yang berkumpul di bagian depan kepala. Semoga yang dimaksud dengan hilangnya (jummah kullu dzi jummah) adalah mensucikan masyarakat dari penyisiran rambut yang beraneka ragam, yang dilakukan oleh para pemudi hingga dipandang dengan mata yang menyenangkan, dan menjauhkan mereka dari perbuatan yang dapat membangkitkan nafsu syahwat. Padahal kata (dzatu jummah) dalam hadits tersebut berkedudukan sebagai sifat untuk maushuf yang….hingga akhir perkataanya.” – Pada halaman (114): “Al `Atsur: Yang membinasakan di bumi…” padahal yang benar kafatsur dengan huruf fad dan tsa, yaitu: lemari. Suatu pendapat mengatakan bahwa artinya adalah baskom atau gelas yang terbuat dari emas dan perak. – Pada halaman berikutnya (115): “Wa qad jarrada Abu Daud wa isnaduhu.” Yang benar adalah: “Jawwada.” – Pada halaman (117): “Muhammad ibnu Abdillah ibu Qahran.” Padahal yang benar adalah “Qahzadz”. – Pada halaman itu juga: “fayusyajju”. Lalu ia mengatakan, “Khudzuhu wa syajjuhu.” Lalu ia mengomentarinya: “As-Syajju: luka pada wajah dan kepala.” Padahal yang benar adalah: “fayusyabbah …..wa syabbahuhu” dengan memakai huruf syiin dan ba bertasydid dan ha. Artinya bentangkanlah pada perutnya. Sebagaimana dikatakan oleh Imam Nawawi. – Halaman (133): “Ma’a Al Maradah”. Padahal yang benar adalah: Al Qiradah. – Halaman (142): “Musa ibnu Ubaidah Al Yazidy”. Padahal yang benar adalah: “Ar-Rabadzy”. – Halaman (144): “Layanzilunna ad-dajjalu bi Hauran”. Padahal yang benar adalah: “Khauz”. Sebagaimana terdapat dalam kitab “Al Musnad” (2/319 dan 337). – Halaman (146): “Man sami’a min ad-dajjali falasna minhu”. Kesalahan ini terulang sebanyak dua kali pada halaman tersebut. Dan ia mengulanginya lagi pada hal (154), hal tersebut menguatkan bahwa hal itu merupakan kesalahan yang bersumber darinya, bukan berasal dari pencetak. Oleh karena itu, tidak ditemukan dalam buku tersebut ralatan dan kata yang benar. Padahal hadits yang shahih lafadznya adalah: “Man sami’a bi ad-dajjali falyan’a anhu”, yaitu hendaknya ia menjauhinya. Tampaklah bahwa ulama ini tidak bisa membaca “falyan’a” secara benar, maka ia merubahnya menjadi “falasna”. Dan kemudian merubah “Bi ad-dajjal” dengan “Min ad-dajjal”, kata “Anhu” menjadi “Minhu”. – Pada halaman itu juga: “Abu Ad-Dahma” dan namanya Firqah ibnu Bahir Ad-Dawy”. Padahal yang benar adalah: “Qirfah –dengan qaf yang dikasrahkan dan ra yang disukunkan- Ibnu Buhais dengan shigat tashgir”. – Halaman (154): “Hisyam `an Dustaway”. Padahal yang benar: “Hisyam ad-Dustiwa’i”. – Halaman (180): “Abu Ishaq”. Padahal yang benar: “Ibnu Ishaq”. – Halaman (202): “La tanfa’ al hijratu ma daama al aduwwu yuqatil”. Yang benar: “la tanqathi al hijrah…”. – Perhatikanlah bagaimana ia merubah arti hadits dan merusaknya dengan kebodohannya dan penipuannya?! – Halaman (214): “…..Ibnu Quutab”. Nama ini tidak ditemukan pada nama-nama perawi. Yang benar adalah: “Ibnu Quwaid”. Sebagaimana dalam kitab “Al Musnad” (92/442) dan selainnya. – Perubahan paling aneh yang saya dapatkan adalah bahwa ia mendatangkan hadits yang memang tidak ada dalam kitab “Al Maudhu’at” dari hadits palsu yang dirubahnya. Pada (2/58) Dalam hadits, “Aadimu tha’amakum bi dzikrihi wa bis shalati. Wa la taqmuhu faataqsu qulubakum.” Ia mengomentari hadits ini dengan perkataannya, “Ia memakan makanan tanpa menyisakan sedikitpun. Menyampurnya dengan apa yang menjadikannya enak. Rasulullah SAW menasihati para pengikutnya untuk senantiasa mengingat Allah SWT ketika merasakan makanannya…” Hingga akhir ungkapannya. Padahal asli dari hadits itu lafadznya adalah: “Adzibu tha’amakum bi dzikrillahi wa as-shalah. Wa la tanamu alaihi fa taqsu qulubakum”. Ia lalu merubah perkataan: “Adzibu” dengan “Aadimu” dan perkataannya, “Wa laa tanamu alaihi” menjadi “Wa la taqmuhu”. Kemudian memberikan makna sesuai hasil perubahannya itu. Ini telah diriwayatkan oleh sekelompok ahli hadits. Demikian pula dicantumkan oleh As-Suyuti dalam kitab Al Jami’ Ash-Shagir. Sekiranya dia merujuk pada kitab itu, niscaya ia akan mengetahui sumber hadits dan tidak terjebak pada penyimpangan yang hina ini. Karena hadits yang diriwayatkan dengan lafadz seperti di atas adalah palsu, sebagaimana ditegaskan dalam kitab Al Ahadits Adh-Dha’ifah (115). Perhatikan hasil pentahqiqan ulama ini. Dia mengganti (lafadz yang sebenarnya) pada hadits tersebut dengan (yang palsu). Ia juga mencantumkan hadits yang tidak ada sumbernya kemudian mengomentarinya. Dari hal di atas dapat disimpulkan bahwa pentahqiqan ulama tersebut (untuk kitab itu dan komentar-komentarnya) merupakan dalil yang menunjukkan bahwa ia bukanlah seorang yang ahli dalam mentahqiq risalah kecil dari seorang ulama salaf. Lalu bagaimana mungkin ia bisa mentahqiq sebagian besar dari kitab milik Al Hafidz ibnu Katsir rahimahullah? Dan menshahihkan hadits-hadits dha’if dan mendha’ifkan yang shahih secara acak tanpa berpedoman pada kaidah-kaidah dalam kritik jarhu wa At-ta’dil. Juga bagaimana bisa ia menakwilkan dengan metode yang berbeda dengan metode yang digunakan oleh kebanyakan para ulama? Ia sudah berada pada tingkat kebodohan yang belum pernah terbesit dalam benak seseorang. Lalu ada ungkapan berupa perkataan seseorang yang berakal pada orang yang tidak memahami makna ungkapan nabi SAW tentang orang-orang yang masuk surga tanpa hisab: “la yastariqun”. Ia berkata pada komentarnya (2/66): [(Artinya: tidak mengintai orang-orang dengan telinga mereka…..perbuatan seperti ini dinamakan mencuri pendengaran (Istiraqu as-sam’i)]. Sang ulama ini tidak memahami bahwa kata asal dari kata “yastariqun” di sini sebenarnya adalah “Ar-Ruqiyah” Huruf siin pada kata tersebut adalah li Ath-thalab (permintaan), bukan bermakna pencurian, dan huruf siin pada kata itu bukanlah termasuk dalam kata itu, akan tetapi itu merupakan siin tambahan. Kita kembali kepada pembicaraan sebelumnya, yaitu perbincangan mengenai sumber penetapan kami. Ia (ulama tersebut) berkata, “Sungguh, penakwilan-penakwilan seperti yang dilakukan oleh ulama-ulama muta’akhirin itu merupakan factor terkuat yang memberanikan saya meneliti hadits. Abu Umamah radhiyalahu `anhu dengan penambahan-penambahan dari sahabat pada satu bentuk rangkaian kalimat. Penakwilan para ahli takwil untuk hadits itu tidak ada maksud lain kecuali dimaksudkan untuk membuang hadits tersebut. Mereka berusaha menipu kalangan masyarakat awam dengan mengatakan bahwa mereka mempercayai keberadaan Dajjal, padahal sebenarnya mereka mengingkari hakikatnya dan hanya mempercayai lafadznya belaka. Lalu apa perbedaan antara ulama-ulama yang ahli dalam kajian Sunnah dengan kalangan yang tidak mengindahkan teks-teks mutawatir (tentang kemunculan Dajjal, turunnya Isa `alaihissalam, dan terbunuhnya Dajjal oleh Isa), kalangan Bathiniyah dan golongan-golongan sesat yang percaya dengan teks-teks Al Qur’an dan Sunnah beserta penakwilan mereka yang pada akhirnya membawa kepada kekufuran? Mereka layaknya seperti orang-orang yang mengingkari teks-teks mutawatir dari Al Qur’an dan Sunnah tentang bertemunya kaum mukminin dengan Tuhannya secara langsung. Mereka menakwilkan dengan mengatakan bahwa yang dimaksud dengan melihat Allah adalah melihat nikmat Allah, bukan melihat bentuk-Nya. Sebagian golongan Qadiyaniyah yang percaya dan mengira bahwa yang dimaksud dengan ayat “Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kalian, tetapi dia adalah Rosulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al-Ahzaab (33): 40) adalah kekalnya kenabian dan datangnya beberapa nabi setelah Muhammad SAW. Di antara mereka adalah Mirza Ghulam Ahmad Al Qadyani. Jika anda menanyakan mereka tentang kandungan ayat ini, maka mereka akan memberikan jawaban bahwa mereka percaya kepadanya. Akan tetapi, artinya tidak seperti yang dipahami oleh kebanyakan kaum muslimin. Menurut mereka arti dari: “Wa laakin khatamun nabiyyin” adalah: Menghiasi mereka (para nabi) dengan cincin yang menjadi hiasan pada jari-jari tangan. Sungguh amat sesat penafsiran mereka seperti ini. Tidaklah berfaidah keimanan mereka di sisi Allah sedikitpun setelah mereka menafsirkan ayat itu dengan penafsiran yang tidak benar. Saya katakana bahwa sesungguhnya keimanan para ulama itu pada hadits-hadits mutawatir (tentang turunnya Isa `alaihissalam dan terbunuhnya Dajjal oleh Isa `alaihissalam) tidak memberikan manfaat sedikit pun pada mereka lantaran penafsiran simbolisasi yang dilakukannya pada ayat tersebut. Karena itu menyalahi apa yang dilakukan oleh para ulama yang jauh dari kecenderungan hawa nafsu ketika menelaan teks-teks yang tertera pada Al Qur’an dan Sunnah. Demikian pula ada segolongan dari mereka yang beralih kepada bentuk lain yang berbeda dengan metode simbolisasi, yaitu metode peraguan ketsubutan hadits-hadits tersebut dengan mengatakan bahwa hadits-hadits itu adalah ahad. Di antara mereka adalah Syaikh Mahmud Syaltut. Saya telah membaca kisah seputar kehidupan Isa `alaihissalam di langit dan turunnya ke bumi di akhir zaman kelak. Tulisan ini dimuat dalam majalah `Ar-Risalah’ pada hari itu. Saya mendapati sesuatu yang sangat mengejutkan, saya sungguh tidak mengetahui hadits-hadits yang tertera pada majalah tersebut yang menceritakan turunnya Isa `alaihissalam. Di antaranya disebutkan bahwa jalur hadits tersebut secara keseluruhan berputar pada Wahab ibnu Munabbih dan Ka’ab ibnu Al Akhbar. Saya sungguh tidak sepakat dengan pendapat itu. Akan tetapi, semoga saja hal itu terjadi karena hanya ditinjau dari sebagian jalur sanad saja. Akan tetapi Syaikh Syaltut sungguh sangat berlebihan. Untuk menguatkan pendapat saya, saya terdorong untuk mencari hadits-hadits tentang turunnya Isa `alaihissalam dari sumbernya yang asli (dalam kitab-kitab Sunnah yang meriwayatkan hadits-hadits beserta sanad-sanadnya) seperti Kutubus-Sittah dan lain-lain. Hingga saya dapat mengumpulkan banyak hadits dari beberapa jalur yang mutawatir lebih dari empat puluh sahabat. Saya sangat terkejut ketika saya tidak menemukan nama Wahab ibnu Munabbih dan Ka’ab Al Akhbar pada jalur-jalur sanad itu, meskipun dalam hadits-hadits yang sanadnya lemah (dha’if). Saya lalu berkeyakinan bahwa Syaikh Mahmud Syaltut hanya menulis sesuai dengan apa yang terlintas dalam benaknya saja, tanpa merujuk pada suatu kitab Sunnah yang berbicara tentang hal tersebut. Lalu saya menulis sebuah risalah terpisah untuk mengcounter fatwanya itu. Saya berniat mengirimnya pada majallah Ar-Risalah. Akan tetapi, salah seorang sahabat saya yang merupakan ahli sastra yang telah lama malang-melintang di Mesir menasihati saya untuk tidak mengirimkan risalah tadi. Bisa dipastikan mereka tidak akan menerbitkannya, karena posisi Syaikh Mahmud Syaltut merupakan orang yang sangat dipandang di negeri Mesir. Apalagi jika kritikan yang diutarakan kepadanya (kepada Syaikh Mahmud Syaltut) berasal dari orang yang bukan warga negara Mesir dan tidak masyhur di kalangan mereka. Ia (teman saya) berkata, “Jika memang harus dikirim, maka sebaiknya risalah itu diringkas sesederhana mungkin, kemudian kirim kepada mereka agar mereka menerbitkannya pada majalah. Akan tetapi saya tetap tidak yakin bahwa mereka akan menerbitkannya. Katika saya telah meringkasnya dalam satu setengah halaman dan mengirimkannya, ternyata risalah itu tidak diterbitkan. Untuk mengcounter mereka, masih ada cara lain. Bisa dengan menggunakan kesepakatan para ahli hadits dan para huffadz tentang kemutawatiran hadits (tentang Dajjal dan turunnya Isa `alaihissalam dari langit) seperti Al hafidz ibnu Katsir1) ibnu Hajar, serta lain-lain. Bahkan Imam Asy-Syaukani menyusun sebuah risalah yang dinamainya dengan “At-Taudhih fi tawaturi ma jaa `a fi al muntazhar wa ad-dajjal wa al masih”. Saya telah yakin secara pribadi tentang kemutawatiran hadits-hadits (tentang Dajjal dan Isa `alaihissalam) ketika saya menulis risalah yang menunjukkan hal tersebut tadi. Saya telah berhasil mengumpulkan empat puluh jalur sanad dari empat puluh sahabat. Sebagiannya berdasarkan ketentuan syarat keshahihan dan kebanyakan syawahidnya mu’tabar (diakui kebenarannya). Berikut ini nama-nama sahabat yang meriwayatkan hadits-hadits tentang Dajjal yang telah saya takhrij hadits-haditsnya dalam kajian ini: Ø Hisyam ibnu Amir Ø Abdullah ibnu Mughaffal Ø Huzaifah ibnu Al Yaman Ø Jabir ibnu Abdullah Ø Abdullah ibnu Umar Ø Anas ibnu Malik Ø Abu Hurairah Ø An-Nuwas ibnu Sam’an Ø Nafir ibnu Malik Ø Aisyah Ø Ummu Salamah Ø Beberapa sahabat nabi SAW Ø Ubadah ibnu Shamit Ø Abdullah ibnu Abbas Ø Abu bakrah Ats-Tsaqafi Ø Seorang dari sahabat nabi SAW Ø Safinah Maula Rasulullah SAW Ø Abu Said Al Khudri Ø Fathimah binti Qais Ø Ummu Syarik Ø Abdullah ibnu Mas’ud Ø Abdullah ibnu Amr Dan sejumlah nama sahabat lainnya yang meriwayatkan hadits-hadits tentang Dajjal, dengan sanad-sanad yang tidak bertentangan dengan syawahidnya. Mereka adalah: Ø Abu umamah Ø Said ibnu Abi Waqqash Ø Abdullah ibnu Maghnam Ø Asma binti Yazid al Anshariyah Ø Mahjan ibnu Al Adra’ Ø Utsman ibnu Abi Al Ash Ø Samarah ibnu Jundub Ø Mujamma’ ibnu Jariyah Ø Asma binti umais Kemudian berikut nama-nama sahabat yang telah meriwayatkan hadits tentang turunnya Isa AS: Ø Abdullah ibnu Mughaffal Ø Abu Hurairah Ø An-Nuwas ibnu Sam’an Ø Nafir ibnu Malik Ø Aisyah Ø Jabir ibnu Abdullah Ø Abu Hurairah Ø Huzaifah ibnu Usaid Ø Abdullah ibnu Amr Dan berikut ini nama-nama sahabat lain yang meriwayatkan hadits-hadits tentang turunnya isa `alaihissalam dengan sanad-sanadnya yang tidak bertentangan dengan syawahid, yaitu: Ø Abu Umamah Al Bahili Ø Beberapa sahabat Nabi SAW Ø Samarrah Ø Huzaifah ibnu Al Yaman Ø Mujamma’ ibnu Jariyah Al Anshari Pemaparan nama-nama ini pada jalur-jalur sanad hadits tentang Dajjal dan hadits Isa `alaihissalam dan (perawi-perawinya dari kalangan sahabat Nabi SAW) agar menjelaskan kepada orang-orang awam bahwa hadits tersebut mutawatir. Semua orang yang ragu tentang hal itu berarti tergolong orang yang ragu pada agama secara keseluruhan. Dari sini jelas bahwa setiap orang yang beriman kepada agama Islam akan berada pada kondisi bahaya jika mereka tidak berpegang teguh kepada madzhab ahli hadits dalam kajian keagamaan mereka. Karena mereka merupakan orang yang paling mengetahui semua hadits shahih yang bersumber dari Nabi SAW dan mengetahui semua hadits yang bukan berasal dari beliau. Mereka juga merupakan orang yang paling mengenal makna dan maksud dalil tersebut. Hal itu disebabkan karena mereka menemukan hadits tersebut dari Rasulullah SAW dengan metode ilmiah yang shahih, yang tidak ada jalan lain untuk mengetahui agama kecuali dengannya. Tanpanya, agama akan menjadi hawa nafsu yang diikuti. Hal ini sudah menjadi penyakit yang telah mengakar dan telah menimpa dunia Islam belakangan ini. Tidak aka nada yang selamat kecuali segolongan orang yang tertolong yang telah Rasulullah SAW berikan kabar gembira dalam banyak hadits mutawatir. Di antaranya adalah hadits SAW, “Segolongan dari umatku akan senantiasa saling membunuh di atas kebenaran kepada golongan yang menentangnya, hingga akhirnya Al Masih membunuh Dajjal.”2) Saya berkata, “Semoga hal yang kami sebutkan itu dikarenakan factor kerasnya sikap Umar terhadap orang-orang yang mendustakan kedatangan Dajjal –dan yang lainnya yang tertera dalam Sunnah yang shahih-. Telah diriwayatkan oleh Yusuf ibnu Mahran dari Ibnu Abbas mengatakan bahwa dirinya telah mendengar Umar bin Khaththab radhiyallahu `anhu berkata di atas mimbar, “Aka ada suatu kaum di antara kalian dari umat ini yang mendustakan rajam dan dajjal, terbitnya matahari dari tempat terbenamnya, azab kubur, syafaat, dan kaum yang dikeluarkan dari neraka setelah mengalami siksaan. Jika saya mendapati mereka, niscaya saya akan membunuhnya seperti binasanya kaum Aad dan Tsamud.” Hadits ini telah ditakhrij oleh Imam Ad-Dani dalam kitab “Al Fitan” (Q 23/2), Ahmad (1/23) secara ringkas. Dan sanadnya adalah hasan. Kedua, yang memberanikan saya untuk menyusun risalah ini adalah orang-orang secara keseluruhan, -kecuali yang dikehendaki oleh Allah SWT, yaitu orang-orang yang tidak biaa memperbincangkan kemunculan Dajjal dan turunnya Isa `alaihissalam. Sebagaimana tertera dalam kitab “Zawaid Musnad Ahmad” (4/72). Rasyid ibnu Sa’ad berkata, “Ia mendengar seseorang berkata, “ketahuilah bahwa sesungguhnya Dajjal telah keluar.\'” Ia berkata, “Lalu mereka ditemui oleh Sha’ab ibnu Jutsamah, dan berkata, `Andaikan kalian tidak mengatakan, niscaya saya akan menceritakan pada kalian bahwa saya telah mendengarkan Rasulullah SAW bersabda, “Dajjal tidak akan muncul hingga manusia lupa mengingatnya dan hingga pemimpin-pemimpin tidak menyebutnya lagi di atas mimbar.”‘”3) Hadits ini mencakup imam-imam mesjid. Mereka tidak menyebutkan lagi Dajjal di atas mimbar dan mereka adalah golongan khusus dari umat manusia yang ada ini. Lalu bagaimana dengan kondisi manusia-manusia yang awam? Jika Allah SWT telah menjadikan segala sesuatu mempunyai sebab, maka saya tidak ragu lagi bahwa sebab pengabaian ini –walaupun peringatan dari nabi SAW kepada umatnya akan fitnah yang datang dari Sunnahnya ini telah sangat besar, sebagaimana akan anda dapati berikut ini di awal kisahnya- adalah keragu-raguan dan kebimbangan yang di suntikan sebagian orang yang diberi keutamaan oleh Allah mengenai hadits-hadits ini. Kadang keshahihannya tidak melalui jalur yang mutawatir. Terkadang juga karena disebabkan oleh dilalah hadits tersebut, sebagaimana telah dijelaskan. Sudah menjadi kewajiban bagi kalangan ulama untuk melakukan tugasnya. Mereka harus menjelaskan kepada umat apa yang telah disampaikan oleh Rasulullah SAW tentang fitnah Dajjal dan terbunuhnya Dajjal oleh Isa `alaihissalam. Ketahuilah bahwa sesungguhnya hal itu adalah hadits Nabi. Oleh karena itu hal tersebut menjadi faktor yang mendorong saya untuk menyusun kitab ini. Hal tersebut dimaksudkan agar orang-orang terbiasa memperbincangkan tentang Dajjal dan fitnah yang ditimbulkannya. Sehingga mereka tidak terjebak dalam kesesatan dan penyimpangan yang tidak mungkin terjadi seperti itu, apalagi bagi yang beriman –yang tidak ragu sedikitpun tentang apa yang bersumber dari nabi Saw dari hadits-haditsnya. Karena ia tahu bahwa Allah SWT menguji hambanya dengan beraneka ragam fitnah sesuai dengan kehendak-Nya. Firman-Nya, “Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya. Sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan (dengan Dia).” (Qs. Al Qashash (28): 68) Jika seseorang mukmin telah mengetahui hal itu dan beriman padanya, maka hendaknya ia berusaha mencari pelindung dari fitnah tersebut, yaitu: Pertama, memohon perlindungan kepada Allah SWT dari kejahatan fitnahnya dan memperbanyak permohonan perlindungan kepada-Nya, terutama dalam tasyahud akhir dalam shalat. Rasulullah SAW bersabda, “Jika salah seorang dari kalian telah selesai dari tasyahud akhir shalatnya, maka hendaknya ia memohon perlindungan kepada Allah SWT dari empat perkara, dan katakanlah, `Wahai Tuhanku, aku memohon perlindungan kepada-Mu dari siksa jahanam, siksa kubur, fitnah kehidupan dan kematian, dan jahatnya fitnah Dajjal.\'”4) Hal itu tercantum dalam kitab “Shahihain” dan kitab lainnya dari sekumpulan sahabat yagn di antaranya terdapat Aisyah radhiyallahu `anha yang menerangkan bahwa Nabi SAW selalu memohon perlindungan dari fitnah Dajjal. Bahkan beliau memerintahkan untuk senantiasa memohon perlindungan dari fitnah Dajjal dengan perintah yang umum bagi seluruh manusia. Sebagaimana termaktub dalam hadits Zaid ibnu Tsabit, ia berkata, “Ketika Nabi SAW berada di suatu dinding pada salah satu kuburan bani Najjar dan ia berada di atas untanya, sedangkan kami berada bersamanya, tiba-tiba runtuh tembok itu dan hampir-hampir menimpa beliau. Saya pernah membuat kuburan enam, lima orang atau mungkin hanya empat, lalu Rasulullah bertanya, `Siapa yang mengetahui penghuni kuburan ini?’ seorang laki-laki menjawab, `Saya’. Beliau lalu bertanya kembali, `Kapan mereka meninggal?’ Orang itu menjawab, `Mereka meninggal dalam kemusyrikan’ (dalam satu riwayat: mereka meninggal pada masa jahiliah). Lalu beliau berkata, “Sesungguhnya umat ini diuji di dalam kuburnya. Seandainya mereka belum dikuburkan, maka saya akan memohon kepada Allah untuk memperdengarkan kepada kalian siksa kubur sebagaimana yang aku dengarkan ini.” Kemudian beliau menghadapkan wajahnya pada kami dan berkata, `Mohonlah perlindungan kepada Allah SWT dari siksa neraka!’ Mereka menjawab, `Kami akan memohon perlindungan kepada Allah SWT dari siksa neraka.’ Lalu ia berkata lagi, `Mohonlah perlindungan kepada Allah SWT dari siksa kubur.’ Mereka menjawab, `Kami memohon perlindungan kepada Allah SWT dari siksa kubur.’ Beliau berkata lagi, `Mohonlah perlindungan kepada Allah SWT dari fitnah yang nampak dan tersembunyi.’ Mereka menjawab, Kami memohon perlindungan kepada Allah SWT dari fitnah yang nampak dan yang tidak nampak.’ Beliau berkata lagi, `Mohonlah perlindungan kepada Allah SWT dari fitnah Dajjal.’ Mereka menjawab, `Kami memohon perlindungan kepada Allah SWT dari fitnah dajjal.\'”5) Kedua, menghafal sepuluh ayat pertama dari surat Al Kahfi. Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang menghafal sepuluh ayat pertama dari surah Al Kahfi, maka akan terlidung dari fitnah Dajjal.” (HR. Imam Muslim dan selainnya dari Abu Darda.)”6) Ketiga, menjauhi dan tidak mengikutinya. Kecuali jika ia mengetahui bahwa tidak akan merusak dirinya karena keimanannya pada tuhannya dan karena ia telah mengetahui tanda-tanda yang telah digambarkan oleh Rasulullah SAW. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Barangsiapa mendengar berita tentang Dajjal, maka hendaknya ia menjauhinya. Demi Allah, seseorang akan didatanginya dan ia mengira bahwa ia adalah seorang mukmin lalu ia mengikutinya. Dan ia membawa hal yang samar.” (Hadits ini telah ditakhrij oleh Imam Ahmad dan selainnya dari Imran Ibnu Hushain)7) Keempat, tinggal di Makkah dan Madinah. Karena kedua tempat ini suci dan aman dari Dajjal, sebagaimana sabda Nabi SAW, “Dajjal datang dan menginjakkan kakinya di bumi kecuali di Makkah dan Madinah. Lalu ia mendatangi Madinah, tetapi ia mendapati setiap celahnya ada barisan malaikat.” Hadits ini telah ditakhrij oleh Syaikhain dan imam-imam lainnya dari Anas ibnu Malik radhiyallahu `anhu.8) Tempat yang sama dengan kedua tempat itu adalah Masjid Al Aqsha dan Thur. sebagaimana pada paragraf (24). Ketahuilah bahwa negeri-negeri yang suci ini dijadikan oleh Allah SWT sebagai perlindungan dari Dajjal bagi orang yang mendiaminya dan beriman serta patuh menjalankan hak dan kewajibannya kepada Tuhannya. Dajjal tidak akan jauh dari kehidupan kaum mukminin. Adapun yang tidak dijadikan sebagai tempat perlindungan akan dibahas pada paragraf (25/Abu Umamah, 30) bahwa Dajjal ketika mendatangi Madinah Nabawiyah dan dicegat oleh malaikat untuk memasukinya, terjadi tiga getaran yang menimpa penduduknya. Tidak akan bertahan di dalamnya orang munafik, baik itu laki-laki maupu perempuan, kecuali akan keluar dari kota itu. Kaum munafik itu tidak akan terlindungi dari Dajjal walaupun mereka tinggal di Madinah Nabawiyah. Bahkan mereka akan keluar darinya, dan menjadi pengikut Dajjal seperti kaum Yahudi. Sebaliknya, bagi orang yang membenarkan dan beriman, maka mereka akan terlindungi dari fitnahnya. Sebagian dari mereka akan keluar dalam keadaan menantang dan mengatakan di hadapannya bahwa ini adalah Dajjal, sebagaimana yang telah diceritakan oleh Rasulullah SAW dalam hadits-haditsnya. Pelajaran yang dapat dipetik adalah bahwa keimanan dan amal shalih merupakan faktor utama keselamatan. Adapun bermukim di negeri hijrah (Madinah) dan selainnya merupakan faktor kedua. Barangsiapa yang tidak memenuhi faktor yang utama, maka faktor kedua itu tidak akan berguna sedikitpun baginya. Nabi SAW telah menunjukkan hal itu dalam sabdanya bagi orang yang bertanya tentang hijrah. “Alangkah celakanya! Sesungguhnya perkara hijrah sangatlah besar. Apakah kamu memiliki unta? “Ia menjawab, “Ya, saya memilikinya.” Beliau bertanya lagi, “Apakah kamu telah menunaikan shadaqahnya?” Ia menjawab, “Ya, saya sudah menunaikannya.” Lalu beliau bersabda, “Berusahalah di balik laut, karena Allah tidak akan menzhalimi sedikitpun dari amalanmu.”9) Alangkah indah apa yang telah diriwayatkan oleh Imam Malik dalam kitab Al Muwattha’ (2/230) dari Yahya ibnu Said, “Sesungguhnya Abu Darda’ menulis sepucuk surat kepada Salman Al Farisi yang berbunyi, `Mari kita ke tanah yang suci (yaitu: Syam).’ Lalu Salman menulis surat juga kepadanya sebagai balasan yang bunyinya, `Sesungguhnya bumi tidak mensucikan seseorang, akan tetapi yang mensucikannya adalah amalannya.\'” Maha benar Allah ketika berfirman, “Dan katakanlah, `Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Maha Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.\'” (Qs. At-Taubah (9): 105). Firman Allah SWT, “Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (Qs. Muhammad (47): 7). “Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa.” (Qs. Al Hajj (22): 40) Sesungguhnya sangkaan ini merupakan faktor terkuat yang menggiring para ustadz dan musyid serta penulis-penulis modern untuk mengingkari hadits-hadits tentang Imam Mahdi dan Isa As. Mereka sangatlah salah bila ditinjau dari dua segi: Pertama, Berdasarkan sangkaan ini, mereka menganggap bahwa sumber perkataan mereka adalah hadits-hadits yang menunjukkan hal tersebut. Jika tidak, mereka tidak akan mengingkarinya. Kedua, Mereka tidak mengerti bagaimana seharusnya memperbaiki sangkaan tersebut. Seharusnya memperbaiki sangkaan salah itu adalah dengan cara menetapkan hadits-hadits yang shahih dan membatalkan pemahaman-pemahaman yang keliru. Pengingkaran terhadap hal itu sama halnya dengan pengingkaran terhadap keharusan beriman kepada takdir, baik dan buruknya. Sebagian kaum mukminin memahami bahwa sebenarnya dirinya berada pada posisi yang terpaksa, dan seorang mukallaf tidak mempunyai kesempatan untuk berusaha dan berikhtiar. Karena pemahaman ini adalah jelas-jelas batil, maka mereka segera mengingkarinya. Akan tetapi, mereka juga sekaligus mengingkari takdir pula. Ini adalah apa yang telah dihasilkan oleh sebagian ustadz dan penulis. Karena ketika mereka mendapati keadaan kaum muslimin –kecuali sebagian di antara mereka- ketika menemukan hadits-hadits tentang Mahdi dan Isa AS, mereka segera mengingkarinya karena mengikuti sangkaan mereka tadi. Pada hakikatnya, mereka yang mengingkari –yaitu mereka yang memahami hadits-hadits ini dengan tidak didasarkan pada dalil-dalil yang kuat, mereka segera mengingkarinya dalam rangka menjauhi diri mereka dari perkara-perkara tersebut- mereka telah mengkombinasikan antara dua buah musibah: Kesesatan dalam pemahaman dan kufur pada nash. Mereka mengakui bahwa pemahaman tersebut adalah kesesatan dalam dirinya. Mereka mengingkarinya dengan pengingkaran pada nash yang mereka pahami. Sebaliknya, mereka malah percaya pada nash dengan pemahaman seperti itu. Sebenarnya untuk setiap dari dua golongan tersebut terdapat sebuah petunjuk dan sekaligus kesesatan. Yang benar adalah mengambil petunjuk dari keduanya dan membuang jauh-jauh kesesatan yang ada padanya. Hal itu dapat ditempuh dengan cara percaya kepada nash (dengan tidak memahaminya secara keliru). Golongan yang seperti mereka adalah golongan mu’tazilah di satu sisi dan golongan musyabbihah di sisi lainnya. Karena golongan yang pertama menakwilkan ayat-ayat dan hadits-hadits tentang Dajjal dengan penakwilan yang batil, yang membuat mereka mengingkari sifat ketuhanan. Yang harus dilakukan adalah lari dari penyerupaan yang dilakukan oleh golongan musyabbihah. Sebenarnya golongan mu’tazilah sendiri bekerja sama dengan golongan musyabbihah dalam memahami penyerupaan pada ayat-ayat yang berkenaan dengan sebuah sifat. Akan tetapi, mereka juga berselisih paham dalam mengingkari penyerupaan tersebut dengan jalan penakwilan yang batil. Seperti penyerupaan yang berhubungan dengan pengingkaran pada sifat ketuhanan. Adapun golongan musyabbihah, tidak terjebak dalam kebatilan ini. Akan tetapi, mereka menetapkan penyerupaan tersebut. Pendapat yang benar adalah menyatukan sisi kebenaran yang terdapat dalam setiap pendapat mereka, dan membuang jauh-jauh pendapat yang menyesatkan. Yaitu dengan metode itsbat (penetapan) dan At-Tanzih (pensucian). Firman Allah SWT, “(Dia) pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (Qs. Asy-Syuuraa (42): 11) Saya katakana dalam hadits-hadits yang berkenaan dengan turunnya Isa `alaihissalam dan yang lainnya, bahwa sesungguhnya yang wajib dalam menyikapi hadits-hadits tersebut adalah dengan cara iman kepadanya, dan menolak dugaan para kaum mutawahhimin yang menyesatkan dengan cara meniggalkan perbuatan-perbuatan yang buruk. Apabila hal itu semua telah dilakukan, berarti kita telah mengkombinasikan antara kebenaran dan menolak kebatilan yang ada pada mereka. Hanya kepada Allah kita memohon. 1) “An-Nihayah” oleh Ibnu Katsir (1/148). 2) Saya telah mentakhrijnya dalam kitab “Ash-Shaihah” nomor (1959) 3) Imam Al Haitsami berkata dalam kitab “Majma az-Zawaid” (7/335): (diriwayatkan oleh Abdullah ibnu Ahmad dari riwayat Biqiyyah dari Shafwan ibnu Amr. Hadits ini shahih sebagiamana ibnu Ma’in dan Biqiyyah katakan, dan rijalnya terpercaya). 4) Lihat (Sifat Ash-Shalat) (hal: 199 cet. VII) 5) Telah ditakhrij oleh Imam Muslim (8/161) dan Imam Ahmad (5/190). 6) Diriwayatkan oleh Imam Muslim dan selainnya. Dalam suatu riwayatnya: (akhir surat Al Kahfi). Dan ini merupakan riwayat yang syadz. Sebagaimana telah ditahqiq dalam kitab “Ash-Shahihah” nomor (2651). Hadits An-Nuwas menjadi syahid untuk hadits pertama pada paragraf (5). Hadits Abi Umamah pada paragraf (14). 7) Hadits ini juga telah ditakhrij dalam kitab Al Misykat (5488) dan juga diriwayatkan oleh Imam Hambal dalam kitab Al Fitan (Q 46/2). 8) Hadits ini telah ditakhrij dalam kitab Ash-Shahihah (2458). 9) Telah ditakhrij oleh Imam Bukhari (7/207-Fathu), Imam Muslim (6/28), Abu Daud (1/388), Imam An-Nasai (2/182), dan Imam Ahmad (3/64). * Login or register to post comments dainetral — Tue, 01/12/2009 – 19:42 Benarkah itu dajjal? Maaf, setahu saya dari hadits shahih yang inti-nya ” jika dajjal sudah muncul, maka dajjal butuh waktu 40 hari untuk mengelilingi bumi menyesatkan dan memporak-porandakan umat manusia, dan tak ada satu pun kebaikan bagi seorang mukmin untuk menemui dajjal karena dia akan terkena fitnah omongan dajjal yang mengaku sbg tuhan dan mengaku neraka itu syurga, jika seorang mukmin menolak omongan dajjal itu maka seorang mukmin itu akan dibelah badannya simetris” Sifat-sifat Dajjal penulis Al-Ustadz Abu Abdillah Abdurrahman Mubarak Syariah Kajian Utama 01 – Oktober – 2007 08:07:13 Keluar Dajjal merupakan satu perkara yg pasti. Dajjal akan berusaha menyesatkan manusia dari jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sehingga orang yg beriman semesti mengetahui sifat serta fitnah-fitnah Dajjal agar terhindar dari kesesatannya. Al-Imam Al-Qurthubi rahimahullahu menerangkan: “Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menyifati Dajjal dgn penjelasan yg gamblang bagi orang yg punya hati. Sifat-sifat tersebut semua jelek yg nampak jelas bagi orang yg mempunyai indera yg sehat. Namun orang yg Allah Subhanahu wa Ta’ala tetapkan akan celaka tetap mengikuti Dajjal dlm pengakuan yg dusta dan dungu serta diharamkan utk mengikuti al-haq.” Apakah Dajjal itu Manusia? Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullahu berkata: “Ya. Dajjal adl manusia dari bani Adam. Sebagian para ulama menyatakan Dajjal adl setan. Sebagian lagi menyatakan bapak manusia ibu dari bangsa jin. Tapi semua pendapat ini tidaklah benar. Karena dia butuh makan minum dan lainnya. Oleh krn itu Nabi ‘Isa ‘alaihissalam membunuh dgn cara membunuh manusia biasa.” Al-Qadhi ‘Iyadh rahimahullahu berkata: “Hadits-hadits ini adl hujjah bagi Ahlus Sunnah akan benar keberadaan Dajjal bahwa Dajjal adl satu sosok tubuh yg merupakan ujian dari Allah Subhanahu wa Ta’ala bagi hamba-hamba-Nya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan dia kemampuan melakukan beberapa hal seperti menghidupkan orang mati yg ia bunuh memunculkan kesuburan membawa sungai surga dan neraka perbendaharaan bumi mengikuti diri memerintahkan langit utk hujan mk turunlah hujan memerintahkan bumi utk menumbuhkan mk tumbuhlah tanaman-tanaman. Itu semua terjadi dgn kehendak Allah Subhanahu wa Ta’ala. Setelah itu ia tdk mampu melakukan tdk mampu membunuh seorang laki2 ataupun lainnya.” Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu berkata: “ Dajjal adl manusia. Fitnah lbh besar dari fitnah Eropa sebagaimana banyak diterangkan dlm banyak hadits.” Dakwah Dajjal Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullahu mengatakan: “Telah disebutkan awal mula ia keluar menyeru kepada Islam mengaku sebagai muslim. Kemudian mengaku sebagai nabi setelah itu mengaku sebagai ilah.” Sifat-sifat dan Bentuk Fisiknya 1. Seorang pemuda yg berambut keriting dan kusut masai. Dari An-Nawwas bin Sam’an radhiyallahu ‘anhu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: إِنَّهُ شَابٌّ قَطَطٌ عَيْنُهُ طَافِئَةٌ كَأَنِّي أُشَبِّهُهُ بِعَبْدِ الْعُزَّى بْنِ قَطَنٍ “Dia adl seorang pemuda yg sangat keriting rambut hilang cahaya mata seakan-akan aku menyerupakan dgn Abdul ‘Uzza bin Qathan.” Dalam riwayat lain: “Rambut kusut.” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: إِنَّ مِنْ بَعْدِكُمُ الْكَذَّابَ الْمُضِلَّ وَإِنَّ رَأْسَهُ مِنْ بَعْدِهِ حُبُكٌ حُبُكٌ حُبُكٌ -ثَلاَثَ مَرَّاتٍ- وَإِنَّهُ سَيَقُوْلُ: أَنَا رَبُّكُمْ؛ فَمَنْ قَالَ: لَسْتَ رَبَّنَا لَكِنَّ رَبَّنَا اللهُ عَلَيْهِ تَوَكَّلْنَا وَإِلَيْهِ أَنَبْنَا نَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شَرِّكَ؛ لَمْ يَكُنْ لَهُ عَلَيْهِ سُلْطَانٌ “Nanti akan ada pendusta yg menyesatkan rambut di belakang hubukun –beliau ucapkan tiga kali–. Dia akan berkata: ‘Aku adl Rabb kalian’. Barangsiapa yg berkata: ‘Engkau bukan Rabb kami. Rabb kami adl Allah kepada-Nyalah kami bertawakal dan kepada-Nyalah kami kembali. Kami berlindung kepada Allah dari kejahatanmu’ niscaya Dajjal tdk mampu mengalahkannya.” Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu berkata: “Hadits ini merupakan dalil yg tegas bahwa Dajjal akbar adl manusia yg punya kepala dan rambut. Bukan sesuatu yg maknawi atau kiasan dari kerusakan sebagaimana ucapan orang2 yg lemah imannya.” 2. Matanya Dia adl seorang yg buta sebelah sedangkan Rabb kalian tidaklah demikian. Masalah ini diriwayatkan dlm hadits yg mutawatir diriwayatkan oleh lbh dari sepuluh orang sahabat. Di antaranya: – Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma: قَامَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي النَّاسِ فَأَثْنَى عَلَى اللهِ بِمَا هُوَ أَهْلُهُ ثُمَّ ذَكَرَ الدَّجَّالَ فَقَالَ: إِنِّي أُنْذِرُكُمُوْهُ وَمَا مِنْ نَبِيٍّ إِلاَّ قَدْ أَنْذَرَهُ قَوْمَهُ، لَقَدْ أَنْذَرَهُ نُوْحٌ قَوْمَهُ وَلَكِنْ سَأَقُوْلُ لَكُمْ فِيْهِ قَوْلاً لَمْ يَقُلْهُ نَبِيٌّ لِقَوْمِهِ، تَعْلَمُوْنَ أَنَّهُ أَعْوَرُ وَأَنَّ اللهَ لَيْسَ بِأَعْوَرَ Rasulullah berdiri di hadapan manusia menyanjung Allah Subhanahu wa Ta’ala dgn sanjungan yg merupakan hak-Nya kemudian menyebut Dajjal dan berkata: “Aku memperingatkan kalian dari tidaklah ada seorang nabi kecuali pasti akan memperingatkan kaum tentang Dajjal. Nuh ‘alaihissalam telah memperingatkan kaumnya. Akan tetapi aku akan sampaikan kepada kalian satu ucapan yg belum disampaikan para nabi kepada kaumnya. Ketahuilah dia itu buta sebelah adapun Allah Subhanahu wa Ta’ala tidaklah demikian.” – Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: إِنَّ الْمَسِيْحَ الدَّجَّالَ أَعْوَرُ عَيْنِ الْيُمْنَى كَأَنَّ عَيْنَهُ عِنَبَةٌ طَافِيَةٌ “Sesungguh Dajjal buta mata yg kanan mata seperti anggur yg menonjol.” – Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: أَلاَ أُحَدِّثُكُمْ حَدِيْثًا عَنْ الدَّجَّالِ مَا حَدَّثَ بِهِ نَبِيٌّ قَوْمَهُ؛ إِنَّهُ أَعْوَرُ وَإِنَّهُ يَجِيْءُ مَعَهُ بِمِثَالِ الْجَنَّةِ وَالنَّارِ فَالَّتِي يَقُوْلُ إِنَّهَا الْجَنَّةُ هِيَ النَّارُ وَإِنِّي أُنْذِرُكُمْ كَمَا أَنْذَرَ بِهِ نُوْحٌ قَوْمَهُ “Maukah aku sampaikan kepada kalian tentang Dajjal yg telah disampaikan oleh seorang nabi kepada kaumnya? Dia buta sebelah membawa sesuatu seperti surga dan neraka. Yang dia katakan surga pada hakikat adl neraka aku peringatkan kepada kalian sebagaimana Nabi Nuh ‘alaihissalam memperingatkan kaumnya.” Rasullullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: هُوَ أَعْوَرُ هِجَانٌ كَأَنَّ رَأْسَهُ أَصَلَةٌ، أَشْبَهُ رِجَالِكُمْ بِهِ عَبْدُ الْعُزَّى بْنُ قَطَنٍ فَإِمَّا هَلَكَ الْهُلَّكُ فَإِنَّ رَبَّكُمْ عَزَّ وَجَلَّ لَيْسَ بِأَعْوَرَ “Dajjal mata buta sebelah kulit putih.” : “Kulit putih seperti keledai putih. Kepala kecil dan banyak gerak mirip dgn Abdul ‘Uzza bin Qathan. Jika ada orang2 yg binasa ketahuilah Rabb kalian tidaklah buta sebelah.” Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu berkata: “Hadits ini menunjukkan Dajjal akbar adl manusia yg mempunyai sifat seperti manusia. Apalagi Rasulullah menyerupakan dgn Abdul ‘Uzza bin Qathan seorang shahabat. Hadits ini satu dari sekian banyak dalil yg membatilkan takwil sebagian orang yg menyatakan Dajjal bukanlah sosok fisik tapi rumuz kemajuan Eropa berikut kemegahan serta fitnahnya. Dajjal adl manusia fitnah lbh besar dari fitnah Eropa sebagaimana banyak diterangkan dlm banyak hadits.” Tulisan di antara Kedua Matanya Tertulis di antara kedua mata ك ف ر yg bisa dibaca oleh mukmin yg bisa baca tulis ataupun tidak. Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: مَا مِنْ نَبِيٍّ إِلاَّ وَقَدْ أَنْذَرَ أُمَّتَهُ اْلأَعْوَرَ الْكَذَّابَ أَلاَ إِنَّهُ أَعْوَرُ وَإِنَّ رَبَّكُمْ لَيْسَ بِأَعْوَرَ وَمَكْتُوْبٌ بَيْنَ عَيْنَيْهِ ك ف ر “Tidak ada seorang nabi pun kecuali memperingatkan umat dari Dajjal. Dia buta pendusta. Ketahuilah dia buta adapun Rabb kalian tidaklah demikian. Tertulis di antara dua mata Dajjal :ك ف ر -yakni: kafir.” Dari ‘Umar bin Tsabit Al-Anshari rahimahullah beliau mendapatkan berita dari sebagian shahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwasa pada suatu hari beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata memperingatkan manusia dari Dajjal: إِنَّهُ مَكْتُوْبٌ بَيْنَ عَيْنَيْهِ كَافِرٌ يَقْرَؤُهُ مَنْ كَرِهَ عَمَلَهُ أَوْ يَقْرَؤُهُ كُلُّ مُؤْمِنٍ “Sesungguh tertulis di antara dua mata ك ف ر akan bisa membaca orang yg membenci amalan -atau akan membaca semua mukmin.” Dalam satu riwayat dari Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu
    Reply
  57. dainetral
    Isi Buku tentang Dajjal yang ditulis oleh ulama ahli hadits Takhrij Beberapa Petikan Hadits Penulis Buku: Syaikh Nashiruddin Al-albani Hadits shahih biasanya terdapat dalam bentuk terpisah dalam beberapa hadits, dan hanya sebagian kecil saja yang tidak seperti itu. Berikut ini akan kami ketengahkan penjelasan mengenai hal itu. Untuk memudahkan dalam menjelaskannya kepada segenap pembaca dan proses pentakhrijannya bagi saya, maka saya menjadikannya beberapa paragraf dengan nomor-nomor yang saling berkaitan seperti berikut ini: – Petikan hadits ini ada pada beberapa hadits: Pertama, Dari Hisyam ibnu Amir secara marfu dengan lafazh: “Tidak ada penciptaan yang lebih besar sejak penciptaan Adam hingga datangnya hari kiamat selain dari Dajjal.” (Dalam suatu riwayat: “Tidak ada fitnah yang lebih besar dari fitnah Dajjal).” Hadits ini telah ditakhrij oleh Imam Muslim (8/207), Imam Al Hakim (4/528), Imam Ahmad (4/20 dan 21), dan salah satu riwayatnya yang lain dari dua riwayatnya adalah riwayat Al Hakim dengan penambahan: “Di sisi Allah”, dan dikatakan, “Shahih berdasarkan syarat Bukhari dan keduanya tidak mentakhrijnya. ” Demikian pula dikatakan, “Semoga yang ia maksud adalah lafazh yang menunjukkan hal itu. Jika tidak, maka Imam Muslim telah mentakhrijnya sebagaimana yang saya telah sebutkan. Dan telah ditakhrij juga oleh Imam Ad-Dani (172/2-177/1) dengan penambahan: `Ia sungguh telah memakan makanan dan berjalan di pasar\'” Kedua, dari Abdullah ibnu Mughaffal, ia mengatakan bahwasannya Rasulullah SAW pernah bersabda, “Allah tidak pernah menurunkan ke bumi sejak penciptaan Adam hingga terjadinya hari kiamat, sebuah fitnah yang lebih besar dari fitnah Dajjal. Saya telah mengatakan suatu perkataan yang belum pernah seorang pun mengatakannya sebelumku. Dia itu adalah dari golongan manusia dengan rambut keriting, mata kirinya buta, di atas mata kanannya ada alis yang tebal, dan ia mampu menyembuhkan kebutaan dan penyakit belang-belang, dan ia akan berkata, `Saya adalah tuhanmu.’ Maka barangsiapa yang mengatakan, `Saya adalah tuhanmu,’ maka tidak akan terjadi fitnah pada dirinya. Dan barangsiapa yang mengatakan, `Kamu adalah tuhanku,’ maka dia akan tertimpa fitnah. Dia akan bersama kalian sesuai kehendak Allah. Kemudian Allah mengutus Isa ibnu Maryam untuk membenarkan agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, selaku pemimpin yang member petunjuk dan penengah yang adil, lalu ia akan membunuh Dajjal.” Imam Al Hasan berkata, “Kami melihat hal itu ketika terjadi hari kiamat nanti.” Hadits ini telah diriwayatkan oleh Imam Ath-Thabrani dalam kitab “Al Kabir” dan kitab “Al Ausath”. Dan rijal-nya adalah terpercaya. Pada sebagian ulama terjadi sedikit perbedaan pendapat, sebagaimana dijelaskan dalam kitab “Majma’ Az-Zawaid” (7/336). Untuk redaksi kalimat yang menerangkan tentang mata Dajjal terdapat riwayat yang mendukungnya, adapun lafazh hadits tersebut adalah: “Sesungguhnya dajjal mata kirinya juling, di atasnya terdapat alis yang tebal, dan tertulis di antara kedua matanya: kafir.” Hadits ini telah diriwayatkan oleh Imam Ahmad (3/115 dan 201) dengan sanad yang shahih. Ketiga, Dari Huzaifah, ia berkata bahwa Dajjal disebutkan di hadapan Rasulullah SAW, maka beliau bersabda, “Sesungguhnya saya tidak pernah sekhawatir akan fitnah yang terjadi pada kalian selain fitnah Dajjal. Tidak ada seorang pun yang dapat selamat dari fitnah ini sehingga ia pun tidak akan selamat darinya. Suatu fitnah tidak diciptakan di muka bumi ini –baik besar maupun kecil- kecuali untuk menambah fintah Dajjal.” Hadits ini telah fitakhrij oleh Imam Ahmad (5/389) dan Ibnu Hibban (1897).10) Saya mengatakan bahwa sanadnya shahih dan rijalnya terpercaya, rijalnya merupakan rijal Syaikhain. Imam Al Haitsami berkata (7/335), “Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Al Bazzar, rijalnya rijal shahih.” Keempat, Dari Jabir ibnu Abdullah. Haditsnya akan dijelaskan pada halaman berikutnya, insya Allah. 1. Petikan hadits ini didukung oleh beberapa hadits: Pertama, Dari Abdullah ibnu Umar radhiyallahu `anhu, ia berkata, “Rasulullah SAW berdiri di tengah-tengah orang sambil memuji-muji Allah dan menyebutkan Dajjal, beliau berkata, “Sesungguhnya saya memperingatkan kalian tentang Dajjal itu. Tidak ada seorang nabi pun kecuali telah memperingatkan umatnya. (Nabi Nuh telah memperingatkan umatnya akan perihal itu). Akan tetapi, saya akan mengatakan suatu ungkapan yang belum ada seorang nabi pun mengatakannya kepada kaumnya sebelumku, yaitu “Ketahuilah Dajjal itu juling, sedangkan Allah SWT tidak juling.” ” Hadits ini telah ditakhrij oleh Abdurrazzaq dalam kitab “Al Mushannaf” (11/390/20820) , Imam Ahmad (2/149), Imam Bukhari (13/80-81), lafazhnya berasal dari dia, Imam Muslim (8/193) dan dua tambahan darinya, demikian pula Imam At-Tirmidzi (2236), Imam Abu Daud (4757), Ibnu Mandah dalam kitab “Al Iman” (96/2) dari jalur Salim ibnu Abdullah, dan Imam Al Khatib dalam kitab “At-Tarikh” (7/183-184). Dalam suatu riwayat menurut Imam Ahmad (2/135), Ibnu Mandah (97/1) dari jalur Muhammad ibnu Zaid Abi Umar ibnu Muhammad mengatakan bahwa Abdullah pernah berkata dengan perkataan yang serupa dengan lafazh: “Allah tidak pernah mengutus seorang nabi kecuali telah memperingatkan umatnya tentang Dajjal itu. Nabi Nuh AS telah memperingatkan umatnya tentang hal itu, demikian juga dengan nabi-nabi yang datang setelahnya. Ketahuilah, bahwa tidak ada yang tersembunyi pada kalian tentang keadaan Dajjal karena Tuhanmu tidak juling. Ketahuilah, bahwa tidak ada yang tersembunyi pada kalian tentang keadaannya karena Tuhanmu tidak juling.” Saya berkata, “Sanadnya shahih berdasarkan syarat Syaikhain.” Diriwayatkan pula oleh Ibnu Hibban (1896), Ibnu Mandah dalam kitab “At-Tauhid” (82/2) dari jalur ketiga lafazhnya seperti itu, dengan penambahan, “Tertulis di antara kedua matanya: kafir, yang dapat dibaca oleh mukmin yang mampu menulis maupun yang tidak mampu menulis.” Sanadnya shahih. Telah diriwayatkan juga oleh Imam Bukhari (3440), Imam Muslim (1/107) dari jalur Nafi’ yang bersumber dari Ibnu Umar dalam hadits yang panjang. Di dalamnya dikatakan, “Sesungguhnya Dajjal juling mata kanannya, seakan-akan matanya itu bagaikan buah anggur.” Hadits ini juga ditakhrij dalam kitab “Ash-Shahihah” (1857) Kedua, Dari Anas ibnu Malik radhiyallahu `anhu, ia mengatakan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, “Tidak ada seorang nabi pun kecuali telah memperingatkan umatnya tentang si juling yang pendusta, dan ketahuilah bahwa Dajjal itu juling, sedangkan Tuhanmu tidak juling. Tertulis di antara kedua matanya `kafir’ (mampu dibaca oleh setiap muslim).” Hadits ini telah ditakhrij oleh Imam Bukhari (13/85), Imam Muslim (8/195), Abu Daud (92/213), At-Tirmidzi (2246) dan menshahihkannya, Imam Ahmad (3/103 dan 173, 276 dan 290), Imam Hambal (51/2), ibnu Khuzaimah dalam kitab “At-Tauhid” (hal 32), Ibnu Mandah (97/1) dan tambahan oleh Imam Muslim dan Ahmad dan yang lainnya. Hadits dalam bab tersebut bersumber dari Abu Said Al Khudri dalam kitab “Al Majma” (7/336-337), Asma’ binti Yazid Al Anshariyah. Penjelasannya akan dijelaskan pada pembahasan berikutnya, insya Allah, dan juga hadits itu bersumber dari Aisyah dan dari Ummu Salamah, dan akan dijelaskan pada pembahasan selanjutnya. 2. Petikan hadits di bawah ini akan dijelaskan secara terpisah dalam dua hadits atau lebih: Pertama, Dari Abu Hurairah radhiyallahu `anhu, ia mengatakan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, “Sesungguhnya aku adalah penutup para nabi dan sesungguhnya masjidku adalah penutup segenap mesjid.” Hadits ini telah di takhrij oleh Imam Muslim (4/135). Adapun hadits-hadits yang mendukungnya banyak sekali, seperti hadits yang masyur tentang keutamaan Ali, “Kamu (Ali) bagiku sama posisinya antara Harun dengan Musa. Hanya saja sudah tidak ada nabi setelahku.” Hadits ini telah ditakhrij oleh Imam Ahmad dan Syaikhain dan selainnya dari beberapa jalur. Kedua, Dari Ibnu Abbas dikatakan bahwa Nabi SAW bersabda, “Kita merupakan penutup segenap umat, dan kita merupakan orang yang paling pertama dihisab.” Dikatakan, “Dimana umat yang ummi (buta huruf)? Kita adalah yang terakhir, namun pertama.” Hadits ini telah ditakhrij oleh Ibnu Majah (2/575). Saya berpendapat bahwa sanad hadits ini shahih, sebagaimana Imam Al Bushairi berkata dalam kitab “Zawaid” (265/1). Ketiga, dari Muawiyah ibnu Haidah, ia mengatakan bahwa saya telah mendengarkan Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya kalian didahului oleh tujuh puluh umat, kalian adalah penutupnya, dan yang paling mulia di sisi Allah azza wa jalla.” Hadits ini telah ditakhrij oleh Imam Ad-Darimi (2/313) dan imam Ahmad (5/3 dan 5). Saya berpendapat bahwa hadits tersebut sanadnya hasan, dan hadits tersebut tertera dalam kitab “Al-Misykat” (2694) dengan yang semacamnya. 3. Saya tidak menemukan pada petikan hadits tersebut suatu hadits yang mendukung (syahid) dari segi lafazhnya. Yang paling mendekati hadits tersebut adalah hadits Abu Hurairah, ia pernah mengatakan bahwa dirinya telah mendengarkan Abu Al Qasim Ash-Shadiq wal Mashduq berkata, “Dajjal yang juling muncul sebagai kesesatan di arah timur di zaman terpecahnya umat manusia. Kemudian atas kehendak Allah, ia tinggal di bumi selama empat puluh hari. Hanya Allah yang paling mengetahui ukurannya. Kaum mukminin menemukannya dalam keadaan yang sangat besar. Kemudian Isa ibnu Maryam turun dari langit untuk memimpin umat manusia.11) Jika ia mengangkat kepalanya dari rukuknya, ia berkata, `Allah Maha Mendengar orang yang memuji-Nya. Allah membunuh Dajjal dan nampaklah kaum muslilmin.\'” Kemudian Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya hal itu benar, dan hal itu sudah dekat. Dan semua yang akan datang adalah sudah dekat.” Imam Al Haitsami berkata (7/349), “Hadits ini telah diriwayatkan oleh Al Bazzar, rijalnya rijal shahih selain Ali ibnu Mundzir. Dan dia itu terpercaya (tsiqah). Imam Al Hafizh berkata (13/85), “Sanadnya Jayyid.”12) Hadits-hadits yang secara jelas menerangkan tentang kemunculan Dajjal banyak sekali. Sebagaimana akan dijelaskan pada halaman berikutnya insya Allah. Akan tetapi, tidak ada lafazh yang menguatkannya, seperti lafazh “Tidak boleh tidak (laa mahalah); atau sesungguhnya itu benar (innahu lahaq). Hadits-hadits tentang Dajjal seluruhnya menguatkan akan kebenaran kemunculan Dajjal itu sendiri. Kita ketahui bahwasannya hadits Nabi SAW seluruhnya adalah benar dan terpercaya. Baik itu hadits yang disertai dengan salah satu shigat penguat ataupun hadits yang sama sekali tidak menyertakan shigat penguat, firman Allah, “(Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al Qur’an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (Qs. An-Najm (53): 3 dan 4) Telah diriwayatkan juga oleh Imam Ad-Dani dalam kitab “Al Fitan” (141/1) dari Imam Al Hasan secara mursal tentang Isa AS: (Sesungguhnya Isa `alaihissalam akan turun, dan tidak boleh tidak. Jika kalian melihatnya, maka kenalilah…) Hadits tersebut telah ditakhrij oleh Imam Ibnu Hibban juga (1904) dari Shalih ibnu Umar bahwa Ashim ibnu Kulaib telah memberitakan pada kami yang bersumber dari bapaknya, ia berkata, “Saya telah mendengarkan Abu Hurairah mengatakan sesuatu, lalu ia menyebutkannya tanpa menyertakan perkataan, `Saya bersumpah bahwa Rasulullah SAW…..\'” Sanadnya shahih. Kumpulan tentang hadits tersebut telah ditakhrij oleh Imam Muslim (8/194), Ibnu Hibban (6755), dan Imam Ahmad (6/284). 4. Petikan hadits ini memiliki banyak syawahid. Saya menyebutkan beberapa hadits yang singkat, di antaranya, yaitu: Pertama, Dari Nuwas ibnu Sam’an, ia berkata, “Rasulullah SAW menyebutkan Dajjal ketika ia berada di atas untanya. Ia kelihatan meninggi dan menurun hingga kami mengiranya ia berada pada pohon kurma.” Beliau bersabda, “Sesungguhnya Dajjal paling saya khawatirkan pada kalian. Jika dia muncul dan saya ada bersama kalian, maka saya akan menjadi pelindung kalian. Dan jika dia muncul setelah saya tiada, maka setiap orang akan menjadi pelindung bagi dirinya sendiri. Dan Allah menjadi pelindung bagi setiap kaum muslimin. `Dajjal itu pemuda dengan rambut keriting dan matanya bulat. Saya mengumpamakannya dengan Abdul Uzza ibnu Qathan. Barangsiapa yang mendapatinya, maka hendaklah ia membaca permulaan surat al-Kahfi. (Karena dia akan menjadi benteng kamu dari fitnahnya). Dia akan muncul pada sebuah tempat antara Syam dan Irak. Dia akan merusak kiri-kanan. Wahai hamba Allah, teguhkanlah! Kami bertanya, “Wahai Rasulullah, berapa lama dia akan menetap di bumi?’ “Beliau menjawab, `Empat puluh hari. Sehari bagaikan setahun, sehari bagaikan sebulan, sehari bagaikan satu jumat (satu minggu), dan seluruh harinya seperti hari-hari kalian.” Kami bertanya, `Wahai Rasulullah, Hari yang bagaikan setahun itu, apakah cukup bagi kami melaksanakan shalat seperti halnya shalat yang kami lakukan sehari?’ Beliau menjawab, `Tidak, lakukanlah semampumu.’ Kami bertanya, `Wahai Rasulullah, seberapa jauh ukuran kecepatannya (Dajjal) di bumi?’ Beliau menjawab, `Bagaikan hujan yang diterbangkan oleh angin.’ Lalu dia mendatangi suatu kaum dan menyerunya dan mereka percaya padaya dan mematuhinya. Lalu memerintahkan langit, maka turunlah hujan. Dan bumi, maka tumbuhlah tumbuhan. Lalu tumbuhlah tumbuhan mereka yang lebih tinggi dari sebelumnya dan binatang ternak yang lebih gemuk dari yang sebelumnya. Kemudian meratakannya. Kemudian dia mendatangi suatu kaum dan menyeru mereka dan mereka menolak ajakanya, dan berpaling darinya. Maka mereka menjadi miskin dan tidak ada sesuatu hartapun di tangannya. Lalu dia melewati suatu bangunan yang telah roboh dan mengatakan padanya, `Keluarkanlah isi kekayaan yang ada padamu!’ Maka keluarlah isi kekayaan yang ada padanya bagaikan pelepah kurma. Kemudian ia memanggil seorang pemuda dan memukulnya dengan sebuah pedang serta memotongnya menjadi dua potong yang sama besarnya. Kemudian ia memanggilnya dan datang dengan wajah yang berseri-seri sambil tertawa. Ketika keadaannya seperti itu, maka Allah mengutus Al Masih Isa ibnu Maryam. Ia turun di menara putih di timur Dasmaskus antara dua tempat. Ia menyandarkan kedua punggungnya pada sayap-sayap dua malaikat. Dan ketika dia menundukkan kepalanya, maka turunlah hujan. Dan jika dia mengangkatnya, maka turunlah permata bagaikan mutiara. Tidak halal bagi orang kafir untuk mendapatkan aroma nafasnya hingga dia meninggal. Dan nafasnya akan terhenti ketika langkahnya telah terhenti juga. Lalu dia (Isa Al Masih) mencarinya (Dajjal) hingga menemukannya di pintu (Ludd) lalu ia membunuhnya. Kemudian Isa ibnu Maryam di datangi suatu kaum yang Allah telah melindungi beliau darinya. Lalu ia menyapu mukanya dan membersihkannya sesuai tingkatan di surga. Ketika keadaannya demikian, tiba-tiba Allah mewahyukan pada Isa, `Sesungguhnya Aku telah mengeluarkan hambaku yang tidak ada dua tangan (tidak ada seorangpun yang mampu) memerangi mereka. Maka berlindunglah kalian wahai hambaku ke gunung Thur. Lalu Allah mengutus Ya’juj dan Ma’juj, dan mereka akan mempunyai keturunan di setiap sudut (negeri). Kalangan pemuka dari mereka akan melewati danau Thabariyah dan meminum airnya. Yang lainnya akan lewat dan berkata, `Sungguh, terkadang isinya adalah air:” Kemudian Nabi Isa AS dan segenap sahabatnya dikelilingi oleh mereka pada danau itu. Kepala sapi bagi salah seorang dari mereka lebih baik dari seratus dinar bagi kalian sekarang ini. Nabiyullah Isa AS dan sahabatnya menginginkan (danau itu), maka dikirimkanlah cacing-cacing kepada mereka (orang-orang yang mengelilingi Isa dan sahabat-sahabatnya) , maka mereka menjadi terbunuh seperti halnya satu juwa yang terbunuh. Kemudian Allah menurunkan Nabi Isa AS dan sahabatnya ke bumi. Mereka tidak menjumpai suatu tempat di bumi walau sejengkal kecuali telah dipenuhi oleh bau yang tidak sedap dan busuk. Kemudian Nabiyullah Isa AS dan sahabatnya memohon kepada Allah. Kemudian Allah mengutus seekor burung pembawa keberuntungan yang membawa dan menyelamatkan mereka sesuai kehendak Allah. Kemudian Allah mengirimkan hujan yang mengguyur yang tiada henti, baik di daerah perkotaan maupun pedesaan. Maka bumi dibersihkan hingga menjadi bagaikan batu yang halus. Kemudian dikatakan kepada bumi itu, `Tumbuhlah buah-buahanmu dan munculkan berkahmu.’ Maka pada hari itu sekelompok manusia memakan buah delima dan bernaung di bawah pepohonannya. Perkawinan unta akan mencukupi sekelompok manusia dan perkawinan sapi akan mencukupi sekolompok kabilah dari manusia. Perkawinan kambing akan mencukupi satu orang manusia. Ketika keadaannya demikian, maka tiba-tiba Allah mengirimkan bau harum (yang menorehkannya di bawah ketiak mereka). Lalu dicabutlah ruh setiap mukmin dan setiap muslim. Kaum jahat dari manusia akan tetap saling berselisih seperti halnya keledai berselisih. Maka datanglah hari kiamat.” Hadits ini telah ditakhrij oleh Imam Muslim (8/197-198), Abu Daud (2/213) dengan sebagian ringkasan dan tambahan padanya. Sanadnya shahih, At-Tirmidzi (2241), Ibnu Majah (2/508-512), Al Ajiri dalam kitab Asy-Syari’ah (hal 376), Imam Ahmad (4/181-182), Hambal (49/1-51/1), Ibnu Mandah dalam kitab “Al Iman” (94/1), dan Ibnu Asakir (1/606-609). Kedua, dari Jubair ibnu Nafir dari bapaknya secara marfu’, ia menyebutkan hadits seperti hadits di atas dengan redaksi yang sedikit berbeda, letak perbedaannya yaitu, ia tidak menyebutkan perkataan “Kami bertanya, `Wahai Rasulullah, seberapa jauh ukuran kecepatannya di bumi…?\'” Hadits ini telah ditakhrij oleh Imam Al Hakim (4/530-531), ia mengatakan bahwa isnadnya shahih, hal ini telah disepakati oleh Imam Adz-Dzahabi. Saya berpendapat bahwa hadits itu shahih berdasarkan syarat keshahihannya yang telah ditetapkan oleh Imam Muslim. Keseluruhan rijalnya tsiqah (terpercaya) . Imam Al Haitsami berkata (7/351), “Diriwayatkan oleh Imam Ath-Thabrani. Di dalamnya terdapat Abdullah ibnu Shalih. Ia merupakan orang yang dianggap tsiqah, akan tetapi ia dianggap lemah oleh sekelompok ulama. Sedangkan rijalnya yang lain adalah terpercaya.” Ia juga menyebutkannya pada tempat yang lain (7/347-348) hingga lafazh “Dan Allah yang akan menjadi pelindung (penggantiku) bagi setiap muslim”. Beliau berkata, “Hadits ini telah diriwayatkan oleh Al Bazzar yang di dalamnya terdapat Abdullah ibnu Shalih sekretaris Al-Laits. Ia telah dipercaya dan dianggap lemah oleh sekelompok ulama. Rijalnya yang lain adalah rijal shahih.” Ketiga, Dari Aisyah radhiyallahu `anha berkata, “Rasulullah SAW datang padaku sedangkan aku sedang menangis. Beliau bertanya padaku, `Apa yang membuatmu menangis?’ Aku menjawab, `Wahai Rasulullah, engkau menyebutkan Dajjal maka aku menangis.’ Maka Rasulullah SAW bersabda, “Jika Dajjal datang dan saya masih hidup, maka cukuplah saya menjadi pelindung bagi kalian. Jika Dajjal itu muncul setelah saya tiada, maka sesungguhnya Tuhanmu tidaklah juling. Dia itu akan muncul pada golongan Yahudi Ashfahan hingga mendatangi Madinah dan turun dari sisinya. Pada hari itu ia (Madinah) memiliki tujuh pintu. Di setiap celah dari padanya terdapat dua malaikat. Keluarlah kepadanya penduduk Madinah yang jahat, hingga mendatangi Palestina di pintu (Ludd), maka turunlah Isa AS membunuh Dajjal. Kemudian nabi Isa AS menetap di bumi selama 40 tahun sebagai seorang pemimpin yang adil dan penengah yang jujur.” Hadits ini telah ditakhrij oleh Ibnu Hibban (1905), Imam Ahmad (6/75), putranya dalam kitab As-Sunnah (hal. 136), Ibnu Mandah (97/2), Imam Ad-Dani (142/2) dari Yahya Ibnu Abi Katsir mengatakan bahwa Al Khadhrami ibnu Lahiq telah menceritakan kepadanya bahwa Dzakwan – bapak dari Shalih- telah memberitahukan bahwa Aisyah telah memberitahukan sebuah hadits, lalu ia menyebutkan hadits itu. Saya berpendapat bahwa ini adalah sanad yang shahih. Imam Al Haitsami berkata (7/338), “Rijalnya shahih selain Al Khadhrami ibnu Lahiq, namun telah sampai pada derajat terpercaya (tsiqah).” Keempat, dari Ummu Salamah istri Nabi SAW. Beliau berkata, “Aku menyebutkan Dajjal pada suatu malam, maka aku tidak bisa tidur. Ketika menjelang pagi, Rasulullah datang padaku dan aku ceritakan peristiwa itu padanya. Beliau berkata, `Jangan lakukan, karena jika dia muncul dan aku masih hidup, maka Allah cukup menjadikanku sebagai pelindung bagi kalian. Jika dia muncul setelah aku meninggal, maka Allah akan menjadikan kaum yang shalih sebagai pelindung kalian.` Kemudian beliau bersabda, ‘Tidak ada seorang nabi pun kecuali telah memperingatkan umatnya tentang Dajjal, dan aku memperingatkan kalian tentang Dajjal. Sesungguhnya Dajjal itu juling, sedangkan Allah tidak juling. Dia itu berjalan di muka bumi, sedangkan bumi dan langit adalah milik Allah. Ketahuilah, bahwa Dajjal mata kanannya bagaikan buah anggur’.” Hadits ini telah ditakhrij oleh Ibnu Khuzaimah. Saya berpendapat bahwa sanad Hadits tersebut sesuai dengan criteria yang ditetapkan oleh Imam Muslim. Imam Al Haitsami berkata (7/351), “Hadits ini telah diriwayatkan oleh Imam Ath-Thabrani dan rijalnya terpercaya, hanya saja Syaikh Ath-Thabrani Ahmad ibnu Muhammad ibnu Nafi’ Ath-Thahhan tidak saya kenal.” Saya berkata, “Sanad Ibnu Khuzaimah selamat dari orang-orang yang tidak dikenal. Oleh karena itu, Imam Al Hafidz Ibnu Katsir mengatakan (1/138) bahwa Adz-Dzahabi berkata, `Sanadnya kuat.\'” 5. Petikan Hadits ini diperoleh dari Hadits An-Nuwas dan Nafir ayah Jubair. Keduanya telah disebutkan pada paragraf sebelumnya. 6. Di dalam poin ini terdapat beberapa hadits: Pertama, dari Abu Hurairah radhiyallahu `anhu, dia mengatakan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, “Maukah kalian saya ceritakan sebuah Hadits tentang Dajjal yang belum pernah diceritakan oleh seorang nabi pun sebelumku? Sesungguhnya dia itu juling dan dia membawa perumpamaan seperti surga dan neraka. Yang dikatakannya bahwa itu adalah surga sebenarnya adalah neraka. Saya memperingatkanmu sebagaimana nabi Nuh memperingatkan kaumnya.” Hadits ini telah diriwayatkan oleh Imam Bukhari (6/286), Imam Muslim (8/196), Imam Ad-Dani dalam kitab Al Fitan (127/1) dan Imam Hambal (49/1). Hadits ini juga telah diriwayatkan oleh Imam Ath-Thayalisi (2/218/2779) dari jalur lain. Kedua, dari Aisyah secara marfu’ denga lafazh: “Adapun fitnah Dajjal, sesungguhnya tidak ada seorang nabi pun kecuali telah memberikan peringatan kepada umatnya. Aku akan memberikan peringatan pada kamu yang belum disampaikan oleh nabi-nabi sebelumku kepada umatnya. Sesungguhnya dia itu juling, sedangkan Allah SWT tidak juling, tertulis di antara kedua matanya `kafir’, yang dapat dibaca oleh setiap mukmin.” Hadits ini telah ditakhrij oleh Imam Ahmad (6/139-140), Ibnu Mandah (97/2 dan 100/1). Saya berkata, “Sanadnya Shahih.” Ketiga, dari Ibnu Umar, ia mengatakan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, “Sesungguhnya tidak ada nabi yang datang sebelumku kecuali telah menggambarkan perihal Dajjal kepada umatnya. Aku sungguh akan menggambarkan padamu suatu gambaran yang belum pernah digambarkan oleh nabi-nabi sebelumku. Dajjal itu juling, sedangkan Allah SWT tidak juling. Mata kanannya bagaikan buah anggur.” Hadits ini telah ditakhrij oleh Imam Ahmad (2/27), dan putranya dalam kitab As-Sunnah (140) dari Ibnu Abi Ishak dari Nafi’ yang bersumber darinya. Hadits ini juga telah didukung oleh riwayat Juwairiyah dari Nafi’ dengan sedikit penambahan lafazh. Hadits ini telah ditakhrij juga oleh Syaikhain dan selainnya dari jalur lain yang bersumber darinya dengan lafazh yang serupa. Keempat, dari Sa’ad ibnu Abi Waqqash, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Saya sungguh akan menggambarkan Dajjal itu dengan suatu gambaran yang belum pernah digambarkan oleh nabi-nabi sebelumku. Dia itu juling, sedangkan Allah Azza wa Jalla tidak juling.” Hadits ini telah ditakhrij oleh Imam Ahmad (1/176 dan 182), putranya dalam kitab As-Sunnah (137), Imam Ad-Dani (130/2) dari Muhammad ibnu Ishak dari Daud ibnu Amir ibnu Sa’ad ibnu Malik dari bapaknya yang bersumber dari kakeknya. Rijal Hadits ini terpercaya (tsiqah), hanya saja Ibnu Ishaq tergolong seorang mudallis dari jalurnya yang telah ditakhrij oleh Abu Ya’la. Demikian pula oleh Al Bazzar, sebagaimana dalam kitab Al Majma (7/33). Kelima, dari Abu Said Al Khudri, bahwasannya dia telah mendengarkan Rasulullah SAW bersabda, “Ketahuilah, setiap nabi telah memperingatkan umatnya mengenai Dajjal. Sesungguhnya pada hari itu ia memakan makanan. Aku menjanjikan sebuah janji yang belum pernah disampaikan oleh nabi-nabi sebelumku kepada umatnya. Ketahuilah bahwa mata kanannya juling dan melotot, matanya itu tidak tersembunyi. Matanya itu seakan-akan seperti lendir yang melekat pada dinding. Mata kirinya seakan-akan bintang yang bersinar. Dia membawa perumpamaan surga dan neraka. Nerakanya adalah taman yang hijau, sedangkan surganya adalah tanah berdebu yang berasap…” Dalam Hadits panjang ini terdapat kisah seorang mukmin yang dibunuh oleh Dajjal, lalu dihidupkannya kembali kemudian, ia tidak mampu membunuhnya lagi. Kisah ini akan dijelaskan nanti, insya Allah. Hadits ini telah ditakhrij oleh Imam Hambal (47/1-2), Abdul ibnu Hamid (118/2), Abu Ya’la (Q 63/1), Ibnu Asakir (1/610-611) dan Imam Al Hakim (4/537-539). Ia berkata, “Ini adalah Hadits yang paling mengejutkan yang menyebutkan tentang Dajjal. Athiyah ibnu Sa’ad menyendiri dari Abu Said Al Khduri. Syaikhain tidak berhujjah dengan Athiyyah.” Saya berkata, “Hal itu disebabkan oleh kelemahannya (dha’if). Akan tetapi Hadits ini telah didukung oleh Mujalid dari Abi Al Wadak, ia mengatakan bahwa ia mendengar Abu Said berkata padanya, `Apakah kalangan Khawarij mengakui adanya Dajjal?’ Maka saya menjawab, `Tidak.’ Lalu ia mengatakan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, `Sesungguhnya aku adalah penutup seribu nabi. Kebanyakan nabi yang diutus dan diikuti telah memperingatkan umatnya tentang Dajjal. Sesungguhnya bagiku telah jelas perihal Dajjal itu yang belum dijelaskan kepada seseorang. Sesungguhnya Dajjal itu juling, sedangkan Tuhanmu tidak juling. Mata kanannya juling dan melotot…..\'” Hadits ini telah ditakhrij oleh Imam Ahmad (3/79). Saya berkata, “Mujalid bukan seorang yang kuat (qawi) dan Abu Al Wada lebih baik darinya. Hadits tersebut berstatus hasan karena menyatukan dua jalur. Wallahu a’lam. Telah diriwayatkan oleh selain Mujalid dari Abi Al Wadak dengan lafazh lain. Keenam, dari Jabir, ia mengatakan bahwa Nabi SAW bersabda, “Tidak ada seorang nabi pun kecuali telah memperingatkan umatnya tentang Dajjal. Saya sungguh akan memberitahukan pada kalian sesuatu yang belum pernah diceritakan oleh seorang pun sebelumku.” Kemudian ia meletakkan tangannya pada kedua matanya. Beliau lalu berkata, “Aku bersaksi bahwa Allah Azza wa Jalla tidak juling.” Hadits ini telah ditakhrij oleh Imam Al Hakim (1/24), Ibnu Mandah dalam kitab At-Tauhid (82/2) dan ia berkata, “Ini adalah sanad yang masyhur perawinya.” Saya berkata, “Sanadnya baik (jayyid) dan rijalnya terpercaya. Hadits ini telah dikomentari oleh Ibnu Mandah dari Hadits Ibnu Umar dengan redaksi yang serupa. Di dalamnya terdapat lafazh `Dan ia menunjuk dengan tangannya kepada kedua matanya’.”13) Dari jalur yang lain yang bersumber darinya dikatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya aku adalah penutup seribu nabi….” Hadits tersebut serupa dengan yang sebelumnya, akan tetapi tanpa disertai ungkapan “Dan matanya yang kanan…”14) Imam Al Haitsami berkata (7/347), “Diriwayatkan oleh Al bazzar. Di dalamnya terdapat Mujalid ibnu Said, dan ia telah dilemahkan oleh Jumhur. Di dalamnya juga terdapat tautsiq.” Imam Al Hafidz ibnu Katsir berkata dalam kitab An-Nihayah (1/128), “Sanad hasan dan lafazhnya asing (gharib) sekali.” 7. Saya tidak mendapatkan syahid yang mu’tabar (yang dapat dijadikan sandaran) untuk petikan Hadits ini. Telah diriwayatkan oleh Sulaiman ibnu Syihab, ia berkata, “Abdullah ibnu Magnam datang pada saya, dia tergolong salah seorang sehabat Nabi SAW. Kemudian ia menceritakan suatu Hadits dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Dajjal itu tidak kesamaran padanya. Dia itu akan datang dari arah timur. Ia mengajak manusia untuk mengikuti lalu diikuti, dan mengajak orang-orang lalu ia membunuh mereka. Ia menampakkan dirinya pada mereka. Hal seperti itu terjadi hingga ia mendatangi Madinah, maka nampaklah agama Allah dan diamalkan; agama Allah diikuti dan ia suka akan hal itu. Kemudian ia berkata setelah itu, `Sesungguhnya aku seorang nabi.’ Lalu bergetarlah semua yang berakal dan mereka pun pergi meninggalkannya. Lalu ia tinggal setelah itu dan berkata, `Aku adalah Allah. Maka matanya menjadi tertutup, telinganya terpotong dan tertulis di antaranya kedua matanya Kafir…\'”(Hadits). Imam Al Haitsami berkata (7/340-341), “Diriwayatkan oleh Imam Ath-Thabrani. Di dalamnya terdapat Said ibnu Muhammad Al Waraq. Dia tergolong seorang yang matruk.” Saya berkata, “Akan tetapi Al Hafizh berkata dalam kitab At-Taqrib bahwa hadits itu dha’if.” Dalam kitab Al Fath (13/77) disebutkan, “Sanadnya dha’if, akan tetapi dalam melemahkannya tidak terlalu berlebihan.” Wallahu a’lam. Kemudian saya menemukan syahid yang kuat untuknya dari Hadits Abu Hurairah secara marfu’ dengan lafazh “Ketika hari kiamat akan terjadi, ada sekitar 30 Dajjal yang kesemuanya pendusta. Mereka berkata, `Saya seorang nabi, saya seorang nabi.\'” Hadits ini telah ditakhrij oleh Imam Ahmad (2/429) dengan lafazh seperti ini. Imam Syaikhain dan selainnya mengatakan Hadits yang seperti itu. Sanad Imam Ahmad tergolong shahih. Yang dapat dijadikan dalil dari Hadits pada paragraf ini adalah bahwa zhahir Hadits ini menunjukkan Dajjal merupakan bagian dari apa yang disebutkan dalam Hadits di atas, bahkan dia (Dajjal) yang dimaksud adalah yang paling jahat di antara mereka. Hal ini dikuatkan oleh Hadits Samarrah yang marfu’, yaitu “Demi Allah, Hari kiamat tidak akan datang hingga munculnya tiga puluh pendusta. Yang terakhir dari mereka adalah si juling Dajjal….” Di dalam sanadnya ada kelemahan. 8. Petikan Hadits ini tertera pada beberapa Hadits: Pertama, dari Umar ibnu Tsabit Al Anshari. Ia telah diberitahu oleh beberapa sahabat Rasulullah SAW, bahwa sesungguhnya Rasulullah SAW berdiri pada hari di mana ia memperingatkan orang-orang tentang Dajjal. Sesungguhnya tertulis di antara kedua matanya: Kafir. Tulisan itu dapat dibaca oleh orang yang benci melakukannya dan dapat dibaca oleh setiap mukmin. Ketahuilah, bahwa seseorang di antara kalian tidak akan melihat tuhannya Azza wa Jalla hingga ia meninggal. Hadits ini telah ditakhrij oleh Imam Muslim (8/193), Abdurrazzaq dalam kitab Al Mushannaf (20820), Imam At-Tirmidzi (2236) dan ia menshahihkannya. Demikian pula oleh Imam Ahmad (5/433) dan Imam Ad-Dani (129/1-2) tanpa perkataan “Dibaca oleh setiap mukmin”. Kedua, dari Ubadah Ibnu Ash-Shamit. Ia mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya aku telah menceritakan pada kalian tentang Dajjal hingga aku khawatir kalau kalian tidak mampu menerimanya secara logika. Sesungguhnya Dajjal itu pendek, berkaki bengkok, bermata hitam dan lebar, tidak menonjol keluar dan juga tidak menjorok ke dalam. Jika dia bercampur dengan kalian, maka kenalilah bahwa tuhanmu Azza wa Jalla tidak juling. Sesungguhnya kalian tidak akan melihat Tuhanmu hingga kalian meninggal.” Hadits ini telah ditakhrij oleh Abu Daud (2/213), Imam Al Ajiri dalam kitab Asy-Syariah (hal 375), Abu Naim dalam kitab Al Hilyah (95/157 dan 221, dan 9/235), Ibnu Mandah dalam kitab At-Tauhid (83/1) bahwa sanadnya adalah jayyid dan rijalnya tsiqat semua. Imam Al Haitsami berkata (7/348), “Diriwayatkan oleh Imam Al Bazzar, di dalam terdapat Biqiyyah yang tergolong seorang yang mudallis.” Saya berpendapat bahwa Hadits tersebut telah dijelaskan dengan metode Hadits menurut Abu Naim dalam riwayatnya yang tiga, yang kesemuanya menunjukkan hal tersebut. Begitu pula menurut Ibnu Mandah dan Abu Daud. Hanya saja dalam riwayatnya tidak terdapat syahid yang menguatkan hadits tersebut, yaitu perkataannya “Sesungguhnya kalian tidak akan melihat Tuhanmu hingga kalian meninggal”. 9. Paragraf ini mutawatir dari Nabi SAW, dan terdapat pada sekumpulan hadits-hadits sebelumnya yang telah ditakhrij oleh kebanyakan dari mereka. Maka cukuplah kami sebutkan beberapa orang di antara mereka, yaitu: Pertama, Abdullah ibnu Umar Kedua, Anas ibnu Malik Ketiga, Aisyah Keempat, Ummu Salamah Kelima, Sa’ad ibnu Abi Waqqash Keenam, Abu Said Al Khudri Ketujuh, Jabir ibnu Abdullah Kedelapan, Asma’ binti Yazid Al Anshariyah Kesepuluh, Seseorang dari kalangan sahabat Nabi SAW. Haditsnya akan diterangkan kemudian. Kesebelas, Dari Ibnu Abbas dari Nabi SAW bahwa beliau bersabda, “Dajjal bagaikan penunggang unta yang juling. Orang yang paling menyerupainya adalah Abdul Uzza ibnu Qathn. Kebinasaan itu akan terjadi. (Ketahuilah) , sesungguhnya Tuhanmu tidaklah juling.” Hadits ini telah ditakhrij oleh Ibnu Khuzaimah dalam kitab At-Tauhid, Ibnu Hibban (1900), Imam Ahmad (1/240 dan 2313), putranya dalam kitab As-Sunnah (hal 137), Imam Ath-Thabrani dalam kitab Al Kabir (11711), Hambal dalam kitab Al Fitan (45/1), dan Ibnu Mandah dalam kitab At-Tauhid (83/1). Saya berpendapat bahwa sanad Hadits ini adalah shahih menurut syarat Muslim. 10. Paragraf ini serupa dengan Hadits dari beberapa sahabat, yaitu: Pertama, Anas ibnu Malik. Telah berlalu Haditsnya. Kedua, Aisyah. Telah berlalu Haditsnya. Ketiga, beberapa sahabat Nabi SAW. Telah berlalu haditsnya. Keempat, Abdullah ibnu Umar. Telah berlalu Haditsnya. Kelima, Huzaifah ibnu Al Yaman. Telah berlau Haditsnya. Keenam, Nafir ayah Jubair. Telah disebutkan sebelumnya mengenai takhrij Haditsnya. Ketujuh, Abu Bakar Ats-Tsaqafi mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Dajjal itu juling mata kirinya. Di antara kedua matanya tertulis: kafir, yang dapat dibaca oleh kalangan ummi dan yang mampu menulis.” Hadits ini telah ditakhrij oleh Imam Ahmad (5/38). Saya berpendapat bahwa sanad Hadits ini shahih. Imam Al Haitsami berkata (7/337) bahwa rijalnya adalah tsiqah. Kedelapan, dari Safinah. Kesembilan, dari Jabir ibnu Abdullah Kesepuluh, dari Asma’ binti Yazid Al Anshariyah. 11. Paragraf ini juga mutawatir dari Nabi SAW. Terdapat dalam Hadits dari beberapa sahabat yang ditunjukkan pada Hadits-hadits mereka. 12. Petikan Haditsnya terdapat dari beberapa sahabat: Pertama, Huzaifah ibnu Al Yaman, ia mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Dajjal itu juling mata kirinya, rambutnya keriting, membawa surga dan neraka. Nerakanya adalah surga dan surganya adalah neraka.” Ditambahkan dalam suatu riwayat, “Barangsiapa yang memasuki sungai milik Dajjal, maka pahalanya akan hancur dan wajib menanggung beban dosanya. Barangsiapa memasuki nerakanya, maka ia mendapatkan pahala dan dosanya akan terhapus.” Hadits ini telah ditakhrij oleh Imam Muslim (8/195), Ibnu Majah (2/506), Imam Ahmad (5/397) dan riwayat lain untuknya (5/403). Sanadnya hasan. Dishahihkan oleh Imam Al Hakim (4/433) dan telah disepakati oleh Imam Adz-Dzahabi. Diriwayatkan oleh Abu Daud (4244) dan ditakhrij dalam kitab Al Misykat (nomor 5396/pentahqiqan kedua). Kedua, seseorang dari sahabat Nabi SAW mengatakan bahwa dirinya telah mendengarkan Rasulullah SAW bersabda, “Aku memperingatkan kepada kalian tentang fitnah Dajjal. Tidak ada seorang nabi pun kecuali telah memperingatkan kaum dan umatnya. Sesungguhnya (Dajjal) itu ada, ia berambut keriting, mata kirinya juling, dia mampu menurunkan hujan dan tidak menumbuhkan tumbuhan, dia mampu menguasai jiwa seseorang lalu membunuhnya, kemudian menghidupkannya kembali dan tidak mampu lagi untuk menguasai yang lain. Dia membawa perumpamaan surga dan neraka, sungai, air, dan gunung khubuz. Sesungguhnya surganya adalah neraka dan nerakanya adalah surga. Dia akan tinggal bersama kalian selama 40 subuh (pagi). Ia menjaga sumber air (sumur). (Ia akan pergi ke semua tempat) kecuali empat masjid; masjidil Haram, Masjid Madinah, Thur dan Masjid Al Aqsha. Jika hal itu menyulitkan kalian atau yang sepertinya, sesungguhnya Allah SWT tidaklah juling.” Hadits ini telah ditakhrif oleh Imam Ahmad (5/434 dan 435), Imam Hambal (954/2-55/2) . Saya katakan, “Sanadnya shahih. Diriwayatkan oleh Ibnu Mandah dalam kitab At-Tauhid (83/1) dengan penambahan: “Ketahuilah bahwasannya Allah Azza wa Jalla tidak juling Allah tidak juling, Allah tidak juling.” Ia berkata, “Sanadnya diterima (maqbul) secara mufakat.” Ketiga, dari Jabir ibnu Abdullah, ia mengatakan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, “Dajjal keluar pada saat agama mulai melemah dan ilmu pengetahuan tidak lagi digubris. Ia akan tinggal dan berjalan di bumi selama 40 hari. Sehari bagaikan setahun, setahun bagaikan sebulan, dan sehari bagaikan satu Jum’at. Kemudian seluruh harinya seperti harimu ini. Dia juga memiliki himar yang ditungganginya. Lebar antara kedua telinganya adalah 40 hasta. Dia berkata pada semua orang, `Saya adalah Tuhanmu’. Dia itu juling, sedangkan tuhanmu tidak juling. Tertulis di antara kedua matanya: kafir, yang terbaca oleh segenap mukmin yang mampu menulis dan yang tidak mampu menulis. Dia akan menjaga sumur air dan sumbernya, kecuali Madinah dan Makkah yang telah Allah haramkan keduanya untuknya, dan malaikat berdiri di depan pintu-pintunya. Dia juga membawa gunung yang terbuat dari khubuz. Manusia berada dalam keadaan susah kecuali bagi yang mengikutinya. Dia juga mempunyai dua sungai –saya lebih tahu tentang keduanya dari dia- satu sungai dikatakannya sebagai surga, dan satu sungai dikatakannya sebagai neraka. Barangsiapa yang memasuki apa yang ia namai sungai surga, maka itu adalah neraka. Barangsiapa yang memasuki apa yang ia namai neraka, maka itu adalah surga. Kemudian Allah mengutus bersamanya syetan-syetan yang mampu berbicara kepada manusia. Dia membawa fitnah yang besar. Dia memerintahkan langit untuk menurunkan hujannya, maka turunlah hujan itu dan disaksikan oleh orang-orang. Dia membunuh satu jiwa kemudian menghidupkannya, hal itu disaksikan oleh orang-orang. Dia tidak akan mampu menguasai makhluk lain selain manusia. Dia berkata, `Wahai manusia, tidak ada yang mampu berbuat seperti ini kecuali Tuhan Azza wa Jalla.’ Dia berkata, `Kemudian kaum muslimin lari ke gunung Dukhan di Syam, lalu datang kepada mereka dan mengepungnya. Kepungan ini sangat hebat dan sangat membuat mereka lelah.’ Kemudian Isa ibnu Maryam turun lalu menyeru dengan mengatakan, `Wahai manusia, apa yang menghalangi kalian untuk pergi kepada pendusta yang jahat itu?’ Mereka menjawab, `Ini adalah lelaki dari golongan jin.’ Lalu mereka berangkat. Kemudian mereka bersama Isa ibnu Maryam mendirikan shalat. Lalu dikatakan padanya, ‘Majulah ke depan dan shalat bersama kalian. Jika dia shalat subuh, mereka mengikutinya. ‘ Ia berkata, `Ketika dia melihat si pendusta, maka melelehlah sebagaimana melelehnya garam di air.’ Lalu dia mendatanginya dan membunuhnya, hingga pepohonan dan bebatuan menyeru, `Wahai ruhullah, ini ada orang Yahudi. Maka dia tidak meninggalkan para pengikut Yahudi kecuali akan ia bunuh.\'” Hadits ini telah ditakhrij oleh Imam Ahmad (3/367-368). Telah diceritakan kepada kami oleh Muhammad ibnu Sabiq, telah diceritakan oleh Ibrahim ibnu Thahman dari Abi Zubair dari Jabir. Hadits ini juga telah ditakhrij oleh Ibnu Khuzaimah dalam kitab At-Tauhid (hal 31-32) dan Imam Al Hakim (4/530) dari dua jalur lain dari Ibrahim secara ringkas. Saya berkata: Ini adalah sanad yang rijalnya terpercaya dan shahih, hanya saja Abu Zubair seorang mudallis. Dia telah menjadikan Hadits itu mu’an `an. Oleh karena itu Imam Al Hakim berkata, “Shahih isnad”. Keshahihannya telah disepakati oleh Imam Adz-Dzahabi. Keempat, dari Safinah –pelayan Rasulullah SAW- ia mengatakan bahwa Rasulullah SAW pernah bercerita pada kami, “Ketahuilah bahwa tidak ada nabi yang diutus sebelumku kecuali telah memperingatkan umatnya tentang Dajjal. Mata kirinya juling, di mata kanannya terdapat alis yang tebal, dan tertulis di antara kedua matanya kata kafir. Dia datang membawa dua lembah, salah satunya adalah surga dan yang lainnya adalah neraka. Nerakanya adalah surga dan surganya adalah neraka. Kemudian ia berjalan mendatangi Syam, lalu Allah membinasakannya pada bukit Afiq.” Hadits ini telah ditakhrij oleh Imam Ahmad (5/221-222), Imam Hambal dalam kitab Al Fitan (49/1) dan Ibnu Asakir (1/617). Saya berpendapat bahwa sanadnya adalah hasan dalam beberapa syawahid. Ibnu Katsir berkata dalam kitab An-Nihayah (1/124); “Isnadnya selamat dari kecacatan (laa ba’sa bihi).” Kelima, dari Abu Hurairah. Lafazhnya telah berlalu secara takhrij (hal. 61). 13. Paragraf ini terdapat dalam dua Hadits selain masalah istighatsah: Pertama, dari An-Nuwas ibnu Sam’an. Haditsnya telah disebutkan. Kedua, dari Nafir ayah Jubair. Haditsnya telah dijelaskan. 14. Saya tidak mendapati riwayat yang mendukungnya (syahid) untuk paragraf ini. Kalau memang ada, maka akan jelas menerangkan bahwa neraka Dajjal adalah neraka hakiki, dan bukan buatan dari Dajjal yang dilaknat oleh Allah. Telah diriwayatkan oleh Imam Ad-Dani dalam kitab Al Fitan (134/2) dari Al Ashbagh ibnu Nababah, dari Ali dalam haditsnya secara mauquf, “Barangsiapa yang diuji dengan nerakanya, maka hendaklah ia membaca akhir surat Al Kahfi, maka api itu akan menjadi dingin dan menyelamatkan… . dan bahan bakarnya pada hari itu adalah pelaku riba –sepuluh dengan dua belas- (meminjamkan sejumlah sesuatu dengan pengembalian berlipat-lipat –edit.) dan anak-anak zina.” Akan tetapi, Al Ashbag ini seorang yang matruk dan sangat lemah. Oleh karena itu, tidak cocok untuk dijadikan sebagai penguat bagi hadits-hadits yang lain. 15. Petikan Hadits ini didukung oleh dua Hadits: Pertama, Hadits Asma’ binti Yazid Al Anshariyah yang mana Syahr ibnu Hausyab meriwayatkan darinya dengan mengatakan, “Rasulullah datang padaku bersama sekelompok sahabatnya. Kemudian ia menyebutkan Dajjal, lalu Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya tiga tahun sebelum kemunculannya, langit menahan sepertiga hujannya pada tahun pertama dan bumi sepertiga tumbuhannya. Pada tahun kedua, langit menahan dua pertiga hujannya dan bumi dua pertiga tumbuhannya. Pada tahun ketiga langit menahan seluruh isinya, demikian pula bumi menahan segala isinya hingga binasa setiap yang memiliki geraham dan kuku (mahluk hidup). Sesungguhnya fitnahnya yang paling besar adalah ia berkata kepada kaum Arab, `Bagaimana pendapat kamu jika saya menghidupkan untamu yang besar dan gemuk, serta berekor panjang lagi memamah biak. Apakah kamu akan mengakui bahwa saya adalah tuhanmu?’ Lalu ia menjawabnya, `Ya.’ Lalu dia berkata, `Kemudian syetan-syetan menyerupainya (dalam bentuk untannya lalu mengikutinya) .’ Dia mengatakan sesuatu kepada seseorang. `Bagaimana pendapatmu jika saya menghidupkan bapak, ibu, saudara dan ibumu? Apakah kau akan mengakui saya sebagai Tuhanmu?’ Dia berkata dan kemudian ia menjawab, `Ya.’ Dia lalu bertanya, `Kemudian syetan menyerupainya (dalam bentuk mereka dan mengikutnya) .’ Kemudian dia berkata, `Kemudian Rasulullah SAW keluar karena suatu keperluan, lalu saya menyiapkan air wudhu untuknya hingga suaranya meninggi. Kemudian Rasulullah SAW memegang tubuhku (dalam suatu riwayat: Punggungku) di pintu.’ Lalu dia berkata, `Muhim?’ (Ini adalah ungkapan Rasulullah SAW jika dia menanyai tentang sesuatu, ia berkata, “Muhim?” Asma `berkata,) Lalu saya bertanya, Wahai Rasulullah, kamu telah melepaskan hati mereka karena Dajjal.’ Maka Nabi SAW bersabda, `Tidak akan berbahaya bagi kalian. Jika dia muncul dan saya masih berada di tengah-tengah kalian, maka saya akan menjadi pelindung bagi kalian. Jika dia muncul setelah saya tiada, maka Allah yang menjadi penggantiku untuk menjaga semua orang beriman.’ Dia bercerita lagi, ia bertanya, `Wahai Rasulullah, apakah pada saat itu kami masih beriman seperti sekarang ini?’ Beliau menjawab, `Yah, bahkan akan lebih baik lagi. Pada hari itu dian akan meninggalkan buah-buah pada penduduk bumi dan member makanan.’ Dia berkata, `Demi Allah, sesungguhnya keluargaku akan memberikan minuman khamar mereka, maka mereka tidak memperolehnya sampai saya merasa khawatir apabila ditimpa fitnah kelaparan.’ Apakah yang dapat mencukupi kaum mukminin pada saat itu?’ Beliau menjawab, `Mereka dicukupkan apa yang telah didapatkan oleh penghuni langit.’ Dia berkata, `Wahai nabiyullah, sesungguhnya kami diajarkan bahwa malaikat itu tidak membutuhkan makanan dan minuman.’ Beliau menjawab, `Akan tetapi mereka senantiasa bertasbih, dan itulah yang merupakan makanan dan minuman kaum mukminin pada saat itu. Mereka senantiasa bertasbih. Barangsiapa hadir pada majelis ini dan mendengar ucapanku ini, maka hendaklah orang yang hadir menyampaikan kepada yang tidak sempat hadir dan mengajarkannya bahwa sesungguhnya Allah SWT tidak juling, sedangkan yang juling itu adalah Dajjal. Dia buta sebelah matanya dan di antara kedua matanya tertulis: Kafir, lalu setiap mukmin yang mampu menulis dan tidak mampu menulis dapat membacanya’.” Hadits ini telah ditakhrij oleh Abdurrazaq dalam kitab Al Mushannaf (11/391/20821) , Ath-Thayalisi (2/217/2775) , Imam Ahmad (6/453-455), Hambal ibnu Ishaq Asy-Syaibany dalam kitab Al Fitan (45/1-2 dan 46/1), ibnu Asakir dalam kitab At-Tarikh (1/616-617), Abdullah dalam kitab As-Sunnah (141). Demikian pula telah ditakhrij oleh Amru Ad-Dani dalam kitab Al Fitan (126/1) bagian terakhir dari jalur-jalur yang masyhur olehnya. Ibnu Katsir berkata (1/135), “Sanad Hadits ini tidak bermasalah (laa ba’sa bihi).” Dalam riwayat Imam Ahmad (6/454), Hambal (54/1-2), demikian pula Abdurrazaq (20822) dari jalur Ibnu Khaitsam dari yang masyhur olehnya secara marfu’ dengan lafazh: “Dajjal itu akan tinggal di bumi selama 40 tahun. Setahun bagaikan sebulan, sebulan bagaikan seminggu, seminggu bagaikan sehari dan sehari itu bagaikan terbakarnya pelepah pohon kurma dalam api.” Al Haitsami (7/347), “Diriwayatkan oleh Thabrani, dan di dalamnya terdapat Syahru ibnu Hausyah. Hadits ini tidak bertentangan dengan Hadits-hadits yang shahih yang berbunyi, `Dia tinggal di bumi selama 40 hari. Dalam riwayat ini disebutkan empat puluh tahun, dan para perawi lainnya adalah terpercaya.” (yang terkuat adalah 40 hari-pen) Kedua, Hadits yang diriwayatkan Jabir yang terdahulu (hal. 71-73) terdapat kalimat, “Allah SWT akan membangkitkannya bersama dengan syetan-syetan yang bisa berbicara dengan manusia.” 16. Di dalamnya terdapat beberapa Hadits: Pertama, Hadits yang diriwayatkan dari Abu Sa’id Al Khudri. Ia berkata, “Rasulullah SAW pernah bercerita panjang lebar tentang Dajjal, di antaranya beliau bersabda, “Dajjal datang dan dia adalah seorang yang diharamkan untuk bisa memasuki celah-celah kota Madinah. Maka keluar seorang laki-laki (yang berperawakan anak muda) pada saat itu (dari kalangan kaum beriman), dia adalah orang yang terbaik dari manusia atau salah seorang yang terbaik dari mereka. Lalu dia berkata, `Aku bersaksi bahwa sesungguhnya engkau adalah Dajjal yang telah Rasulullah SAW ceritakan kepada kami.’ Lalu Dajjal bertanya, `Apa pendapat kalian jika saya membunuh orang ini kemudian saya hidupkan kembali, apakah kalian masih merasa ragu dalam masalah ini?’ Kemudian mereka menjawab, `Tidak’. Lalu dia membunuhnya kemudian menghidupkannya kembali. Lalu dia berkata ketika dihidupkan kembali, `Demi Allah, saya belum pernah melihatmu dalam bentukmu seperti sekarang ini.’ Lalu dia bercerita lagi, `Kemudian dia ingin membunuhnya untuk kedua kalinya, akan tetapi dia tidak mampu lagi’.” Hadits ini telah diriwayatkan oleh Abdurrazaq (20824), “Muammar memberitahukan kami dari Az-Zuhri, ia berkata, `Abdullah bin Abdullah bin Atabah memberitahuku, sesungguhnya Abu Said Al Khudri mengatakan sesuatu. Lalu dia menyebutkannya dengan menambahkan lafazh (Muammar berkata, “Telah sampai kepadaku sebuah berita yang menyatakan bahwa sesungguhnya dia menaruh pada lehernya pelindung yang terbuat dari tembaga, lalu dia menyampaikan kepadaku bahwa sesungguhnya dia adalah nabi Khaidir yang telah dibunuh oleh Dajjal lalu dihidupkan kembali”.).” Hadits ini bersumber dari jalur Abdurrazaq ibnu Hibban (6763). Hadits ini telah ditakhrij oleh Imam Ahmad (3/36) juga dari Abdurrazak tanpa perkataan “Dari Muammar”. Demikian pula telah ditakhrij oleh Imam Bukhari (13/86-88). Imam Muslim (8/199) dan Ibnu Mandah (95/1) dari jalur-jalur lainnya dari Az-Zuhri. Imam Muslim menambahkan, “Abu Ishaq berkata, `Sesungguhnya orang ini adalah nabi Khaidir `alaihissalam.\'”(pernyataan ini keliru, sebagaimana telah dikomentari di bawah ini) Saya katakan, “Abu Ishaq ini adalah Ibrahim ibnu Muhammad ibnu Sufyan Az-Zahid, seorang perawi dalam kitab `Shahih Muslim’, sebagaimana yang dikuatkan oleh Imam Al Hafizh (13/88-89) dengan mengikuti Imam Iyad dan Imam Nawawi serta selainnya.” Saya katakan, “Hal itu lebih didahulukan dari apa yang telah disampaikan oleh Muammar terdahulu, yang tidak ada hujjah padanya, karena sesungguhnya yang disampikan itu tidak diketahui siapa yang mengatakannya. Seandainya diketahui orangnya, maka dia termasuk Hadits terputus (maqthu’). Nabi Khaidir AS telah wafat sebelum Nabi SAW dan tidak pernah bertemu dengannya, sebagaimana yang dikuatkan oleh kedua muhaqqiq. Oleh karena itu Ibnu Arabi menyebutkan, “Saya pernah mendengar orang berkata, `Sesungguhnya yang dibunuh Dajjal itu adalah nabi Khadir `alaihissalam, dan pernyataan ini adalah pernyataan yang tidak ada alasannya’.” Kedua, Hadits yang diriwayatkan oleh seseorang dari sahabat Nabi SAW. Sudah disebutkan sebelumnya, yaitu: “Kemudian dia mempengaruhi dirinya, lalu dia membunuhnya kemudian menghidupkannya kembali. Lalu dia tidak bisa menguasainya kembali”. Ketiga, Hadits yang diriwayatkan dari An-Nuwas ibnu Sam’an dan sudah disebutkan sebelumnya, yaitu; “Kemudian dia memanggil seorang laki-laki yang berperawakan anak muda, lalu dia memukulnya dengan pedang dan memotongnya menjadi dua potong. Kemudian dia memanggilnya, lalu dia menghadap dengan wajah yang berseri-seri disertai tawa.” Keempat, Hadits yang diriwayatkan dari Abdullah ibnu Maqnam, dan haditsnya telah disebutkan sebelumnya, dan lengkapnya: “Kemudian dia memanggil seorang laki-laki –apa yang mereka lihat- lalu dia memerintahkannya dan membunuhnya, kemudian dia memotong anggota badannya. Setiap bagian tubuhnya dipotong. Lalu dia memisahkan di antaranya sampai orang-orang melihatnya, kemudian dia mengumpulkannya. Lalu dia memukul dengan tongkatnya, maka tiba-tiba dia berdiri. Lalu dia (Dajjal) berkata, `Saya adalah Allah (Tuhan) yang mampu menghidupkan dan mematikan seseorang.’ Padahal semuanya itu adalah sihir yang menipu mata manusia, dan dia tidak berbuat apa-apa dari semua itu.” Saya berpendapat bahwa sanad Hadits ini lemah, dan lafazhnya adalah munkar, wallahu a’lam. Kelima, Hadits yang diriwayatkan dari Abdullah ibnu Amru, akan disebutkan pada paragraf selanjutnya. 17. Terdapat dua Hadits, yaitu: Pertama, Hadits yang diriwayatkan dari Abu Said Al Khudri. Ia mengatakan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, “Ketika Dajjal muncul, seorang lelaki dari orang-orang yang beriman mencarinya, maka ia bertemu dengan sekelompok-kelompok Dajjal – lalu mereka bertanya kepadanya, `Apa yang kamu cari?’ Dia menjawab, `Saya mencari orang yang keluar.’ Dia melanjutkan ceritanya, Lalu mereka bertanya kepadanya, `Apakah kamu tidak mempercayai Tuhan kami?’ Dia menjawab, `Tuhan kami tidaklah samar.’ Maka mereka berkata, `Bunuhlah dia.’ Maka sebagian mereka berkata kepada yang lainnya, `Bukankah Tuhan kalian telah melarang membunuh seseorang tanpa izinnya?’ Dia melanjutkan ceritanya, lalu mereka membawanya ke hadapan Dajjal. Ketika orang beriman itu melihatnya, dia berkata, `Wahai sekalian manusia, inilah Dajjal yang telah disebutkan oleh Rasulullah SAW.’ Maka Dajjal segera menyuruh merebahkan tubuh orang beriman tersebut, dan memerintahkan untuk mengupas kulit dan memukuli punggung dan perutnya. Lalu Dajjal bertanya, `Apakah engkau masih tidak mempercayai kami?’ Dia menjawab, `Engkau adalah Dajjal si pendusta.’ Kemudian diperintahkan supaya (mukmin tersebut) digergaji dari atas kepalanya hingga kakinya menjadi dua bagian, lalu Dajjal tersebut berjalan di tengah dua bagian badan yang telah terbelah dua. Kemudian Dajjal memerintahkan kepadanya, `Bangunlah!’ Maka bangunlah dan tegaklah dia. Kemudian Dajjal bertanya lagi, `Apakah kamu masih belum percaya kepadaku?’ Dia menjawab, `Tidak berkurang pengetahuanku tentang kamu, bahkan bertambah yakin.’ Kemudian orang beriman tersebut berkata, “Wahai sekalian orang, dia (Dajjal) tidak dapat berbuat demikian lagi kepada seorangpun. Maka, dia berusaha untuk membunuh kembali orang beriman tersebut. Tetapi Allah telah meletakkan di antara lehernya dan bagian belakang orang itu sebuah tembaga, hingga tidak mampu disembelih. Kemudian dipeganglah tangan dan kaki orang tersebut lalu dilemparkannya. Mereka menyangka ia dilemparkan ke dalam neraka, padahal ia dilemparkan ke surga. Kemudian Nabi SAW melanjutkan ceritanya, `Itulah manusia yang paling besar kesaksiannya (mati syahid) di sisi Tuhan Rabbul `Alamin’.” Hadits ini telah ditakhrij oleh Imam Muslim (8/200) dan Ibnu Mandah (95/1) dari jalur Qais ibnu Wahab, dari Abu Al Wadak. Telah ditakhrij juga oleh Imam Al Hakim dan selain sebelumnya dari jalur Athiyyah. Hadits yang lainnya adalah Hadits yang diriwayatkan dari Abdullah ibnu Amru dari Rasulullah SAW, beliau bersabda dan bercerita tentang Dajjal: “Dajjal itu bukan seperti yang dibayangkan oleh kalian. Sesungguhnya Allah tidaklah juling. Dia (Dajjal) keluar dan tinggal di bumi selama 40 hari, dia mendatangi setiap tempat kecuali Ka’bah, Baitul Maqdis, Madinah. Satu bulan saat itu bagaikan seminggu, seminggu bagaikan sehari. Padanya terdapat gambaran surga dan neraka, maka yang merupakan nerakanya adalah surga dan apa yang merupakan surganya adalah neraka. Dia mempunyai gunung dari roti dan sungai dari air.’ Dia (Dajjal) memanggil seseorang, maka Allah SWT tidak memberi kemampuan untuk menguasai orang tersebut. Lalu dia bertanya, `Apa yang kamu katakan tentang saya?’ Lalu dia menjawab, `Kamu adalah musuh Allah, kamu adalah Dajjal pembohong, maka dia mengambil gergaji, lalu dia meletakkan di hadapan kepalanya, kemudian dia menghidupkannya kembali, lalu dia bertanya kembali, `Bagaimana pendapatmu sekarang?’ Dia menjawab, `Demi Allah, belum pernah saya melihat bentukmu seperti yang saya lihat sekarang ini. Kamu adalah musuh Allah, Dajjal yang pernah Rasulullah SAW beritahukan kepada kami.’ Dia bercerita lagi bahwa dia (Dajjal) mengayunkan pedangnya kepadanya, tetapi dia tidak mampu lagi, maka dia berkata, `Jauhkan dia dariku’.” Al Haitsami mengatakan bahwa (7/350) Thabrani meriwayatkannya, dan di dalamnya terdapat beberapa nama yang saya tidak kenal. Oleh karena itu Adz-Dzahabi mengangggap gharib (asing), sebagaimana yang dinukilkan oleh Al Hafizh Ibnu Katsir dalam An-Nihayah (1/134). (Perhatian: Dalam kedua Hadits ini disebutkan bahwa seorang laki-laki yang beriman digergaji oleh Dajjal, sedangkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh An-Nuwas yang terdahulu disebutkan bahwa dia memukulnya dengan pedang, lalu memotongnya menjadi dua bagian). Al Hafizh mengatakan bahwa (13/87) Ibnu Arabi berkata, “Lalu dia berusaha menggabungkannya dengan mengatakan bahwa sesungguhnya kedua orang laki-laki yang terbunuh, setiap dari mereka terbunuh dengan pembunuhan yang tidak sama caranya antara yang satu dengan yang lainnya.” Al Hafizh berkata, “Demikianlah yang dikatakan, dan pada dasarnya tidak bertentangan. Riwayat menggergaji ditafsirkan oleh riwayat lain dengan `Memukul dengan pedang’, maka yang dimaksud adalah pedang jika seandainya pedang tersebut ada padanya. Seandainya tidak ada padanya, maka berarti yang dimaksud adalah ia memukul dengan gergaji. Dia ingin menunjukkan siksaan yang sangat pedih dengan pembunuhan yang disebutkannya. Perkataan `Lalu dia memukul dengan pedang’ ditafsirkan dengan perkataan `Sesungguhnya dia menggergaji.’ Perkataan “lalu dia memotong kedua orang itu menjadi dua potongan” mengisyaratkan kepada yang lainnya untuk mengerjakan apa yang diperintahkannya ketika ia telah selesai menggergaji orang yang pertama.” 18. Terdapat dua Hadits yang menceritakan tentang hal itu: Pertama: Hadits An-Nuwas ibnu Sam’an yang sudah disebutkan sebelumnya (hal. 56-58). Hadits lainnya, yaitu Hadits yang diriwayatkan oleh Asma binti Yazid Al Anshary yang sudah disebutkan juga sebelumnya. 19. Ada dua Hadits yang menceritakannya, yang diisyaratkan oleh kedua hadits sebelumnya. 20. Ada dua Hadits yang menceritakannya, yang diisyaratkan oleh kedua Hadits sebelumnya. 21. Pada paragraf ini terdapat Hadits-hadits yang diriwayatkan oleh sekelompok dari sahabat: Pertama, Anas ibnu Malik dan akan disebutkan Haditsnya pada takhrij paragraf (24). Kedua, Fatimah binti Qais dalam kisah Jassasah (mata-mata) dan Dajjal15 dari riwayat Tamimi Ad-Dari, dan di dalamnya disebutkan bahwa Dajjal berkata, “Sesungguhnya saya akan memberitahukan kalian tentang saya. Sesungguhnya saya adalah Dajjal, dan sesungguhnya Dia (Allah) hampir tidak mengizinkanku untuk keluar. Lalu saya keluar dan saya mengitari bumi ini. Tidak satu desa pun yang tidak saya masuki dalam 40 malam selain kota Makkah dan Thayyibah, maka keduanya diharamkan atasku (untuk memasukinya) . Setiap saya ingin memasuki salah satu dari keduanya, malaikat menghadangku dengan pedang yang terhunus di tanganna untuk mengusirku dari tempat tersebut. Setiap pintu masuknya terdapat malaikat-malaikat yang bertugas untuk menjaganya. Lalu dia (Fatimah binti Qais) melanjutkan ceritanya. Nabi SAW bersabda dan dia menunjuk dalam perkataannya di atas mimbar, `Ini adalah Thayyibah (tempat yang baik dan suci), ini adalah Thayyibah, dan ini adalah Thayyibah (yang dimaksudkan adalah kota Madinah). Apakah kalian mau saya ceritakan kepada kalian tentang hal itu?’ Mereka menjawab, `Mau.’ Dikatakan, “Sesungguhnya Hadits yang diriwayatkan dari Tamimy membuat aku terkagum, karena haditsnya sesuai dengan yang saya ceritakan, yaitu dari kota Madinah dan Makkah.” Hadits ini telah ditakhrij oleh Imam Muslim (8/205), Imam Ahmad (6/413-414), demikan pula Ath-Thayalisi (2/218-219) secara singkat, Abu Daud (2/214-215), Hambal (44/2-45/1) dan Ibnu Mandah (98/1-2) dari jalur –Amir Asy Sya’bi. Demikian pula ditakhrij oleh Imam Tirmidzi (2254), Ibnu Majjah (2/506-508), dan Al Ajiri (hal 376-379) secara singkat, akan tetapi mereka tidak menyebutkan kota Makkah. Hadits tersebut diriwayatkan oleh Imam Ahmad (6/373-374) dan Ibnu Mandah (2/97). Ketiga, Siti Aisyah RA. Sya’bi menyebutkan dalam riwayat Ahmad yang terakhir tadi. Saya bertemu dengan Muharrir ibnu Abu Hurairah, maka saya menyebutkan Hadits Fatimah binti Qais kepadanya, lalu ia berkata, “Saya bersaksi atas bapakku, bahwa sesungguhnya dia menceritakan kepadaku sebagaimana Fatimah binti Qais menceritakan kepadamu, akan tetapi tanpa lafazh (Nabi SAW bersabda, “Sesungguhnya dia berasal dari barat.”). Dia mengatakan bahwa ia menemui Qasim ibnu Muhammad, lalu ia menyebutkan kepadanya Hadits Fatimah, maka dia berkata, `Saya bersaksi bahwa Siti Aisyah menceritakan kepadaku sebagaimana yang diceritakan Fatimah kepadamu’, tanpa disebutkan lafazh (Dua tanah haram yang diharamkan kepadanya, yaitu kota Makkah dan Madinah)”. Hadits ini telah ditakhrij oleh Imam Ahmad (6/373-374 dan 417-418) dari jalur Majalid yang bersumber dari Amir. Majalid adalah Ibnu Said –dia tidak termasuk perawi yang kuat- dan dia tidak menyebut kota Makkah dalam hadits yang diriwayatkan oleh Fatimah. Oleh karena itu dia membedakan antara Haditsnya dengan Hadits yang diriwayatkan oleh Siti Aisyah. Keduanya pada hakikatnya sepakat dengan menyebutkan kota Makkah dalam Hadits Fatimah oleh Imam Muslim dan yang selainnya, sebagaimana yang terdahulu dari beberapa jalur yang diriwayatkan dari Amir. Dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad (6/214) dari jalur Daud –yaitu Ibnu Hindi – dari Amir, dari Aisyah secara marfu’ dengan ringkas, hanya dengan lafazh: “Dajjal tidak akan masuk kota Makkah dan Madinah.” Saya berpendapat bahwa sanad Hadits ini shahih menurut syarat yang ditetapkan oleh Imam Muslim. Ibnu Mandah juga meriwayatkan Hadits yang serupa. Keempat, Hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah RA, ia mengatakan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, “Setiap pintu masuk Madinah dan Makkah terdapat malaikat, dan tidak akan bisa masuk Ath-Tha’un (penyakit menular) dan Dajjal.” Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari (4/76), Muslim (4/120), Ahmad (2/237 dan 331) dan Ad-Dani (128/2) dari beberapa jalur sanad darinya. Dalam jalur yang lain oleh Imam Ahmad (2/483), yaitu dengan lafazh “Madinah dan Makkah dijaga oleh para malaikat, setiap dari pintu masuknya…” Dalam riwayat Imam Muslim lainnya, Abu Ya’la mengatakan, “Dajjal akan masuk dari arah timur, dia mendatangi Madinah sampai berhenti di belakang bukit Uhud. Kemudian malaikat memalingkannya ke arah Syam, dan di sanalah dia hancur (terbunuh).” Kelima, Abu Bukrah Ats-Tsaqafi berkata, “Kebanyakan manusia berada di daerah Musaimah sebelum Rasulullah SAW bersabda, lalu beliau berdiri untuk berkhutbah dan bersabda, “Amma ba’du, adapun dalam masalah orang ini, -yang kebanyakan kalian berada di dalamnya-, sesungguhnya dia adalah pendusta dari 30 pendusta yang keluar di antara tanda-tanda kiamat. Sesungguhnya dia (Dajjal si juling) memasuki setiap daerah kecuali Madinah, setiap pintu masuk dijaga dua malaikat yang menghancur-kan Dajjal.” Diriwayatkan oleh Abdurrazaq (20823), Ahmad (5/41 dan 47) dan selainnya dari Muammar, dari Zuhri, dari Thalhah bin Abdullah bin Auf. Saya berpendapat bahwa sanad Hadits ini secara zhahirnya adalah shahih, karena perawi-perawainya terpercaya menurut Imam Bukhari. Akan tetapi Muammar bertentangan dengan dua orang tsiqah, dan keduanya itu adalah Uqail –yaitu Ibnu Khalid Al Ayali- dan anak saudara laki-laki Thalhah. Sesungguhnya Iyad bin Masafi’ mengkhabarkannya dari Abu Bukrah. Ditakhrij oleh Imam Ahmad (5/46). Saya berpendapat bahwa Hadits ini yang paling shahih,16 dan Iyadh ini adalah majhul. Lalu dia berkata, dan Ibrahim ibnu Sa’ad dari bapaknya, dari kakeknya, dari Abu Bukhrah radiyallahu anhu dari Nabi SAW bersabda, “Madinah tidak akan bisa dimasuki oleh Dajjal, karena kota Madinah pada saat itu mempunyai tujuh pintu, dan setiap dari pintunya terdapat dua malaikat.” Hadits ini ditakhrij oleh Imam Bukhari (4/76) dan Ahmad (5/43 dan 47). Hakim memasukkannya dalam kitab Mustadrak (4/542). Dia mempunyai saksi dari Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah menurut Imam Bukhari juga, yaitu pada nomor (5731) dari jalur Imam Malik. Hadits ini juga terdapat dalam Al Muwaththa (3/88). Keenam, Hadits yang diriwayatkan oleh seorang laki-laki dari sahabat Nabi SAW. Sebelumnya sudah disebutkan Haditsnya. Ketujuh, Hadits yang diriwayatkan oleh Jabir ibnu Abdullah. Sebelumnya sudah disebutkan haditsnya juga, dan selanjutnya akan disebutkan dengan jalur yang lain. Kedelapan, Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Said Al Khudri, dan sebelumnya sudah disebutkan. Kesembilan, Hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah ibnu Amru, dan sebelumnya juga sudah disebutkan. Kesepuluh, Hadits yang diriwayatkan oleh Anas, seperti Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah menurut Syaihaini (Bukhari Muslim). Hadits ini ditakhrij oleh Imam Bukhari (7134), Tirmidzi (2243), Ibnu Hibban (6766) dan Ahmad (3/202, 206, dan 177). 22. Terdapat beberapa Hadits, antara lain: Pertama, Hadits yang diriwayatkan dari Fathimah binti Qais, dan saya sudah sebutkan lafazhnya (hal 82-83). Kedua, Hadits yang diriwayatkan dari Jabir. Ia berkata, “Nabi SAW pernah berdiri di atas mimbar pada suatu hari, lalu bersabda, `Wahai sekalian manusia, sesungguhnya aku belum pernah memberitahukan suatu berita yang diwahyukan kepadaku dari langit (lalu beliau menyebut Hadits tentang Jassasah secara ringkas, dan di antaranya beliau mengucapkan, “Dia adalah Dajjal yang memasuki semua tempat di bumi ini selama empat puluh hari, kecuali tiba pada tempat yang baik.” Rasulullah SAW bersabda, “Dan kota Madinah, tidak ada satupun pintu dari pintu-pintu masuknya kecuali terdapat malaikat yang bersenjata pedang yang akan mengusirnya. Kota Makkah juga demikian.” Hadits ini ditakhrij oleh Abu Ya’la dalam Musnad-nya (hal. 112/2 dan 113/2) dari dua jalur dari Muhammad bin Fudhail, dan diriwayatkan oleh Walid ibnu Jam’iyah dari Abi Salmah ibnu Abdurrahman. Saya berpendapat bahwa sanad Hadits ini Hasan, yaitu menurut syarat yang ditetapkan oleh Imam Muslim dan Imam Haitsam (7/346) “Diriwayatkan oleh Abu Ya’la dengan dua sanad, perawi salah satunya perawi (shahih).” Ketiga, Hadits yang diriwayatkan oleh Mihyan ibnu Al Adra’, ia berkata, “Rasulullah memutuskan untuk suatu keperluan, kemudian beliau menolakku pada sebagian jalan-jalan di Madinah.” Beliau mengucapkan suatu perkataan kepadanya, `Celakalah ibumu –atau celakalah ibunya- kampong yang penduduknya menyebutkannya `Sangat baik keadaannya’. Dia member makanan yang terbaik dari burung dan binatang bertaring, memakan buahnya, dan Dajjal tidak memasukinya, insya Allah. Setiap dia berniat untuk memasukinya, dia mendapatkan –setiap dari jalan masuk- malaikat
    Reply
  58. sandy

    wkwkwk… parah dah dunia ancuurr.. kiamat kyanya dah dket.. mending taubat dah.. jangan banyaki dosa mending banayakin pahala bwat nutupin dosa yang dah lalu… banyakin ibadah dehh.. wkwkwk

    Reply
  59. jasmine

    aku emang dah pernah denger tentang sai baba itu! dia juga pernah ke indonesia kan ? NTT tepatnya. hati2 sobat.ada yg diam2 berusaha merusakmu

    Reply
  60. sulimin

    saya sebagai umat muslim tidak akan mengaku kebesaran ali baba. meski ia bisa menurunkan hujan ,meng hidupkan orang mati ,dan mengeluarkan tepung suci. saya akan bersaksi bahwa tiada tuhan selain ALLAH.BAHKAN sayaakan bersaksi bahwa nabi MUHAMMAD adalah utusannya ,bukan alibaba.

    Reply
  61. slamet nur cahyo

    halah bohong di dlm hadis lw lom ada prang turky nd msih da suara adzn djjl no out lw bsa mnrnkan hujn nd pndah rga q jga bsa tpi dngn seidzn allah

    Reply
  62. FAHMIE MUSLIM,, CINTA PERSIB

    ass,, saya muslim percaya akan adanya dajjal,, tapi saya tidak percaya kalo dajjal tuhan,, astagfuruloh,, kita pasti mati,, kita harus percaya bahwa yang harus di sembah adalah ALLAH SWT,, bukan dajjal.. emang dia punya kelebihan yang sangat luar biasa,, tapi kuatkan iman kita,, tak boleh percaya dengan apa yang sudah terjadi di india.. ALLAHHU AKBAR…

    Reply
    1. ricisan Post author

      saya sepakat dengan pernyataan saudara…
      dan memang seharusnya kita tidak mempercayai hal2 yang demikian..

      salam hangat.
      ricisan

      Reply
  63. Eppy linah

    “smGä qt smUa Trhindar dri ftnahn2n dajjaL, dg slLu bristgfar n brdoa kpda Allah sWt.”

    “..dajjaL taì kuCing,.”

    Reply
  64. evanz

    sesama manusia kok di sembah……..
    hahahah gak percaya…..

    cuma bunuh bisa mati gakkk
    kalau bisa mati opo yo tuhan

    selama adzan masih ada dajal itu dikerangkeng ma allah swt…….hemmmm kurang kerjaan ayo sadar!

    Reply
  65. maureen

    knp hrs sKrNg kLr NyA yA?
    krn9 n93rt1 ma be9ituan eun9 ?
    cuma knp pada heboh ?
    dah in9at ma tuhan atjah
    cpt lah bertobat sobbbbb!!!!!!!!!!!!!

    Reply
  66. hendra

    SAiBaBA adaLa oRaNG kAfIr Yg Di SeButKaN olEh Kh.AbDuHrAmAn>>>TiAda TuhAn SElAin AllAh swt>????KaMI pEngKUT nAbI MUHamAd saw..BaBA muSuh BesAr KIta>>

    Reply
  67. arik

    Turunnya Isa al-Masih dan Dajjal
    Assalamu’alaykum Wr. Wb.

    Rasulullah Muhammad Saw al-Amin sang Paraclete telah bersabda:

    “Tidak akan terjadi hari kiamat sehingga matahari terbit dari arah barat. Maka apabila matahari sudah terbit dari arah barat, lalu para manusiapun akan beriman seluruhnya. Tetapi kelakuan mereka yang demikian pada waktu itu sudah tidak berguna lagi, keimanan seseorang yang belum pernah beriman sebelum peristiwa tersebut atau memang belum pernah berbuat kebaikan dengan keimanan yang sudah dimilikinya itu.” (Diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim dan Abu Daud dari Abu Hurairah)

    Hadist diatas, menceritakan salah satu tanda-tanda dari sudah mendekatnya hari kiamah, hari dimana pengadilan Allah akan segera berlaku bagi para makhluk-Nya. Hari dimana semua makhluk bernyawa akan diminta pertanggungan jawab atas seluruh perbuatan yang pernah dilakukan selama hidupnya.

    Berkaitan erat dengan hadist diatas kita bisa melihat dalam sabda Rasul dalam dua buah hadistnya yang lain :

    “Tiada seorang Nabi-pun yang diutus Allah, melainkan Nabi tersebut akan menakut-nakuti kepada umatnya perkara Dajjal. Dajjal itu akan keluar kepada kamu semua, kemudian tidak samar-samar lagi bagimu semua akan hal-ihwalnya dan tidak samar-samar untukmu semua, bahwa Tuhanmu itu tidak bermata sebelah. Sesungguhnya Dajjal itu bermata sebelah yang tidak dapat digunakan yang sebelah kanannya, seolah-olah matanya itu menonjol kemuka.” (Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim)

    “Demi dzat yang jiwaku berada dalam genggaman kekuasaan-Nya, niscaya, sudah amat dekat sekali saat turunnya ‘Isa putra Maryam dikalangan kamu semua yang bertindak sebagai seorang hakim yang adil. Dia akan memecahkan semua kayu salib dan membunuh babi.” (Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)

    “al-Mahdi akan muncul dari ummatku, Tuhan akan menurunkan hujan untuk manusia, ummat akan merasa senang, ternak hidup (dengan aman), dan bumi menumbuhkan tumbuh-tumbuhannya dan harta akan diberikan dengan merata.” (Diriwayatkan oleh Abu Nu’aim dan al-Hakim dari Abu Sa’id r.a)

    Hadist-hadist diatas menurut hemat penulis, tidak bisa kita tafsirkan sambil lalu saja, disaat-saat seperti sekarang ini, mungkin kita bisa sama-sama memberikan pemahaman dan makna yang baru terhadapnya sesuai dengan situasi dan kondisi jaman yang berlaku.

    Nabi Muhammad Saw menceritakan bahwa kiamat itu sudah sangat dekat, dan beliau Saw juga telah memberikan beberapa nubuat mengenai tanda-tanda semakin mendekatnya hari tersebut, dan dalam kesempatan kali ini, kita akan membahas 4 diantaranya terlebih dahulu.
    1. Terbitnya matahari dari arah barat 2. Keluarnya al-Masih Dajjal 3. Turunnya ‘Isa al-Masih putera Maryam 4. Datangnya al-Mahdi

    Bahwa dalam semua jaman yang telah berlalu kita mengenal terbitnya matahari yang terlihat oleh manusia setiap paginya selalu dari arah timur, matahari merupakan satu sumber energi yang bisa menerangi bumi dari kegelapan, membangkitkan pertumbuhan makhluk-makhluk hidup baik itu manusia, hewan hingga tumbuh-tumbuhan atau mungkin pula didalamnya termasuk makhluk-makhluk halus sebangsa Jin.

    Matahari dalam kaitan dengan Hadist diatas memiliki kesamaan dengan ajaran agama yang membimbing manusia dari jalan kesesatan, kegelapan pandangan maupun pemikiran kearah pencerahan, kearah hidayah atau cahaya kebenaran.

    Agama yang mampu membangkitkan pertumbuhan makhluk hidup, membina mental dan spiritual agar dapat berperan aktif didalam menjalankan roda kehidupan diatas dunia sebagai satu tugas yang diembankan oleh sang Pencipta, menjadi Khalifah dibumi.

    Matahari yang selama ini terbit dari arah Timur bisa kita tafsirkan sebagai munculnya ajaran-ajaran Allah yang mempengaruhi umat manusia dari sebagian besar bagian timur dunia seperti tanah Yerusalem, Palestina hingga semenanjung Arabia.

    Cahaya Allah sebagaimana yang pernah disinggung oleh Nabi Musa dalam kitab Ulangan 33:2, telah pernah terbit dari pegunungan Sinai, Seir dan pegunungan Paran didalam kawasan Timur Tengah.

    Ajaran yang berisikan petunjuk, pembimbing serta pencerahan kepada manusia untuk menjadi pedoman hidupnya bergerak dan berputar, muncul tenggelam sebagaimana cahaya matahari yang terkadang tampak maupun terhalang.

    Ajaran para Nabi yang telah begitu banyak pudar karena nafsu keserakahan manusia terhadap dunia dan emosi yang mendorong rasa fanatisme berlebihan terkadang lebih banyak membuat ajaran-ajaran kebenaran itu terpuruk, terpecah dan berkesan membingungkan.

    Arah perpindahan terbitnya matahari dari timur kebarat didalam sabda Nabi Muhammad Saw diatas bisa juga kita berikan penafsiran bahwa cahaya kemenangan Islam, kebangkitan Islam akan muncul dari negeri-negeri Barat.

    Negeri-negeri yang kita kenal memiliki pengikut mayoritas penyembah berhala dan pendewaan terhadap manusia yang didalam kacamata orang-orang terdahulu adalah sangat mustahil bisa terjadi justru akan menjadi cikal-bakal bersinarnya kembali Islam keseantero dunia.

    Sebagaimana yang kita ketahui, merupakan satu kenyataan yang tidak terbantahkan bahwa jumlah pengunjung gereja diberbagai negeri-negeri dibarat semakin menunjukkan prosentasi yang menurun, padahal dinegeri-negeri tersebut berbagai sarana telah melimpah-limpah untuk menjadi seorang Nasrani sejati.

    Orang-orang Eropa dan Barat sudak tidak dapat diharap lagi untuk menjadi bumi yang subur bagi perkembangan ajaran Nasrani, yang dewasa inipun telah menjadi hanya seperti adat, bukan sebagai suatu ajaran agama yang harus dimengerti dan disadari secara jelas. Begitulah tampaknya ajaran Nasrani telah dan akan kehilangan tempat berpijak serta basis yang amat kuat dan kaya raya karena umumnya orang-orang disana telah mampu bersikap kritis dan mau terbuka terhadap akal pikirannya mengenai kebenaran yang ditunjang oleh penemuan-penemuan ilmu pengetahuan modern.

    Negeri-negeri yang dahulunya merupakan ajang kebiadaban dunia, penuh sentimen ras, pendeskreditan wanita dan lokalisasi kemaksiatan lainnya kini telah berubah menjadi satu negeri yang memiliki tim ahli, memiliki orang-orang pandai, peneliti dan segudang ilmuwan yang kelak akan menghantarkan mereka dan umat Islam lainnya kepada kebenaran ajaran yang dibawa oleh Rasulullah Muhammad Saw hampir 15 abad yang silam.

    Dari sejarah kita ketahui bahwa sekian banyak para ahli dari bidang Astronomi, Geologi, Kedokteran, Biologi dan seterusnya yang berasal dari negeri barat menemukan fakta-fakta kevalidan al-Qur’an yang tidak mungkin bisa ditulis dan dikarang oleh seorang anak manusia ditengah gurun pasir yang hampa ilmu pengetahuan terhadap tantangan dunia ilmiah abad 20-an.

    Pencerahan yang diberikan Allah terhadap para penduduk dinegeri barat ditamsilkan oleh Nabi Muhammad Saw sebagai munculnya matahari dari arah barat yang akan menyinari bumi kepada keterangan, kepada cahaya kebenaran yang berlandaskan wahyu dan ilmu pengetahuan.

    Saat itulah orang-orang akan menyadari bahwa betapa mereka selama ini sebenarnya sudah terlalu jauh mengadakan penyimpangan-penyimpangan dari ajaran para Nabi dan mereka bermaksud untuk kembali kepada ajaran Islam yang hakiki, Islam yang dianut oleh Nabi Ibrahim, Nabi Ismail, Nabi Ishaq, Nabi Musa, Nabi ‘Isa dan Nabi Muhammad Saw.

    Namun Rasul menggambarkan bahwa saat itu sudah akan sangat terlambat bagi mereka untuk menyadari kebenaran itu, kebiasaan yang sudah mengurat akar didalam hati dan keyakinan mereka selama ini telah membuat kebanyakan dari mereka bingung dan memakan buah simalakama. Tidak mudah untuk membunuh pemahaman dan doktrin-doktrin yang melekat didalam diri mereka sejak dari anak-anak.

    Hal ini telah difirmankan oleh Allah didalam al-Qur’an : “Dan sesungguhnya Kami telah menjadikan isi Neraka itu beberapa banyak dari Jin dan Manusia, yang mempunyai hati tetapi tidak untuk mengerti dengannya, mempunyai mata tidak untuk melihat dengannya dan mempunyai telinga tidak dipergunakan untuk mendengarkan; mereka itu seperti binatang, malah mereka lebih sesat.” (Qs. 7:179)

    Bahkan didalam kitab Bible sendiri kita dapati pernyataan ‘Isa al-Masih : “Sekalipun melihat, mereka tidak melihat. Sekalipun mendengar, mereka tidak mendengar dan tidak mengerti.” (Matius 13:13)

    Hal ikhwal Hadist Nabi mengenai perpindahan arah sang matahari dari arah terbitnya yang di Timur menjadi ke wilayah Barat disambung dengan kemunculan raja angkara murka yang disebut Dajjal yang akan menimbulkan huru-hara diatas dunia.

    Rasanya tidak mungkin bila kita bayankan sosok Dajjal seperti monster dalam film-film Power Rangers dan Ultraman.

    Dajjal pasti merupakan satu lambang kejahatan yang akan melanda setiap jamannya sebagaimana sabda Nabi Muhammad Saw bahwa semua Nabi terdahulu-pun telah mengingatkan umatnya akan keberadaan dan ulah Dajjal-dajjal yang merusak.

    Dajjal digambarkan oleh Rasulullah Muhammad Saw sebagai satu perwujudan yang hanya bisa memandang dengan sebelah mata adalah sebuah bentuk dari kezoliman, ke-egoisan, keculasan serta kepicikan yang akan melanda umat manusia.

    Dalam satu Hadistnya, Rasul menjelaskan perihal Dajjal ini secara lebih luas : “Sesungguhnya Dajjal itu keluar dan bersamanya adalah air dan api; maka apa-apa yang dilihat oleh orang banyak sebagai air, sebenarnya adalah api yang membakar, sedangkan apa yang dilihat oleh orang banyak sebagai api, maka sebenarnya itu adalah air yang dingin dan tawar. Maka barangsiapa yang bertemu dengannya, hendaklah menjatuhkan dirinya kedalam apa yang dilihatnya sebagai api itu, sebab sesungguhnya yang ini adalah air yang tawar dan nyaman.” (Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim)

    Hadist diatas memberikan refleksi kepada kita, betapa akan datang suatu masa dimana orang yang berpegang pada kebenaran akan dianggap telah berhadapan dengan sesuatu yang menggerahkan, sesuatu yang membakar dan dapat menghanguskan.

    Suatu jaman dimana fitnah merajalela, kebenaran bisa dibeli, hal yang putih bisa dibalikkan menjadi hitam dan begitupun sebaliknya, abad dimana perzinahan telah dianggap biasa, wanita telah memakai pakaian namun tidak ubahnya seperti telanjang, perampokan, pembunuhan serta makar dianggap sesuatu yang biasa, sebaliknya mereka yang giat menekuni ilmu-ilmu agama, mereka yang sholat dan mengadakan pengajian maupun tablig keagamaan malah dianggap sesuatu yang lucu dan kekanak-kanakan malah tidak jarang dicap sebagai orang-orang fundamentalis dalam konotasi negatif.

    Pada saat itu Nabi menyarankan agar orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, tetap beristiqomah, memiliki pendirian yang mantap dan tegas didalam berakidah, beramaliah serta beragama sebab hal itu akan menghantarkan mereka kepada jalan Allah yang lurus, menjadi hamba-hamba Allah yang bertaqwa yang syurga dan kenikmatan Allah telah menantikannya.

    Berpindahnya kebesaran Islam dari Timur ke Barat yang dilambangkan oleh Rasul sebagai perpindahan arah terbit matahari akan disusul dengan kemunculan orang-orang yang berlaku sombong, picik dan culas yang disymbolkan sebagai Dajjal yang berusaha menjatuhkan ajaran Allah yang haq akan diikuti dengan munculnya kembali sosok ‘Isa al-Masih dan al-Mahdi yang bahu membahu didalam menumpas kebatilan dan keberadaan Dajjal.

    Kehadiran ‘Isa al-Masih pada periode akhir jaman bisa merupakan satu makna figuratif atau kiasan dari pemahaman dan kesadaran manusia terhadap ajaran ‘Isa al-Masih yang hakiki, pengajaran yang tidak pernah menyimpang dari hukum Nabi-nabi sebelumnya dan mempunyai satu relevansi yang erat sekali terhadap pengajaran Nabi Muhammad Saw yang datang setelah berakhirnya masa kenabian ‘Isa al-Masih kepada Bani Israil sekitar 600 tahun sebelum diutusnya sang Paraclete agung itu.

    Kita lihat dari kacamata sejarah, betapa banyaknya Ahli Kitab yang mulai merenungi ajaran agamanya dengan membuka pintu objektivitas dan keterbukaan atas doktrin-doktrin yang ada didalam kitab sucinya.

    Berapa banyak para pemikir dan cendikiawan Nasrani mulai tidak bisa menerima perbedaan pemahaman antara pengajaran ‘Isa yang sejati dengan yang mereka hadapi didalam dakwahan gereja yang bersumberkan kepada Paulus, inilah salah satu bentuk penafsiran bahwa kehadiran ‘Isa al-Masih tersebut akan mematahkan kepercayaan akan penyaliban dan kematiannya serta menghilangkan kebiasaan memakan babi.

    Beragam studi dan perbandingan telah dilakukan dalam kalangan Yahudi dan Nasrani untuk mendapatkan nilai kebenaran yang sesungguhnya, dan kebanyakan dari mereka akhirnya beralih untuk mengedepankan kelimuwanan dan kecendikiawanan masing-masing didalam menelaah dan mengkaji hingga rata-rata dari mereka akan sampai pada satu titik pemberhentian kepada ajaran yang dibawa oleh Muhammad Saw.

    Munculnya pemahaman Saksi Yehovah, Kaum Essenes serta ditemukannya gulungan laut mati yang lebih dikenal dengan sebutan Dead Sea Scroll didalam gua Qumran adalah salah satu contoh kecil dari kembalinya ajaran Nabi ‘Isa al-Masih putera Maryam.
    Kita lihat dalam hal ini Rasulullah Saw bersabda :

    “Segolongan ummatku akan selalu berperang membela kebenaran, sehingga turunlah ‘Isa ibn Maryam pada saat fajar terbit di Baitul-Maqdis (Palestina). Ia turun pada al-Mahdi, maka dikatakan: “Majulah hai Nabi Allah! dan salatlah bersama kami.” Maka ia berkata: “Ummat ini menjadi pemimpin (amir) sebagian yang satu pada sebagian yang lain.” (Diriwayatkan oleh Ibn Amr ad-Dani dari Jabir ibn ‘Abdillah)

    Umat Muhammad Saw senantiasa berhadapan dengan orang-orang yang ingin melepaskan mereka dari keyakinan dan keteguhan akidahnya yang umumnya disebabkan oleh mereka-mereka yang menganut ajaran Nasrani (baca: Kristenisasi), sebagai suatu pertolongan dari Allah terhadap orang-orang yang beriman ini yaitu dengan dikembalikannya kebenaran yang pernah disampaikan oleh ‘isa al-Masih yang merupakan dasar dan tokoh utama yang menjadi panutan kaum Masehi.

    Kehadiran risalah ‘Isa yang sejati ini bertepatan disaat terbit fajar dari Baitul Maqdis, yaitu mulai tercerahkannya orang-orang cendikiawan dan ahli kitab akan kesalahan keyakinan yang telah mereka anut selama ini.

    Waktu terbit fajar adalah saat dimana matahari mulai muncul menyinari bumi, yaitu dikala kesadaran mulai menyelimuti para penganut kitab Bible terhadap kandungan-kandungan yang ada didalamnya dan berganti dengan memahami kandungan ajaran Muhammad Saw.

    Tampilnya keberadaan ‘Isa al-Masih ini menurut Hadist Nabi diatas akan turun kepada al-Mahdi, sebelum kita berbicara mengenai hal ini, mari terlebih dahulu kita mengerti apa yang dimaksud dengan al-Mahdi itu sendiri.

    Kata al-Mahdi sering dipasangkan oleh orang dengan perkataan Imam yang berarti Pemimpin, jadi bila disebut sebagai Imam al-Mahdi (baca: Imam Mahdi) maka berarti orang atau pemimpin yang telah mendapat hidayah atau petunjuk dari Allah.

    Dengan demikian bisalah kita tarik garis lurus pengertian ini dengan kriteria apa yang disebut al-Qur’an terhadap orang yang telah mendapatkan petunjuk Allah ini :

    “Itulah petunjuk Allah yang dengannya Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya. Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan.” (Qs. Al-An’am 6:88)

    Berdasarkan ayat diatas terdapatlah kesimpulan, bahwa siapapun bisa menjadi al-Mahdi. Karena petunjuk dan bimbingan dari Allah itu bisa ada pada manusia manapun diantara hamba-hambaNya yang dikehendaki oleh Allah sendiri tanpa mesti terikat dengan satu individu tertentu.

    Ayat diatas tidak menunjukkan pengecualian petunjuk dan bimbingan Allah itu hanya ditujukan kepada orang-orang yang beriman saja, sebab keadilan Allah itu tidak terbataskan dan sangat susah untuk bisa kita tebak.

    Dalam bukunya yang berjudul Islam Aktual, Jalaludin Rakhmat meriwayatkan bahwa Imam Ali bin Abu Thalib ra pernah berkata : “Hikmah itu barang berharga yang hilang dari seorang Mukmin, karena itu, dimanapun orang Mukmin menemukan hikmah, maka harus memungutnya. Ambillah hikmah itu walaupun dari orang munafik!”

    Begitupun Nabi Muhammad Saw sendiri pernah bersabda :
    “Ambillah hikmah dan jangan merisaukan kamu darimaka hikmah itu keluar.”
    Jadi bisa saja seorang yang kafir mendapatkan bimbingan oleh Allah dalam hal ilmu duniawi, akan tetapi dia hampa dari bimbingan Allah untuk ilmu akhirat. Sebaliknya melalui tangan-tangan orang-orang kafir inilah Allah membuktikan kebesaran-Nya sekaligus mengajarkan kepada kaum Muslimin atas kebenaran risalah Rasul-Nya.
    Sebagaimana bunyi dari bagian terakhir ayat tersebut : “Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan.”

    Ini merupakan penerangan kepada kita, bahwa cendikiawan manapun itu dan berasal dari agama apapun dia tidak menutup kemungkinan bagi Allah untuk membagikan ilmu dunia-Nya kepada mereka, untuk berlaku sebagai al-Mahdi, sebagai orang yang dibimbing Allah.

    Akan tetapi jika dalam urusan ke-Tuhanan al-Mahdi ini berlaku ingkar, berlaku menyekutukan Allah terhadap yang lain maka seluruh ilmu dan bimbingan yang diberikan oleh Allah untuknya tidak akan memberikan pengaruh apa-apa bagi kehidupan akhiratnya kelak.

    Dan berdasarkan Hadist yang diriwayatkan oleh Ibn Amr ad-Dani dari Jabir ibn ‘Abdillah yang telah kita kutip diatas, bahwa ‘Isa al-Masih akan turun kepada al-Mahdi adalah satu perwujudan dari kembalinya ajaran ‘Isa yang sejati kepada orang-orang yang telah dibimbing oleh Allah dalam urusan agama yang tidak akan menyalahi satu titikpun terhadap apa-apa yang sudah diajarkan oleh Muhammad Saw.

    Kita lihat kembali satu Hadist dibawah ini :
    “Manusia akan keluar dari arah timur menyerahkan kekuasaan kepada al-Mahdi.” (Diriwayatkan oleh Ibn Majah dan Tabrani dari ‘Abdullah ibn Sa’id az-Zubaidi)
    Ini juga menjadi satu tambahan nubuat yang jelas, bahwa cahaya kebesaran Islam akan beralih kepada kaum cendikiawan dari negeri barat yang telah mendapatkan hidayah Allah untuk berakidahkan Islam.

    Nabi Muhammad Saw memberikan tamsilan bahwa pada masa itu manusia akan keluar dari arah timur, yaitu dari arah umumnya matahari terbit setiap harinya kemudian menyerahkan kekuasaan kepada al-Mahdi yang memiliki pengertian tenggelamnya cendikiawan-cendikiawan Muslim dari asal kelahiran Islam kedalam perpecahan dan kebodohannya telah menghantarkan kemegahan dan kebenaran risalah Allah kepada orang-orang Barat.

    Kita kenal orang-orang semacam Maurice Bucaille, Napoleon Bonaparte, Will Durant, Ahmad Deedat, Prof. Dr. Joe Leigh Simpson, Proffesor Moore, Thomas Muhammad Clayton, Thomas Irving, Dr. Umar Rolf Baron Ehrenfels, Sir Jalaludin Louder Brunton adalah sederetan kecil dari daftar nama-nama orang yang telah membuktikan kebenaran agama Allah yang berasal dari negeri Barat.

    Dan kaum muslimin bersama ‘Isa al-Masih akan bahu membahu bersama al-Mahdi didalam menumpas Dajjal, bahwa para pakar ilmu pengetahuan bersama-sama dengan Ahli Kitab yang tercerahkan dan segenap kaum Muslimin akan mengadakan perlawanan terhadap para pembangkang agama, para pimpinan dan masyarakat dinegara zionis yang menawarkan racun dalam bentuk madu kepada masyarakat Islam, menjual neraka dengan nama syurga kepada orang-orang yang beriman.

    Semoga kita semua dapat terhindar dari Dajjal-dajjal ini dan bersama mencerahkan kembali bumi Timur dengan ajaran Islam yang sejati, mengembalikan kebenaran dari ajaran ‘Isa al-Masih yang telah diselewengkan, menjadi Mahdi-mahdi yang siap bertempur dijalan Allah dengan segenap jiwa, raga dan harta.

    “Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang percaya kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar.” (Qs. 49:15)

    Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
    Bahwa Rasulullah SAW. bersabda: Kiamat tidak akan terjadi sebelum api muncul dari tanah Hijaz yang dapat menerangi leher-leher unta di Basrah

    Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Hari kiamat tidak akan terjadi sebelum sungai Euphrat menyingkap gunung emas, sehingga manusia saling membunuh (berperang) untuk mendapatkannya. Lalu terbunuhlah dari setiap seratus orang sebanyak sembilan puluh sembilan dan setiap orang dari mereka berkata: Semoga akulah orang yang selamat

    Reply
  68. ibnu wahyudi

    semoga kita semua bisa mengambil hikmah nya dan berpikir positif…………..!!!!!!!!!!yang jelas tuhan kita adalah ALLAH dan nabi kita MUHAMAD SAW……
    ALLAHU AKBAR………….ALLAHU AKBAR………….ALLAHU AKBAR………….ALLAHU AKBAR………….ALLAHU AKBAR………….ALLAHU AKBAR………….ALLAHU AKBAR………….ALLAHU AKBAR………….ALLAHU AKBAR………….

    Reply
  69. AGUNG

    BEGITU MUDAHNYA DIA MENGAKUI BAHWA DIA ADALAH SEORANG TUHAN, AKU TIDAK PERCAYA DIA ADALAH TUHAN ATAU PUN NABI,KARENA AKU PERCAYA ALLAH SWT SEBAGAI TUHAN KU, DAN NABI MUHMMAD SAW ADALAH NABI KU YANG TERAKHIR,. ALLAHUAKBAR……! TIADA TUHAN SELAIN ALLAH,DAN NABI MUHAMMAD SAW ADALAH UTUSAN ALLAH.

    Reply
  70. viena dan fera

    tuhanku hanya lah Allah SWT dan Nabiku Hanyalah Nabi Muhammad SAW,,,
    AUDZUBILLAH …
    sebaiknya pada orang yang mengikuti jejaknya hendaklah bertobat pada AllAH swt ,,,
    karena allah mengampuni dosa dosa mahluknya…..
    selagi masih ada waktu….
    SEGERALAH

    Reply
  71. cah kene

    “Dajjal” acap menjadi topik seru yg dibicarakan banyak orang. Perkara pun kian hangat dgn muncul orang2 yg mengaku atau dianggap orang lain sebagai Dajjal seperti yg dialamatkan pada Sri Sathya Sai Baba seorang begawan dari India. Benarkah dia Dajjal?1

    Jika ditinjau dari sisi bahasa makna Dajjal adl sangat tepat untuk krn Dajjal berarti banyak berdusta dan menipu. Siapa pun yg banyak berdusta dan menipu ada pengikut ataupun tdk mk dia adl Dajjal. Demikianlah yg diistilahkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang mereka. Beliau menjelaskan hal ini dlm banyak hadits seperti yg diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhari rahimahullahu dlm dua tempat dan Muslim rahimahullahu dlm dua tempat dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu:
    لاَ تَقُوْمُ السَّاعَةُ حَتَّى تَقْتَتِلَ فِئَتَانِ عَظِيْمَتَانِ يَكُوْنُ بَيْنَهُمَا مَقْتَلَةٌ عَظِيْمَةٌ دَعْوَتُهُمَا وَاحِدَةٌ وَحَتَّى يُبْعَثَ دَجَّالُوْنَ كَذَّابُوْنَ قَرِيْبٌ مِنْ ثَلاَثِيْنَ كُلُّهُمْ يَزْعُمُ أَنَّهُ رَسُوْلُ اللهِ وَحَتَّى يُقْبَضَ الْعِلْمُ وَتَكْثُرَ الزَّلاَزِلُ وَيَتَقَارَبَ الزَّمَانُ وَتَظْهَرَ الْفِتَنُ وَيَكْثُرَ الْهَرْجُ وَهُوَ الْقَتْلُ وَحَتَّى يَكْثُرَ فِيْكُمُ الْمَالُ فَيَفِيْضَ حَتَّى يُهِمَّ رَبَّ الْمَالِ مَنْ يَقْبَلُ صَدَقَتَهُ وَحَتَّى يَعْرِضَهُ عَلَيْهِ فَيَقُوْلَ الَّذِي يَعْرِضُهُ عَلَيْهِ: لاَ أَرَبَ لِي بِهِ؛ وَحَتَّى يَتَطَاوَلَ النَّاسُ فِي الْبُنْيَانِ وَحَتَّى يَمُرَّ الرَّجُلُ بِقَبْرِ الرَّجُلِ فَيَقُوْلُ: يَا لَيْتَنِي مَكَانَهُ؛ وَحَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ مِنْ مَغْرِبِهَا فَإِذَا طَلَعَتْ وَرَآهَا النَّاسُ يَعْنِي آمَنُوا أَجْمَعُوْنَ فَذَلِكَ حِيْنَ لاَ يَنْفَعُ نَفْسًا إِيْمَانُهَا لَمْ تَكُنْ آمَنَتْ مِنْ قَبْلُ أَوْ كَسَبَتْ فِي إِيْمَانِهَا خَيْرًا
    “Tidak akan terjadi hari kiamat sehingga dua kelompok besar saling berperang dan banyak terbunuh di antara dua kelompok tersebut yg seruan mereka adl satu. Dan hingga dibangkitkan para Dajjal lagi pendusta hampir 30 orang semua mengaku bahwa diri Rasulullah dicabut ilmu banyak terjadi gempa zaman berdekatan fitnah menjadi muncul banyak terjadi pembunuhan berlimpah ruah harta di tengah kalian sehingga para pemilik harta bingung terhadap orang yg akan menerima shadaqahnya. Sampai dia berusaha menawarkan kepada seseorang namun orang tersebut berkata: ‘Saya tdk membutuhkannya’; orang berlomba-lomba dlm meninggikan bangunan. Ketika seseorang lewat pada sebuah kuburan dia berkata: ‘Aduhai jika saya berada di sana’; terbit matahari dari sebelah barat dan apabila terbit dari sebelah barat di saat orang2 melihat mereka beriman seluruh .”
    Dari keterangan di atas jelaslah bahwa kata Dajjal sering dipakai utk menamai seseorang yg banyak berdusta dan banyak menipu umat. Para dedengkot kesesatan yg memproklamirkan diri sebagai nabi setelah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adl para Dajjal. Dan bila disebutkan Dajjal secara mutlak mk tdk ada yg tergambar dlm benak tiap orang melainkan Ad-Dajjal Al-Akbar yg akan muncul di akhir zaman sebagai tanda dekat hari kiamat dgn sifat-sifat yg sudah jelas sebagaimana dijelaskan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

    Mengimani Muncul Dajjal Al-Akbar
    Tidak ada keraguan bagi orang yg beriman terhadap segala berita yg datang dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk akal ataupun tidak. Karena mereka meyakini bahwa segala yg diberitakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sepanjang riwayat shahih merupakan berita wahyu dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan segala perkara yg disebutkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yg terkait dgn Dajjal –seperti sifat-sifat kejadian-kejadian luar biasa yg diperbuat masa tinggal di atas dunia para pengikut tempat turun siapa yg akan membunuh dan sebagainya– bagi orang yg beriman bukanlah sebuah khurafat dan tahayul yg menjajah akal serta hati mereka. Bukan pula sebuah keanehan bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala utk menjadikan keluarbiasaan pada diri Dajjal. Dan ini tdk akan mengurangi kemuliaan Allah Subhanahu wa Ta’ala sedikitpun. Mereka menjadikan segala yg terkait dgn Dajjal sebagai perkara yg akan menambah dan mengokohkan keimanan mereka terhadap kekuasaan Allah Subhanahu wa Ta’ala serta kebenaran berita Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka akan menjadikan segala yg terkait dgn Dajjal sebagai ujian yg datang dari Allah Subhanahu wa Ta’ala utk menambah kebajikan mereka di atas kebajikan. Tidak ada ucapan yg keluar dari orang2 yg beriman melainkan:
    آمَنَّا بِهِ كُلٌّ مِنْ عِنْدِ رَبِّنَا
    “Kami beriman kepada semua itu dari sisi Rabb kami.”
    سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا
    “Kami mendengar dan kami patuh.”

    Dajjal sebagai Tanda Hari Kiamat
    Muncul Dajjal merupakan salah satu tanda hari kiamat kubra . Arti tanda-tanda yg muncul mendekati hari kiamat dan bukan tanda yg biasa terjadi. Seperti muncul Dajjal turun ‘Isa muncul Ya’juj dan Ma’juj serta terbit matahari dari sebelah barat.
    Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memberitakan akan muncul Dajjal di dlm banyak hadits. Di antara yg diriwayatkan oleh Al-Imam Muslim rahimahullahu dari An-Nawwas bin Sam’an radhiyallahu ‘anhu:
    ذَكَرَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الدَّجَّالَ ذَاتَ غَدَاةٍ فَخَفَّضَ فِيْهِ وَرَفَّعَ حَتَّى ظَنَنَّاهُ فِي طَائِفَةِ النَّخْلِ فَلَمَّا رُحْنَا إِلَيْهِ عَرَفَ ذَلِكَ فِيْنَا. فَقَالَ: مَا شَأْنُكُمْ؟ قُلْنَا: يَا رَسُوْلَ اللهِ ذَكَرْتَ الدَّجَّالَ غَدَاةً فَخَفَّضْتَ فِيْهِ وَرَفَّعْتَ حَتَّى ظَنَنَّاهُ فِي طَائِفَةِ النَّخْلِ. فَقَالَ: غَيْرُ الدَّجَّالِ أَخْوَفُنِي عَلَيْكُمْ، إِنْ يَخْرُجْ وَأَنَا فِيْكُمْ فَأَنَا حَجِيْجُهُ دُوْنَكُمْ، وَإِنْ يَخْرُجْ وَلَسْتُ فِيْكُمْ فَامْرُؤٌ حَجِيْجُ نَفْسِهِ
    “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkisah tentang Dajjal pada pagi hari dan beliau mengangkat dan merendahkan suara seakan-akan kami menyangka dia berada di sebagian pohon korma. Lalu kami berpaling dari sisi Rasulullah. Kemudian kami kembali kepada beliau dan beliau mengetahui hal ini lalu beliau berkata: ‘Ada apa dgn kalian?’ Kami berkata: ‘Ya Rasulullah engkau bercerita tentang Dajjal pada pagi hari dan engkau mengangkat serta merendahkan suara sehingga kami menyangka bahwa dia berada di antara pepohonan korma.’ Rasulullah lantas bersabda: ‘Bukan Dajjal yg aku khawatirkan atas kalian. Dan jika dia keluar dan aku berada di tengah kalian mk akulah yg akan menyelesaikan urusannya. Dan jika dia keluar dan aku tdk berada di tengah kalian mk tiap orang menyelesaikan urusan masing-masing’.”
    Diriwayatkan oleh Ibnu Majah rahimahullahu dlm Kitabul Fitan dari Hudzaifah bin Usaid Abu Suraihah radhiyallahu ‘anhu:
    كُنَّا قُعُوْدًا نَتَحَدَّثُ فِي ظِلِّ غُرْفَةٍ لِرَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَكَرْنَا السَّاعَةَ فَارْتَفَعَتْ أَصْوَاتُنَا فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لَنْ تَكُوْنَ – أَوْ لَنْ تَقُوْمَ – السَّاعَةُ حَتَّى يَكُوْنَ قَبْلَهَا عَشْرُ آيَاتٍ طُلُوْعُ الشَّمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا وَخُرُوْجُ الدَّابَّةِ وَخُرُوْجُ يَأْجُوْجَ وَمَأْجُوْجَ وَالدَّجَّالُ وَعِيْسَى ابْنُ مَرْيَمَ وَالدُّخَانُ وَثَلاَثَةُ خُسُوْفٍ خَسْفٌ بِالْمَغْرِبِ وَخَسْفٌ بِالْمَشْرِقِ وَخَسْفٌ بِجَزِيْرَةِ الْعَرَبِ وَآخِرُ ذَلِكَ تَخْرُجُ نَارٌ مِنْ الْيَمَنِ مِنْ قَعْرِ عَدَنٍ تَسُوْقُ النَّاسَ إِلَى الْمَحْشَرِ
    “Kami sedang duduk-duduk berbincang di bayang-bayang salah satu kamar Rasulullah. Kami berbincang tentang hari kiamat dan suara kami pun menjadi meninggi. Lalu beliau bersabda: ‘Tidak akan terjadi hari kiamat sehingga muncul sepuluh tanda; yaitu terbit matahari dari sebelah barat muncul Dajjal muncul asap keluar binatang muncul Ya’juj dan Ma’juj turun Isa putra Maryam dan tiga khusuf satu di timur satu di barat dan satu di Jazirah Arab dan api yg keluar dari arah Yaman dari dataran terendah ‘Adn yg menggiring manusia ke tempat mahsyar’.”
    Berita tentang muncul Dajjal dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yg wajib diimani dgn sifat-sifat yg telah disebutkan dgn terang dan jelas yg tdk butuh penakwilan apapun di antaranya:
    1. Dia dari Bani Adam
    2. Laki-laki
    3. Pemuda
    4. Pendek
    5. Berkulit merah
    6. Keriting rambutnya
    7. Dahi lebar
    8. Leher lebar
    9. Mata buta sebelah kanan
    10.Tertulis di antara dua mata ك ف ر
    11.Tidak berketurunan
    12.Pada mata sebelah kiri terdapat daging tumbuh.
    Sifat-sifat di atas disebutkan di dlm banyak hadits baik dlm Ash-Shahihain atau selain keduanya.

    Dajjal adl dari Bani Adam Bukan Lambang Kejahatan dan Kerusakan
    Termasuk benar keimanan seorang hamba kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya yaitu mengimani bahwa Dajjal adl dari Bani Adam dan bukan sebuah lambang kejahatan dan lambang khurafat seperti yg telah dikatakan oleh Muhammad Abduh dlm kitab tafsir Al-Manar lalu diikuti oleh Abu ‘Ubayyah yg mengatakan bahwa Dajjal adl sebuah lambang dari kejahatan dan bukan salah seorang Bani Adam.
    Penakwilan ini termasuk sikap memalingkan makna lahiriah nash-nash.
    Asal Dajjal dari Bani Adam telah dijelaskan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dlm banyak hadits. Dari penjelasan nash tersebut tidaklah masuk akal bila dimaknakan kepada sebuah lambang. Coba perhatikan hadits di bawah ini yg diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhari rahimahullahu dan Al-Imam Muslim rahimahullahu dari sahabat Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma:
    ذَكَرَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمًا بَيْنَ ظَهْرَانَيِ النَّاسِ الْمَسِيْحَ الدَّجَّالَ، فَقَالَ: إِنَّ اللهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى لَيْسَ بِأَعْوَرَ أَلاَ إِنَّ الْمَسِيْحَ الدَّجَّالَ أَعْوَرُ عَيْنِ الْيُمْنَى كَأَنَّ عَيْنَهُ عِنَبَةٌ طَافِيَةٌ. قَالَ: وَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَرَانِي اللَّيْلَةَ فِي الْمَنَامِ عِنْدَ الْكَعْبَةِ فَإِذَا رَجُلٌ آدَمُ كَأَحْسَنِ مَا تَرَى مِنْ أُدْمِ الرِّجَالِ تَضْرِبُ لِمَّتُهُ بَيْنَ مَنْكِبَيْهِ، رَجِلُ الشَّعْرِ يَقْطُرُ رَأْسُهُ مَاءً، وَاضِعًا يَدَيْهِ عَلَى مَنْكِبَيْ رَجُلَيْنِ وَهُوَ بَيْنَهُمَا يَطُوْفُ بِالْبَيْتِ فَقُلْتُ: مَنْ هَذَا؟ فَقَالُوا: الْمَسِيْحُ ابْنُ مَرْيَمَ. وَرَأَيْتُ وَرَاءَهُ رَجُلاً جَعْدًا قَطَطًا أَعْوَرَ عَيْنِ الْيُمْنَى كَأَشْبَهِ مَنْ رَأَيْتُ مِنْ النَّاسِ بِابْنِ قَطَنٍ، وَاضِعًا يَدَيْهِ عَلَى مَنْكِبَيْ رَجُلَيْنِ يَطُوْفُ بِالْبَيْتِ. فَقُلْتُ: مَنْ هَذَا؟ قَالُوا: هَذَا الْمَسِيْحُ الدَّجَّالُ
    Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan pada suatu hari di tengah keramaian tentang Al-Masih Ad-Dajjal. Beliau berkata: “Sesungguh Allah tdk buta sebelah dan ketahuilah Al-Masih Ad-Dajjal adl buta mata sebelah kanan seperti buah anggur yg menonjol.” Ibnu ‘Umar berkata: “Rasulullah bersabda: ‘Diperlihatkan dlm mimpiku pada suatu malam ketika aku berada di Ka’bah kemunculan secara tiba-tiba seseorang dari Bani Adam yg terlihat sangat bagus berkulit sawo matang dari Bani Adam rambut tersisir di antara kedua pundak dlm keadaan meletakkan kedua tangan di atas dua pundak dua lelaki dan dia melaksanakan thawaf di antara kedua aku berkata: ‘Siapa ini?’ Mereka berkata: ‘Al-Masih bin Maryam.’ Dan aku melihat di belakang ada seseorang yg sangat keriting rambut dan buta mata sebelah kanan dan serupa dgn Ibnu Qathan. Dia meletakkan tangan di atas pundak dua laki2 dan thawaf di Ka’bah. Lalu aku berkata: ‘Siapa ini?’ Mereka menjawab: ‘Ini adl Al-Masih Ad-Dajjal’.”

    Kenapa Tidak Disebutkan Dajjal Di dlm Al-Qur`an dgn Jelas Sebagaimana dlm Hadits-hadits?
    Mungkin orang2 akan berta kenapa tdk disebutkan di dlm Al-Qur`an dgn jelas tentang Dajjal sebagaimana disebutkan di dlm hadits-hadits? Padahal perkara Dajjal tidaklah jauh lbh besar dari perkara Ya’juj dan Ma’juj sementara urusan Ya’juj dan Ma’juj disebutkan di dlm Al-Qur`an?
    Telah disebutkan alasan oleh para ulama dlm banyak pendapat. Di antaranya:
    1. Penyebutan Dajjal di dlm Al-Qur`an termasuk dlm kandungan ayat:
    هَلْ يَنْظُرُوْنَ إِلاَّ أَنْ تَأْتِيَهُمُ الْمَلاَئِكَةُ أَوْ يَأْتِيَ رَبُّكَ أَوْ يَأْتِيَ بَعْضُ آيَاتِ رَبِّكَ يَوْمَ يَأْتِي بَعْضُ آيَاتِ رَبِّكَ لاَ يَنْفَعُ نَفْسًا إِيْمَانُهَا لَمْ تَكُنْ آمَنَتْ مِنْ قَبْلُ أَوْ كَسَبَتْ فِي إِيْمَانِهَا خَيْرًا قُلِ انْتَظِرُوا إِنَّا مُنْتَظِرُوْنَ
    “Yang mereka nanti-nanti tdk lain hanyalah kedatangan malaikat kepada mereka atau kedatangan Rabbmu atau kedatangan beberapa ayat Rabbmu. Pada hari datang ayat dari Rabbmu tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang kepada diri sendiri yg belum beriman sebelum itu atau dia mengusahakan kebaikan dlm masa imannya. Katakanlah: ‘Tunggulah olehmu sesungguh kamipun menunggu ’.”
    Yang dimaksud dgn ‘tanda-tanda Rabbmu’ dlm ayat ini adl muncul Dajjal terbit matahari dari sebelah barat dan muncul daabbah . Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menjelaskan di dlm sebuah sabdanya:
    ثَلاَثَةٌ إِذَا خَرَجْنَ لَمْ يَنْفَعْ نَفْسًا إِيْمَانُهَا لَمْ تَكُنْ آمَنَتْ مِنْ قَبْلُ: الدَّجَّالُ وَالدَّابَّةُ وَطُلُوْعُ الشَّمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا
    “Tiga hal apabila telah muncul mk tiada bermanfaat lagi sebuah keimanan bagi seorang jiwa yg belum beriman : Dajjal daabbah dan terbit matahari dari arah barat.”
    2. Al-Qur`an menyebutkan akan turun Nabi ‘Isa ‘alaihissalam dan dialah yg akan membunuh Dajjal. mk dgn menyebutkan Masihil Huda sudah cukup dari penyebutan Masihidh Dhalal . Dan kebiasaan orang Arab adl mencukupkan diri dgn menyebutkan salah satu yg berlawanan.
    3. Bahwa muncul Dajjal disebutkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala di dlm firman-Nya:
    لَخَلْقُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ أَكْبَرُ مِنْ خَلْقِ النَّاسِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لاَ يَعْلَمُوْنَ
    “Sesungguh penciptaan langit dan bumi lbh besar daripada penciptaan manusia akan tetapi kebanyakan manusia tdk mengetahui.”
    Yang dimaksud kata “manusia” di dlm ayat ini adl Dajjal. dlm istilah kaidah bahasa termasuk dlm bab penyebutan secara umum sedangkan yg dimaksud adl khusus yaitu Dajjal. Abu ‘Aliyah berkata: “Arti lbh besar dari penciptaan Dajjal yg diagungkan oleh orang2 Yahudi.”
    Dan Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullahu berkata: “Ini kalau memang benar adl sebaik-baik jawaban. Dan ini termasuk perkara-perkara yg ditugaskan kepada Rasul-Nya utk dijelaskan. Dan ilmu ada di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.”
    4. Al-Qur`an tdk menyebutkan Dajjal sebagai bentuk penghinaan terhadapnya. Di mana dia menobatkan diri sebagai Tuhan padahal dia adl manusia. Tentu sikap ini menafikan kemahaagungan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan kemahasempurnaan-Nya serta kesucian-Nya dari sifat-sifat kekurangan. Oleh krn itu urusan Dajjal di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala adl sangat hina dan kecil utk disebutkan.
    Jika demikian mengapa tentang Fir’aun yg mengaku sebagai Tuhan disebutkan di dlm Al-Qur`an? Jawaban adalah: “Perkara Fir’aun telah selesai dan habis masa dan disebutkan sebagai peringatan bagi manusia. Adapun urusan Dajjal akan muncul di akhir zaman sebagai ujian bagi manusia.”
    Dan terkadang sesuatu itu tdk disebutkan krn jelas dan nyata perkaranya.

    Inilah beberapa pendapat dari jawaban dan alasan ulama tentang mengapa tdk disebutkan permasalahan Dajjal di dlm Al-Qur`an. Pertanyaan-pertanyaan seperti itu wajar bila muncul karena Ibnu Hajar rahimahullahu menjelaskan: “Pertanyaan tentang tdk disebutkan Dajjal di dlm Al-Qur`an akan terus muncul. Karena Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan perkara Ya`juj dan Ma`juj sementara fitnah mereka sama dgn fitnah Dajjal.”
    Pengarang kitab Asyrathus Sa’ah menguatkan pendapat yg pertama yaitu Dajjal telah disebutkan di dlm Al-Qur`an sebagaimana kandungan ayat dlm surat Al-An’am di atas secara global dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam diamanatkan utk menjelaskan .

    Fitnah Dajjal
    Tidak ada yg mengingkari bahwa fitnah Dajjal adl fitnah besar sepanjang perjalanan hidup Bani Adam di atas dunia ini sampai pada hari kiamat. Hal ini disebabkan berbagai bentuk keanehan yg diciptakan Allah Subhanahu wa Ta’ala yg bisa diperbuat oleh Dajjal tersebut sebagaimana dijelaskan dlm banyak riwayat. Dua fitnah yg sesungguh diusung oleh Dajjal utk merekrut pengikut itulah fitnah syahwat dan fitnah syubuhat. Di bawah ini akan dijelaskan beberapa fitnah besar Dajjal terhadap umat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
    1. Bersama Dajjal ada surga dan neraka
    Diriwayatkan oleh Al-Imam Muslim dlm Shahih- dari sahabat Hudzaifah bin Al-Yaman radhiyallahu ‘anhu dia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
    الدَّجَّالُ أَعْوَرُ الْعَيْنِ الْيُسْرَى جُفَالُ الشَّعَرِ مَعَهُ جَنَّةٌ وَنَارٌ فَنَارُهُ جَنَّةٌ وَجَنَّتُهُ نَارٌ
    “Dajjal adl buta sebelah kiri sangat keriting rambut dan bersama surga dan neraka. Namun neraka adl surga dan surga adl neraka.”
    2. Bersama ada sungai-sungai yg penuh air
    Diriwayatkan oleh Al-Imam Muslim rahimahullahu dari shahabat Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu berkata Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
    لَأَنَا أَعْلَمُ بِمَا مَعَ الدَّجَّالِ، مِنْهُ مَعَهُ نَهْرَانِ يَجْرِيَانِ أَحَدُهُمَا رَأْيَ الْعَيْنِ مَاءٌ أَبْيَضُ وَاْلآخَرُ رَأْيَ الْعَيْنِ نَارٌ تَأَجَّجُ فَإِمَّا أَدْرَكَنَّ أَحَدٌ فَلْيَأْتِ النَّهْرَ الَّذِي يَرَاهُ نَارًا وَلْيُغَمِّضْ ثُمَّ لْيُطَأْطِئْ رَأْسَهُ فَيَشْرَبَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مَاءٌ بَارِدٌ، وَإِنَّ الدَّجَّالَ مَمْسُوْحُ الْعَيْنِ عَلَيْهَا ظَفَرَةٌ غَلِيْظَةٌ مَكْتُوْبٌ بَيْنَ عَيْنَيْهِ كَافِرٌ يَقْرَؤُهُ كُلُّ مُؤْمِنٍ كَاتِبٍ وَغَيْرِ كَاتِبٍ
    “Sesungguh aku mengetahui apa yg menyertai Dajjal. Yaitu bersama ada dua sungai yg mengalir. Dengan penglihatan mata salah satu adl air yg putih dan yg lain api yg berkobar. mk barangsiapa menjumpai yg demikian hendaklah dia mendatangi sungai yg dia lihat sebagai api dan pejamkan mata kemudian tundukkan kepala dan minumlah dari krn sesungguh itu adl air yg dingin. Sesungguh Dajjal buta dan pada mata ada daging tumbuh yg tebal serta tertulis di antara dua mata kafir yg akan dibaca oleh tiap orang yg beriman baik yg bisa menulis atau tidak.”
    3. Memerintahkan langit utk menurunkan hujan dan bumi menumbuhkan tanamannya
    Hal ini dijelaskan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana dlm riwayat Al-Imam Muslim rahimahullahu dlm Shahih beliau dari sahabat An-Nawwas bin Sam’an radhiyallahu ‘anhu:
    قُلْنَا: يَا رَسُوْلَ اللهِ وَمَا لَبْثُهُ فِي اْلأَرْضِ؟ قَالَ:أَرْبَعُوْنَ يَوْمًا يَوْمٌ كَسَنَةٍ وَيَوْمٌ كَشَهْرٍ وَيَوْمٌ كَجُمُعَةٍ وَسَائِرُ أَيَّامِهِ كَأَيَّامِكُمْ. قُلْنَا: يَا رَسُوْلَ اللهِ، فَذَلِكَ الْيَوْمُ الَّذِي كَسَنَةٍ أَتَكْفِيْنَا فِيْهِ صَلاَةُ يَوْمٍ؟ قَالَ: لاَ، اقْدُرُوا لَهُ قَدْرَهُ. قُلْنَا: يَا رَسُوْلَ اللهِ، وَمَا إِسْرَاعُهُ فِي اْلأَرْضِ؟ قَالَ: كَالْغَيْثِ اسْتَدْبَرَتْهُ الرِّيْحُ، فَيَأْتِي عَلَى الْقَوْمِ فَيَدْعُوْهُمْ فَيُؤْمِنُوْنَ بِهِ وَيَسْتَجِيْبُوْنَ لَهُ فَيَأْمُرُ السَّمَاءَ فَتُمْطِرُ وَاْلأَرْضَ فَتُنْبِتُ
    Kami berkata: “Ya Rasulullah berapa lama masa tinggal di atas dunia?” Beliau bersabda: “40 hari. Satu hari bagaikan satu tahun satu hari bagaikan satu bulan dan satu hari bagaikan satu minggu dan selain itu hari sama dgn hari biasa.” Kami mengatakan: “Ya Rasulullah bagaimana kalau satu hari bagaikan satu tahun apakah cukup bagi kita utk melaksanakan shalat satu hari?” Rasulullah bersabda: “Tidak tetapi ukurlah kadarnya.” Kami berkata: “Ya Rasulullah bagaimana tentang kecepatan di muka bumi?” Beliau bersabda: “Bagaikan hujan yg ditiup oleh angin lalu dia mendatangi kaum dan menyerukan mereka sehingga mereka beriman kepada dan menerima seruannya. Dia juga memerintahkan langit utk menurunkan hujan dan kemudian hujan turun; dan memerintahkan bumi utk menumbuhkan tanaman mk kemudian tumbuh.”
    4. Bersama segala perbendaharaan bumi dan bisa menempuh arah dgn cepat bagaikan hujan yg ditiup oleh angin. Sebagaimana dalil yg disebutkan di atas.
    5. Menghidupkan dan mematikan.
    Diriwayatkan oleh Al-Imam Muslim rahimahullahu dari sahabat Abu Sai’d Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu berkata:
    حَدَّثَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمًا حَدِيْثًا طَوِيْلاً عَنِ الدَّجَّالِ فَكَانَ فِيْمَا حَدَّثَنَا قَالَ: يَأْتِي وَهُوَ مُحَرَّمٌ عَلَيْهِ أَنْ يَدْخُلَ نِقَابَ الْمَدِيْنَةِ فَيَنْتَهِي إِلَى بَعْضِ السِّبَاخِ الَّتِي تَلِي الْمَدِيْنَةَ فَيَخْرُجُ إِلَيْهِ يَوْمَئِذٍ رَجُلٌ هُوَ خَيْرُ النَّاسِ أَوْ مِنْ خَيْرِ النَّاسِ فَيَقُوْلُ لَهُ: أَشْهَدُ أَنَّكَ الدَّجَّالُ الَّذِي حَدَّثَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَدِيْثَهُ. فَيَقُوْلُ الدَّجَّالُ: أَرَأَيْتُمْ إِنْ قَتَلْتُ هَذَا ثُمَّ أَحْيَيْتُهُ أَتَشُكُّوْنَ فِي اْلأَمْرِ؟ فَيَقُوْلُوْنَ: لاَ. قَالَ: فَيَقْتُلُهُ ثُمَّ يُحْيِيْهِ فَيَقُوْلُ حِيْنَ يُحْيِيْهِ: وَاللهِ مَا كُنْتُ فِيْكَ قَطُّ أَشَدَّ بَصِيْرَةً مِنِّي اْلآنَ. قَالَ: فَيُرِيْدُ الدَّجَّالُ أَنْ يَقْتُلَهُ فَلاَ يُسَلَّطُ عَلَيْهِ
    Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyampaikan kepada kami sebuah hadits yg panjang tentang Dajjal pada suatu hari. Di antara apa yg beliau sampaikan adalah: “Dajjal datang dan dia diharamkan utk masuk ke kota Madinah mk dia berakhir di daerah yg tanah bergaram yg berada di sekitar Madinah. mk keluarlah kepada seorang yg paling baik dan dia berkata: ‘Aku bersaksi bahwa kamu adl Dajjal yg telah diceritakan oleh Rasulullah.’ Lalu Dajjal berkata : ‘Bagaimana jika aku membunuh orang ini kemudian menghidupkan apakah kalian masih tetap ragu tentang urusanku?’ Mereka berkata: ‘Tidak.’ Dia pun membunuh kemudian menghidupkannya. Orang yg baik itu berkata setelah dihidupkan: ‘Demi Allah aku semakin yakin tentang dirimu.’ Rasulullah berkata: ‘Lalu Dajjal ingin membunuh lagi namun dia tdk sanggup melakukannya’.”
    6. Melakukan penipuan dgn mengubah wujud seseorang
    Demikianlah beberapa bentuk dari sekian fitnah Dajjal yg sangat dahsyat. Tidak ada seorang pun yg akan selamat melainkan orang2 yg berusaha menyelamatkan diri kemudian dijemput oleh rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dengan rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala dia selamat dari fitnah Dajjal yg amat sangat dahsyat.
    Bentuk fitnah yg juga diusung oleh Dajjal dlm rangka mencari pengikut adl fitnah syahwat. Sungguh Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menguji kita dgn sedikit harta benda dunia dan kita berguguran menjadi budak kesesatan. Bisa dibayangkan jika si Dajjal mengusung surga dan neraka membunuh dan menghidupkan di tangan ada perbendaharaan bumi memerintahkan langit utk menurunkan hujan lalu turun. Dan memerintahkan bumi menumbuhkan tanam-tanaman lalu tumbuh kemudian menawarkan kepada kita. Ke manakah kita akan menginjakkan kaki? Apakah menjadi pengikut Dajjal yg di tangan keni’matan semu atau menjadi kekasih Allah Subhanahu wa Ta’ala? Jawaban ada dlm diri kita masing-masing.

    Ucapan Ulama tentang Kejadian Luar Biasa pada Dajjal
    Al-Qadhi ‘Iyadh rahimahullahu berkata: “Hadits-hadits ini yg disebutkan oleh Al-Imam Muslim rahimahullahu dan selain beliau tentang kisah Dajjal adl hujjah bagi ahlul haq tentang kebenarannya. Dia adl manusia biasa yg dijadikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagai ujian bagi hamba-hamba-Nya. Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan kemampuan kepada berupa hal-hal yg merupakan kekuasaan Allah Subhanahu wa Ta’ala semata seperti menghidupkan mayat yg dibunuh serta bersama ada segala keni’matan dunia surga dan neraka perbendaharaan dunia dia memerintahkan langit utk menurunkan hujan lalu terjadi dan memerintahkan bumi utk menumbuhkan lalu terlaksana. Semua terjadi dgn kekuasaan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan kehendak-Nya. Kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan kepada ketidaksanggupan utk membunuh orang tersebut dan selain orang tersebut. Allah Subhanahu wa Ta’ala juga membatilkan urusan lalu dia dibunuh oleh Nabi ‘Isa ‘alaihissalam dan Allah Subhanahu wa Ta’ala mengokohkan orang2 yg beriman. Inilah madzhab Ahlus Sunnah dan seluruh ahli hadits serta para fuqaha dan para peneliti. Berbeda dgn orang2 yg mengingkari dan menolak perkara seperti Khawarij Jahmiyyah sebagian Mu’tazilah serta selain mereka yaitu bahwa Dajjal itu benar ada namun kejadian-kejadian luar biasa pada diri Dajjal adl khayalan yg tdk memiliki hakikat. Mereka mengira jika hal itu benar niscaya tdk ada perbedaan dgn mukjizat yg terjadi pada diri nabi. Cara berfikir seperti ini termasuk kesalahan mereka seluruh krn Dajjal tdk mengaku sebagai nabi dan apa yg terjadi pada diri hanya sebatas sebagai bukti bahwa dia Dajjal. Dia justru mengaku sebagai Rabb meski pada kenyataan dia berdusta dlm pengakuan dari sisi penampilan sendiri sesuatu yg baru terjadi kekurangan dlm hal penciptaan ketidaksanggupan utk menghilangkan kebutaan mata dan menghilangkan tulisan kafir yg terdapat di antara dua matanya.
    Karena bukti-bukti ini dan selain pada diri Dajjal mk tdk tertipu dengan kecuali orang2 rendahan. Ini semata-mata utk menutupi keinginan dan kemiskinan berharap utk memenuhi kebutuhan hidup atau menyelamatkan diri atau takut dari gangguan krn fitnah yg dahsyat dan membingungkan akal.
    Oleh krn itulah para nabi memperingatkan dari fitnah serta menjelaskan tentang kelemahan dan bukti kedustaannya. Adapun orang yg diberikan taufiq oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala mereka tdk akan tertipu dan terpesona dgn apa yg menyertai dari bukti-bukti yg penuh kedustaan bersamaan dgn apa yg telah dijelaskan tentang keadaannya. Pantaslah orang yg telah dibunuh berkata: “Tidak menambahku tentang dirimu kecuali keyakinan.”
    Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullahu berkata: “Sesungguh Dajjal dijadikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagai ujian bagi hamba-hamba-Nya dgn kejadian-kejadian luar biasa yg diciptakan Allah Subhanahu wa Ta’ala melalui tangan yg bisa disaksikan pada masanya. Dan bagi orang yg memenuhi panggilannya; memerintahkan langit utk menurunkan hujan lalu turun dan memerintahkan bumi utk menumbuhkan tanaman lalu terlaksana yg bisa dimakan oleh binatang-binatang ternak dan dimanfaatkan oleh mereka sendiri kemudian mereka bisa mengambil manfaat dari binatang ternak baik daging ataupun susunya. Dan orang yg tdk memenuhi panggilan serta menolak seruan akan ditimpa oleh paceklik penuh kekurangan binatang-binatang ternak mereka habis mati kekurangan pada harta benda jiwa dan buah-buahan. Bersama juga ada perbendaharaan bagaikan mayang kurma dan dia membunuh seseorang lalu menghidupkannya. Ini semua bukan penipuan melainkan hakikat yg nyata yg diciptakan Allah Subhanahu wa Ta’ala utk menguji hamba-hamba-Nya pada akhir zaman nanti. Allah Subhanahu wa Ta’ala menyesatkan banyak orang dan memberikan hidayah kepada mereka. orang2 yg ragu niscaya mereka akan kafir. Dan akan bertambahlah iman orang2 yg beriman.”
    Ibnu Hajar rahimahullahu berkata: “Pada diri Dajjal terdapat bukti nyata atas kedustaan di hadapan orang2 yg berakal. Karena dia memiliki wujud fisik serta memiliki bukti dari perbuatannya. Bersamaan dgn kekurangan pada diri bahwa dia adl orang yg buta sebelah matanya. Jika dia menyeru manusia utk mempertuhankan itu menunjukkan keadaan yg paling buruk. Bagi orang yg berakal mengetahui bahwa dia tdk mungkin akan bisa menciptakan selain memperbaiki dan memperbagus serta dia tdk sanggup utk menghilangkan kekurangan yg ada pada dirinya. mk ucapan yg paling ringan utk dikatakan adalah: ‘Wahai orang yg menyangka bisa menciptakan langit dan bumi bentuklah dirimu perbaguslah dan hilangkan sifat kekurangan pada dirimu. Dan jika kamu menyangka bahwa tdk akan terjadi sesuatu yg baru pada diri Rabb mk hilangkan apa yg tertulis di antara kedua matamu’.”
    Ibnul ‘Arabi rahimahullahu berkata: “Segala tanda-tanda kebesaran yg terjadi pada tangan Dajjal dari turun hujan serta tanah menjadi subur bagi orang yg memercayai dan ketandusan atas orang yg mengingkari dan segala yg bersama berupa perbendaharaan bumi bersama surga dan neraka dan air yg mengalir semua merupakan ujian dari Allah Subhanahu wa Ta’ala agar orang2 yg ragu menjadi binasa dan orang2 yg bertakwa menjadi selamat. Semua merupakan perkara yg sangat menakutkan. Oleh krn itu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidak ada fitnah yg paling besar dari fitnah Dajjal.”
    Demikianlah beberapa ucapan para ulama bahwa kejadian-kejadian luar biasa pada diri Dajjal adl perkara yg hakiki bukan khayalan atau sebuah kamuflase. Dan demikianlah keterangan-keterangan nash yg wajib diimani.

    Kiat-Kiat Terhindar dari Fitnah Dajjal
    Sebagaimana dlm pembahasan di atas sangat jelas bahwa fitnah Dajjal amat sangat berat dan besar sehingga tidaklah heran jika Dajjal memiliki banyak pengikut. Dan pengikut Dajjal yg terbanyak adl dari kalangan Yahudi orang ajam bangsa Turki orang2 A’rabi dan kaum wanita. Hal ini telah dijelaskan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam seperti sabda beliau:
    يَتْبَعُ الدَّجَّالَ مِنْ يَهُوْدِ أَصْبَهَانَ سَبْعُوْنَ أَلْفًا عَلَيْهِمُ الطَّيَالِسَةُ
    “Yang akan mengikuti Dajjal adl Yahudi Ashbahan dan 70.000 dari mereka memakai pakaian yg tebal dan bergaris.”
    Dalam riwayat Al-Imam Ahmad rahimahullahu no. 11290 disebutkan: “70.000 dari mereka memakai mahkota.”
    Begitu juga dari kaum ‘ajam telah dijelaskan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dlm riwayat Al-Bukhari dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.
    Adapun bangsa Turki disebutkan oleh Ibnu Katsir rahimahullahu: “Yang nampak wallahu ‘alam yg dimaksud dgn orang2 Turki adl para pembela Dajjal.”
    Tentang keadaan orang2 Badui sebagai pengikut Dajjal terbanyak disebabkan kejahilan menguasai mereka sebagaimana dlm riwayat Muslim rahimahullahu dari sahabat Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu.
    Adapun kebanyakan pengikut mereka dari kaum wanita krn keadaan mereka lbh jelek dari kaum Badui krn cepat mereka terpengaruh dan mereka dikuasai kejahilan sebagaimana dlm riwayat Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma yg diriwayatkan oleh Al-Imam Ahmad rahimahullahu dan dishahihkan sanad oleh Ahmad Syakir rahimahullahu.
    Kalaulah demikian besar fitnah dan banyak yg mengikuti mk sudah barang tentu kita harus berusaha menyelamatkan diri dari fitnahnya. Dan inilah beberapa kiat utk menyelamatkan diri dari fitnah-fitnah Dajjal.
    Pertama: Berpegang teguh dgn Islam dan bersenjatakan iman serta mengetahui nama-nama Allah Subhanahu wa Ta’ala dan sifat-sifat-Nya yg mulia yg tdk ada seorangpun menyamai-Nya dlm masalah ini. Diketahui bahwa Dajjal adl manusia biasa yg makan dan minum dan Maha Suci Allah dari hal itu. Dajjal buta sebelah sementara Allah Subhanahu wa Ta’ala tdk demikian. Dan tdk ada seorang pun bisa melihat Allah Subhanahu wa Ta’ala sampai mati sementara Dajjal dilihat ketika keluar baik oleh orang2 kafir atau mukmin.
    Kedua: Berlindung dari fitnah Dajjal terlebih ketika shalat sebagaimana yg banyak diriwayatkan dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
    Ketiga: Membaca sepuluh ayat dari surat Al-Kahfi baik awal ataupun akhir di hadapan Dajjal sebagaimana yg telah disebutkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
    Keempat: Lari dari Dajjal dan mencari tempat perlindungan seperti kota Makkah dan Madinah. Karena kedua adl tempat yg tdk akan dimasuki oleh Dajjal sebagaimana disebutkan dlm riwayat Al-Imam Ahmad Abu Dawud dan Al-Hakim dari sahabat ‘Imran bin Hushain radhiyallahu ‘anhu dan dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu di dlm kitab Shahih Al-Jami’us Shagir .
    Wallahu alam.

    1 Tentu jawab bukanlah dia yg dimaksud dlm hadits-hadits Dajjal. Karena banyak sifat dan keadaan Dajjal yg tdk ada padanya. Dan tanda-tanda kiamat yg besar itu datang silih berganti dgn cepat sebagaimana disebutkan dlm sebagian hadits. Dan ini belum terjadi pada zaman ini

    Reply
  72. Almuttadin fisabililah

    nama pun dajjal memang dah terkenal dengan tipu dayanya sama dengan yahudi,yahudi tu juga dajjal dan dajjal itu yahudi.semua ini nak menyesatkan manusia.orang islam perlu ada akidah supaya tidak sesat dan di tipu oleg dajjal.

    Reply
  73. Hambah Allah

    ya Allah ampunilah dosa orang2 di bumi ini! dekat ‘kanlah mereka kebenara! jauh’kanlah mereka dari kekufuran atau fitnah yang keji! Tambahan ya Allah jauhkanlah Dajjal itu dari orang seperti kami(manusia)! amin ya robal alamin!

    Reply
  74. HAMBA ALLAH

    eh dika keep your fucking mouth! emang agma lo apa? lo ngomong gitu karna lo nga ada agama.. as u know orang kyak lo BELUM MATI AJA WDAH PAZTI MASUK NERAKA. TOBATLAH ALLAHUAKBAR

    Reply
  75. arief

    buat gw mikirin dajjal tu ga penting banget,,,
    yg penting buat gw,,tetap semangat ibadah pd ALLAH,,dan percaya pada rasulnya,,

    Reply
  76. rey

    inti.a…
    gmna kuat iman kita.. bnyak hl yg msti qta prbaiki.. dari cara qta hdup hngga sluk bluk qta hdup.. jgn dlu d hdepin ma iblis tu ma antek2.a ajja qta dah kna pngaruh apaligi ma iblis tu…iblis kn raja dari sgla raja kjhatan.. mka.a marilah qta hdup sesuai dgn syariat islam…

    Reply
  77. agus

    menurut sayaaaa hanya allah yang tahu,
    kedatangan dajjal setahu saya akan datang di swedia gunung emas segitiga bermuda
    bukan di india.

    Reply
  78. dhananjaya

    siapa yang dajjal…. siapa yang menjadi penjelmaan tuhan……? silahkan pikir dengan logika, lihat dengan mata, dan simpulkan kebenaran itu………

    Reply
  79. iman hipnosis

    HIPNOTIS DAHSYAT

    belajar HIPNOTIS sangatlah Mudah bersama saya anda bisa memiliki Ke
    ilmuan Hipnosis seperti Romy rafael& Uya kuya dengan biaya yang sangat
    terjangkau.
    hanya 25% teori dan 75% Praktik dalam 2 jam di jamin Mahir. dengan
    biaya hanya
    Rp500 ribu garansi Total
    khusus di daerah Cimahi& Bandung bisa privat langsung, Luar kota bisa
    lewat telfon& email.
    Facebook : nurimanmuhamad53@yahoo.com
    berminat silahkan hubungi
    nomber pribadi saya
    081909316381

    Reply
  80. DAJJAL

    Ass. Wr wb.

    Guys buat yg ngaku umat muslim jgn sembarangan mudah tersulut emosi dan terprofokasi.

    Kita semua tau agama islam sedang difitnah . Kita semua juga tau islam adalah agama yg penuh rahmat bagi semesta alam.
    Tp bagaimana umat agama lain bisa melihat ke indahan islam jika umat islam nya sendiri sangat mudah terprofokasi , terpancing emosi dan dgn lantang nya mencaci maki bahkan sering kali di sertai aksi2 anarkis pada saat mrk menyaksikan atau mendengar sindiran2 maupun fitnah2 dr umat lain?.. Sadarkah kalian justru MEMPERKERUH image islam dimata dunia.

    Sayapun tidak akan tinggal diam jika islam di fitnah. Akan sangat berdosa jika sy tidak menegur. Tp bukan dgn cacian2 extreme disertai kata2 kotor atau aksi2 anarkis yg justru akan memperburuk image islam. Wajar saja mereka kira islam agama yg arogan jika umatnya besikap bersikap seperti itu. mereka bertanya itu ke indahan agama kalian wahai umat2 muslim? Agama yg penuh rahmat bagi semesta alam ? Dan org2 KAFIR pun TERTAWA kecil sambil berkata dlm hati..
    “Indah nya agama islam , serupa tp tak sama lah dgn KAMI” hahaha

    so guys mari bukti kan kepada dunia. Caranya sangat simple kok,

    – jgn mudah terprofokasi dan bertindak anarkis, serahkan saja semua kepada ALLAH swt.
    – Saling menghormati dan menghargai kepada agama lain, jgn merasa paling benar. Ingat manusia tak luput dr khilaf dan kesalahan,
    – jika mrka mencaci dan mem fitnah, jgn balik mencaci apa lg anarkis.
    -Introspeksi diri kita masing2, Dan benahi dulu internal problem sesama muslim yg jauh lebih penting . tapi Ingat .. dengan tindakan yg mencerminkan keindahan ajaran islam.
    – terapkan ajaran dan syariat2 islam dan saling mengingat kan sesama muslim. Subhanallah indahnya. Dan masih banyak lg cara2 lain nya 🙂

    keimanan umat muslim pun pasti akan selalu di uji oleh ALLAH SWT. So guys please be aware all the time.

    Pertanyaan :

    1. Pernah terfikirkah anda jika anda bukan terlahir sebagai muslim?,
    Contoh nya bagaimana jika anda terlahir dari keluarga, keturunan, atau nenek moyang non-muslim ?
    ( Secara general, sudah pasti kita akan mengikuti ajaran agama mreka, yg pastinya pun sudah ditanam kan orangtua kita sejak dini . Orang2 yg terlahir sebagai muslim pastinya sangat lah merasa berutung )

    2. Dan bagaimana menurut pandangan anda terhadap umat2 muslim yg di image kan skrg ini? Tentunya masih berkaitan dgn pertanyaan 1.
    (Otomatis anda akan melihat secara general yg tentunya justru tidak mencermin kan pribadi seorang muslimin)

    Pada dasarnya TUHAN YME itu hanya SATU kok, MANUSIA nya yg banyak, lagi pula mana ada ajaran agama yg di akui negara ini atau negara manapun yg mengajarkan KEJAHATAN??? Yahudi? mengajarkan kejahatan terhadap sesama manusia ? Di ajarkan saling membunuh, memperkosa, merampok, sesama yahudi ?

    ( Bagi yg perkenan menjawab di persilah kan )

    Bagi yg peduli sesama muslim boleh berkomentar 🙂
    Mohon maaf jika masih bnyk kekurangan dsana sini karna tingkat pengetahuan ke islaman sy sangatlah minim maklum baru tobat.
    bilamana perlu di tambah kan.. syah2 aja sy rasa 🙂

    Peace andd love guys , regards .. wass. wr. wb.

    TTD

    DAJJAL TOBAT

    Reply
  81. salsabila

    Para umat islam,..yg tahu si baba itu dajjal cuma allah dan para nabi2 nya jga pra waliyullah,.,..jga trakhir org yg beriman dan slalu bertaqwa kpda allah,.kan dah di jlaskan dri rasullullah kpda shabatnya,..Dajjal itu siapa,…dah yg berpedoman akan qur’an dan hadist rasullullah mka ia akan selamat,..dari goda’an dajjal2 yg ada di muka bumi ini,..amin,,..amin,..ya rabball alllammieenn..!!

    Reply
  82. arya

    mohon diberikan BUKTI DAN FAKTA yang konkrit
    mengenai ia (sai baba):

    – dapat menghidupkan manusia dan menyembuhkan kanker
    – dapat menciptakan patung emas, kalung emas, injil mini dan berbagai bentuk medalai berlafadz ALLAH dalam sekejap.
    – memiliki kemampuan berjalan menjelajahi bumi dalam hitungan kejapan mata.

    anda lupa salah satu kharakteristik utama ad-dajjal !
    DAJJAL AKAN MENEMPATI SELURUH BAGIAN BUMI SELAMA WAKTU 40 HARI TIAP TEMPATNYA.. KECUALI MEKKAH DAN MEDINAH
    dan sepanjang hidupnya sampai sekarang, sai baba BELUM mendatangi SELURUH penjuru bumi..
    sekarang saja umurnya telah mencapai 81 tahun, sangatlah tidak memungkinkan umur yang sudah begitu tua mengadakan perjalanan seluruh dunia (berjalan secara kejapan mata saja tidak ada buktinya!)

    adapun karakteristik lainnya yang tak kalah penting..
    KETIKA DAJJAL BERADA DIMUKA BUMI..
    SELURUH MUSLIMIN MERASAKAN HIDUP DI DUNIA SEPERTI NERAKA, (karena kelaparan dan kekeringan)
    DAN MUNAFIQIN DAN MUSYRIKIN MERASA SEPERTI DISURGA (karena harta dan kekuasaan)

    hati-hatilah dalam mempostingkan artikel yaa antum,
    periksa dulu kebenaran isi dari artikelnya,
    sehingga kita terbebas dari perkara penyebaran fitnah..

    wassalamu ‘alaikum..

    Reply
  83. rony susanto

    sai baba bukan dajjal…….ciri ciri nya jg nga jelas ko cuma di india aja ya ..kalo benar dia seorang dajjal kenapa tdk mengunjungi setiap kota di dunia……dan apa ilmu dia,,,,,,,,,,,,,,,,,biasa2 aja dia benar benar bukan dajjal …..lol

    Reply

Leave a reply to irlan Cancel reply